Pada pukul 11 malam, Chen Youran keluar dari kamar mandi. Ponselnya yang berada di atas meja terus berdering. Dia berjalan dan mengambilnya. Itu adalah telepon dari Chen Shuna. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia mengusap layar untuk menghubungkan telepon.
Setelah telepon terhubung, teriakan Chen Shuna seketika datang dari ujung telepon, "Youran, ayah baru saja… Meninggal."
Chen Youran merasa seperti disambar petir. Seluruh tubuhnya menjadi kaku seperti batu. Jari-jarinya yang memegang ponsel sedikit mengencang sehingga dipenuhi oleh urat warna hijau.
Di luar ruang operasi, Chen Shuna menutupi bibirnya dan terisak. Setelah menerima telepon dari rumah sakit, dia bergegas tanpa mengganti pakaiannya. Dia masih mengenakan piyama dan sandal katun yang merupakan pakaian untuk tidur.
"Apa kamu ingin datang melihatnya untuk terakhir kalinya?" tanya Chen Shuna.