"Kakak?" Suara yang renyah dan lembut dengan sedikit getaran terdengar sangat menyenangkan.
Dari pandangan pertama, Chen Shuna menyukai saudara perempuannya yang belum pernah ditemuinya sebelumnya. Adiknya itu tampak mungil dan imut sehingga membuat orang yang melihatnya tidak bisa untuk tidak melindunginya.
"Ya, aku adalah kakakmu. Kamu akan tinggal di sini mulai sekarang. Kalau ada seseorang yang mengganggumu, beritahu aku. Kakakmu ini akan membantumu untuk memberinya pelajaran," jawab Chen Shuna sambil mengangguk. Setelah berbicara, dia menatap seorang pelayan yang ada di sampingnya dengan tatapan serius di matanya, seolah itu merupakan sebuah peringatan. Seketika pelayan itu menundukkan kepalanya karena merasa takut. Ketika Chen Youran dibawa ke ruang tamu, pelayan itu melihatnya dengan pakaian lusuh dan tatapan matanya menunjukkan penghinaan.