Chapter (161)
...
Dicky yang masih di situ, dan mendengarkan sebenarnya ingin ikut berbicara, dan menengahi, namun dia tidak berani melakukan nya. Ini adalah urusan orang tua.
"Tuan, sebentar! Lagi pula, sekarang ini operasi pak Dipta sudah selesai di lakukan, operasi berjalan dengan lancar, kini pak Dipta sudah bisa melihat kembali. Lalu, apa lagi yang Anda takutkan? Kenapa Anda begitu memaksa ingin mengetahui identitas si pendonor? Bukankah seharusnya Anda berterima kasih? Karena sudah di donorkan mata nya, juga tidak meminta apa - apa dari keluarga tuan?!" Tegas dokter Hendi yang lalu bicara dengan lantang dan juga yakin, untuk membela Andin.
Ayah nya Dipta terdiam sejenak. "Haih..." Dia menghela napas kecil, dan mencoba menenangkan diri.
"Om, maaf, kalau saya boleh berpendapat." Dicky tiba - tiba berbicara, dengan hati - hati.
Ayah nya Dipta, dan dokter Hendi sama - sama menoleh ke arah dicky, dan menatap nya.