Saat Ji Jinchuan bangun tidur, dia merasakan lengannya mati rasa dan tidak bisa bergerak. Begitu menggerakkan lengannya, dia mendengar suara mengeluh wanita yang sedang menempel di lengannya. Dia seketika teringat bahwa Chen Youran pindah ke rumahnya tadi malam. Dia pun menatap wanita di pelukannya itu. Wanita itu masih tidur pulas dengan kain sutra hijau yang menutupi tubuhnya dan wajah putihnya tampak seperti batu giok putih tanpa cacat.
Melihat ada seseorang di sampingnya ketika bangun tidur, membuat perasaan Ji Jinchuan begitu senang. Ada sebuah kehangatan yang begitu nyata. Wanita itu adalah sosok yang kebetulan datang di kehidupannya pada saat usianya 28 tahun. Saat kembali memikirkannya, dia menolak bahwa itu adalah sebuah kebetulan. Dia lebih berpikir bahwa kebetulan itu adalah hadiah yang diberikan oleh Tuhan untuknya.