Xu Weilai tidak punya niat untuk menghindari Zuo An. Zuo An melihat jari-jari Xu Weilai yang ramping dan putih itu menekan nomor 110 di ponsel tanpa ragu.
Hanya dalam setengah detik, Zuo An sudah tahu yang ingin Xu Weilai lakukan. Ia tanpa sadar ingin menjangkau tangannya untuk menghentikannya.
Sayangnya, gerakannya masih lambat. Sebelum tangannya terulur, telepon Xu Weilai sudah terhubung. Ia pun mendengar suara Xu Weilai yang tenang dan tegas melalui telinganya. Kata demi kata diucapkan dengan sangat meyakinkan.
"Halo, saya mau menyerahkan diri."
Zuo An membeku dan duduk di kursi dengan keadaan linglung. Bahkan, ia lebih terkejut daripada saat dirinya tahu bahwa Xu Weilai memilih Zuo Si.