Cahaya di dalam kamar Zuo An masih redup, membuat Xu Weilai spontan menghela napas lega. Diperkirakan Zuo An masih tidur dan belum bangun.
Langkah kakinya menjadi lebih pelan dan lebih pelan. Setelah berjalan masuk, ia menutup pintu dan berbalik badan untuk melangkahkan kaki menuju tempat tidur besar. Akan tetapi, sedetik berikutnya ia mendengar sebuah suara yang tiba-tiba datang dari sofa "Weilai, dari mana kamu?"
Nafas Xu Weilai langsung terhenti.
Langkah kakinya tiba-tiba berhenti dan membeku di tempat selama lebih dari sepuluh detik sebelum memutar bola matanya yang kaku ke arah sofa.
Xu Weilai tidak tahu saat Zuo An telah bangun dari tidurnya. Sekarang, ia perlahan-lahan duduk di sofa. Xu Weilai mengulurkan tangan untuk menepuk lampu kecil di atas meja kopi. Lampu kuning samar menyala, menerangi wajahnya yang tampan dan lembut, tetapi matanya sedikit suram.