Kedatangan Kakek Gu untuk menjenguk Ayah Xu Weilai memang bukan tanpa alasan. Bahkan kata 'melamar' yang diucap dari mulut Kakek Gu sungguh membuat perasaan Xu Weilai bimbang.
'Melamar?! Apa yang dilakukan oleh orang tua ini? Bahkan bila Gu Yu sendiri yang melamarnya, itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Meskipun orang tua Xu Weilai sudah memiliki persiapan mental jika ada yang mau melamar Xu Weilai, tapi ucapan Kakek Gu tetap membuat kedua orang tua Xu terkejut. Bahkan keterkejutannya ini mampu membuat Ayah Xu hampir pingsan dibuatnya.
Sebaliknya, tangan Xu Weilai seketika gemetar, bahkan matanya membelalak lebar. Jantungnya makin berdegup kencang. Ia bukan merasa terkejut, melainkan panik setengah mati. Pikirannya berkecamuk antara mengingat ketampanan Gu Yu, namun di sisi lain sikap Gu Yu yang sangat dingin.
Mengenai perasaan buruk ini, sebelumnya Xu Weilai sudah merasakan firasat ini ketika Kakek Gu datang berkunjung. Namun, ia berusaha tetap tenang untuk tidak memikirkan hal-hal buruk itu terlalu banyak. Sayangnya hal yang tidak disangka terjadi. Kakek Gu datang dengan tujuan lebih buruk dari yang dibayangkannya.
Setelah mengatakan tujuannya, Kakek Gu tidak terburu-buru meminta jawaban dari kedua orang tua Xu Weilai. Ia sabar menanti reaksi orang tua Xu Weilai menanggapi permintaan ini.
Ruang perawatan Ayah Xu pun sejenak menjadi sunyi. Dengan adanya pertanyaan itu, kedua orang tua Xu seakan mendapat durian runtuh. Ayah Xu pun berusaha mengendalikan kegembiraannya. Ia bertanya dan berusaha untuk menegaskan pernyataan itu lagi, "Kakek Gu, benarkah Anda datang kemari mewakili Gu Yu melamar Xu Weilai?"
"Betul." Kakek Gu mengangguk yakin. Ia pun mengulang lagi ucapanya dengan lebih yakin, "Aku kemari mewakili Gu Yu untuk melamar Xu Weilai. Aku berharap kalian setuju dengan pernikahan ini."
"Ya Tuhan..." Ibu Xu menutup mulut dengan tangannya, ia sama sekali tidak menyangka dengan ucapan Kakek Gu, "Benarkah? Gu Yu mau melamar Xu Weilai?"
Ucapan Kakek Gu itu telah membuat wajah Ayah Xu berseri-seri, kemudian tanpa perlu berpikir lama ia langsung menjawab, "Setuju... Setuju... tentu saja setuju!"
Tiga tahun yang lalu, meskipun putrinya merasa dirugikan akibat pertunangannya dibatalkan. Ayah Xu sebenarnya tidak tinggal diam, ia minta penjelasan mengenai alasan pembatalan itu pada Gu Yu. Setelah itu terjadi, hubungan Keluarga Xu dan Keluarga Gu jadi merenggang.
Beberapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Gu Yu sudah menjalin hubungan kekasih baru. Selama 3 tahun ini ia menjalin hubungan dengan kekasih barunya, Su Ziqian. Gu Yu pun sudah mengacuhkan Xu Weilai. Sejak itu, ayah Xu tidak berencana lagi menjodohkan putrinya dengan Gu Yu.
Kemudian ia berusaha menjodohkan Xu Weilai dengan Zhang Lei. Sayangnya kebahagiaan karena Zhang Lei yang mau menikahi Xu Weilai seketika hancur dan membuat ayah Xu Weilai jatuh sakit seperti saat ini. Ia mengira Tuhan akan mengakhiri hidupnya dan makin membuat keluarganya terpuruk. Namun tidak ada yang menyangka, roda kehidupannya telah berputar ke atas lagi dan melangkah pada takdir yang diinginkannya. Jalan ini punya harapan menuju ke masa depan yang cerah.
Meski sempat merasa tidak percaya, namun kejadian ini terasa seperti mimpi yang indah. Pada akhirnya Gu Yu mau menikah dengan Xu Weilai lagi, keluarga Xu berhasil menemukan sandaran hidupnya lagi. Ia dapat mempunyai menantu dari keluarga Gu dan setelahnya keadaan keluarga Xu akan pulih kembali.
Memikirkan hal itu, tubuh Ayah Xu semakin menggebu-gebu. Wajahnya yang semula pucat menjadi bersemu merah.
Meski demikian, Kakek Gu belum merasa gembira karena masih mendengar persetujuan dari Ayah Xu saja. Ia pun bertanya pada Xu Weilai yang belum angkat bicara sama sekali, "Xu Weilai, kau setuju?"
Sayangnya dalam hati Xu Weilai masih sangat sakit, ia masih berpegang teguh pada keseriusannya untuk menolak menikah dengan Gu Yu. Ia tetap tidak ingin menyerah begitu saja dengan strategi perjodohan Kakek Gu hari ini. Ia masih ingin berjuang lagi.
Berarti apakah dia setuju?
Ketika kemarin kakek Gu bertanya hal yang sama, sebenarnya Xu Weilai masih merasa ragu. Saat itu, dalam hatinya masih berharap bisa bersatu dengan Gu Yu.
Tetapi karena ia sudah menerima hinaan dari Gu Yu, ia jadi sepenuhnya sadar. Gu Yu bukan hanya tidak suka Xu Weilai, tapi ia amat sangat benci padanya. Gu Yu juga tidak ingin bertemu lagi dengannya. Jadi, bagaimana mungkin ia punya muka untuk muncul lagi di hadapan Gu Yu?
Satu-satunya hal yang diinginkannya saat ini adalah harga diri.
"Kakek, Mama..."
Belum selesai Xu Weilai melanjutkan ucapannya, Ayah Xu tahu hal yang akan diucapkan putrinya. Demi tidak merusak moment baik ini, Ayah Xu langsung memotong pembicaraan, "Kakek Gu, mengenai pernikahan ini, pilihan selalu berdasarkan apa yang dikatakan orang tua, betul? Aku sudah setuju dengan pernikahan ini, maka tentu saja Xu Weilai juga setuju."
Xu Weilai kaget mendengar itu ia hanya berucap dengan pelan, "Pa..!!"
"Sudah diam kau!" Sahut Ayah Xu.
Kakek Gu terdiam, ia masih merasa janggal dengan gelagat Xu Weilai. Karena itu ia pun berkata, "Tuan Xu, aku ingin bicara sebentar dengan Xu Weilai."