Chereads / Cinta Abu-Abu / Chapter 24 - Kalian Menikah Saja

Chapter 24 - Kalian Menikah Saja

Masuknya Kakek Gu dalam kamar itu membuat kecanggungan Xu Weilai makin parah. Jantungnya semakin berdebar dalam situasi yang sulit dijelaskan ini. Dari pintu, Kakek Gu dan pelayannya Lin Sao sedang memandangnya dengan ekspresi terkejut, sedangkan tubuh Xu Weilai juga menindih tubuh Gu Yu. 

Mengenai ucapan Kakek Gu yang bertanya 'bagaimana bisa tidur bersama…', Xu Weilai lebih penasaran untuk mengetahui jawabannya daripada siapapun.

Namun mengenai posisinya saat ini di ranjang, Xu Weilai sedikit tidak berani melihat pandangan Gu Yu. Dengan cepat ia segera bangun dari tubuh lelaki itu. Ia hanya bisa berdiri kaku, tenggorokannya seakan tersendat tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa berbicara dengan terbata-bata, "Kakek... Gu…"

Dalam hatinya, Xu Weilai ingin sekali menjelaskan kebingungannya bisa berada di sini. Sayangnya, ia sendiri tidak tahu cara menjelaskan kronologis situasi ini.

Gu Yu yang sudah sadar sepenuhnya bangun, wajah tampannya terlihat sangat dingin. Matanya pun tampak berapi-api memandang Xu Weilai, bahkan aura dari seluruh tubuhnya terasa sangat mengerikan.

Meskipun Xu Weilai tidak melihatnya, tetapi ia bisa merasakan aura yang mengerikan itu seakan ingin menindas dirinya. Tubuh Xu Weilai tidak hentinya gemetar.

Mengetahui itu, Kakek Gu dan Lin Sao saling memandang. Kemudian dengan perintah singkat, orang tua ini meminta Lin Sao menangani Xu Weilai, "Lin Sao, kau bawa Xu Weilai membersihkan diri dulu!" 

Lin Sao pun melaksanakan perintah, "Nona Xu, mari."

Setelah mereka berdua pergi, ruangan ini hanya menyisakan Kakek Gu dan Gu Yu. Keduanya saling menatap dengan pandangan menantang. Dari posisinya, Kakek Gu ingin menghukum cucunya. Sayangnya, Gu Yu malah menatap dingin kakeknya. Alhasil Kakek Gu jadi kehilangan rasa percaya dirinya dan hanya bisa menegaskan cucunya ini, "Kau, anak badung, kau melakukan perbuatan bagus! Cepat pakai bajumu, lalu turunlah!"

Kata-kata yang keluar itu seperti memberi minyak pada kaki cucunya ini. Gu Yu pun langsung melangkah pergi dari kamar tanpa melawan sedikit pun.

*****

Di sisi lain, Lin Sao masih mengantar Xu Welai ke kamar tamu. Setelah menyiapkan air panas dan baju bersih yang sesuai dengan gadis ini, Lin Sao langsung pergi meninggalkannya di kamar.

Xu Weilai menyalakan shower untuk membasahi tubuh indahnya. Saat ia memandangi tubuhnya di depan cermin, terlihat tubuhnya penuh dengan bekas cinta yang berwarna merah. Bekas itu telah menenggelamkan hatinya ke dasar yang paling dalam.

Meskipun ia tidak ingat sebab-akibat dari kejadian semalam, namun di otaknya masih mengingat sedikit kejadian saat mereka berhubungan dan dirinya mengira itu adalah mimpi belaka.

Dalam mimpi itu, ia ingat bahwa dirinyalah yang pertama mendekat. Setelahnya, saat Gu Yu menciumnya, ia tidak menolak atau merespon negatif. Justru ia menerima dan membalasnya dengan sikap tidak mau kalah bergairah dengan pria ini.

Saat berpikir sampai di situ, wajahnya jadi sangat pucat. Ia merasa sangat malu pada perbuatannya itu.

Pikirannya yang seperti ini membuatnya mengingat kejadian malam tiga tahun yang lalu. Waktu itu Xu Weilai yang memulai duluan, namun pada akhirnya dirinya dilabeli sebagai perempuan dengan tindakan yang sembrono, perempuan yang tidak punya kehormatan lantaran merelakan keperawanannya untuk tidur bersama seorang pria agar segera dinikahkan. 

Tapi kalau kali ini?

Beberapa hari yang lalu, ia berani bilang pada Gu Yu bahwa ia lebih memilih menerima lamaran Zhang Lei daripada lamarannya. Tidak hanya itu saja, ia juga berterima kasih padanya karena sudah membatalkan pertunangan. Tapi sekarang, ia malah tidur lagi dengannya....

Semakin memikirkan itu, Xu Weilai semakin gelisah. Sungguh, ia sangat benci pada dirinya sendiri. Seandainya ia bisa menghilang, mungkin dirinya akan merasa lebih baik.

Tidak terasa waktu telah berlalu cukup lama saat Xu Weilai merenungi kejadian ini. Renungannya ini pun langsung terpecah saat Lin Sao mengetuk pintu untuk menanyakan dirinya. Menyadari hal itu, ia tidak punya pilihan lain untuk segera keluar dan turun ke lantai bawah.

Saat sudah mendekati ruang tamu. Di sana sudah terlihat Kakek Gu dan Gu Yu sudah duduk di sofa ruang tamu. Pada salah satu sisi sofa tersebut, Kakek Gu tersenyum sampai giginya terlihat dan matanya tampak menyipit dengan senang. Pada sisi satunya terlihat cucunya tidak berekspresi apapun dan hanya duduk dengan kaku.

Orang yang sudah mengenal Gu Yu, tentu sudah tahu kalau ekspresinya kali ini adalah ekspresi yang paling menakutkan.

Kakek Gu yang menyadari kedatangan Xu Weilai, langsung melambaikan tangannya, "Xu Weilai, duduklah bersama Kakek di sini."

Xu Weilai menurut, dirinya segera menghampiri Kakek Gu sambil menghindari kontak mata dengan Gu Yu karena takut dengan auranya.

Namun sepertinya mata Kakek Gu cukup tajam selama memperhatikan tubuh Xu Weilai yang datang menghampiri posisinya. Ia menemukan bekas-bekas intim berwarna merah di lehernya yang putih dan halus. Ekspresi senyum Kakek Gu semakin dalam, sungguh sesuai dengan ekspektasinya.

Merasa Kakek Gu memperhatikan bagian lehernya, Xu Weilai lalu pura-pura menutupi lehernya dengan rambut supaya bekas itu tidak terlihat dengan jelas.

Saat Gu Yu melihat Xu Weilai, bibirnya menggurat dan menambah ekspresi dinginnya.

"Ehem!" Kakek Gu berdeham. Setelah itu ia menegakkan pinggangnya, pandangannya lurus, dan mengatakan sesuatu sebagai orang yang paling tua di antara mereka, "Karena kalian kemarin melakukan hubungan terlarang di luar pernikahan, maka kami keluarga Gu harus bertanggung jawab atas semua ini. Jadi, tentukan hari baik untuk kalian menikah!"