Happy Reading
Guntur terkejut saat mendapatkan ibunya ternyata masih dirumah tak seperti biasa karena biasanya saat Guntur bangun kedua orangtuanya pasti sudah tidak ada.
Natali menunggu Guntur di meja makan sambil membaca sebuah majalah bisnis.
Guntur mencium kedua pipi Natali dan duduk disamping sang ibu.
"Tumben Mi, masih di rumah?"
"Sengaja, Ada mau Mami ngomongin sama kamu." kata Natali dengan nada tegas, menoleh pada anaknya.
Guntur mengambil dua buah roti bakar lalu mengoleskan moyones,saus ditambah daging burger plus telur.
Memakannya.
Pagi ini Guntur terlihat fresh dan harum seperti biasa.
"Ngomong apa,Mi?"
Tingkah Guntur benar-benar cuek, seolah tak mau ambil pusing dengan raut muka cantik ibunya yang sedang terihat kesal.
Dari kecil ibunya ini selalu bersikap mengontrol dan mengatur anak-anaknya, Genta yang memang lebih dewasa dan berperan sebagai anak baik selalu patuh pada kedua orangtua berbeda dengan Guntur yang selalu melakukan hal sebaliknya saat dinasehati atau disuruh.
Tak heran Guntur sering cekcok dengan kedua orangtuanya terutama ibunya.
"Udah berapa lama kamu pacaran sama pacar kamu?"
"Satu tahun lebih." Dengan gaya santai cowok ini menjawab pertanyaan ibunya.
Memakan roti bakarnya.
"Yaudah puas-puasin kamu pacaran sama cewek itu sebelum kamu dijodohin sama Felicia. Ingat just dating no more!"
"Dijodohin! Sama Felicia, Aku nolak!"
Guntur dengan tegas mengatakan penolakan aras perjodohan ini.
Natali malah tertawa. "Pilihan kamu cuma dua nerima atau kabur tanpa bisa menikmati lagi semua fasilitas mewah yang selama ini kamu nikmatin. Mami nggak mau punya anak yang nggak patuh padahal belum bisa biayain hidup sendiri."
Ancaman Natali tak membuat Guntur takut, dia sudah bosan dengan sikap seenaknya ibunya selama ini.
"Okey, aku pilih option kedua."
Meski kecewa Natali tak memperlihatkan pada sang putra.
"Jadi itu pilihan kamu, okey."
Natali mengambil iphone 11 pro-nya menelpon kepala sekolah agar beasiswa Shabi dicabut.
Mendengar hal ini Guntur semakin kesal.
"Serahin kunci mobil dan semua kartu debit kamu milikin dan pergi jangan bawa apapun kecuali baju yang kamu pake. Ngerti?"
Perintah Natali berhasil membuat Guntur marah.
Bagaimana bisa seorang ibu kandung bisa setega ini sama anaknya?
"Ini udah keterlaluan lho mi, Shabi kok beasiswanya dicabut?Nggak cukup bikin aku menderita dengan mengambil semua fasilitas. " protes Guntur murka.
"Hak Mami dong, Sayang." balas Natali dengan enteng tanpa beban.
Males ribut Guntur langsung pergi tanpa membawa apapun, dia memutuskan untuk pergi ke rumah kakaknya.
-
-
-
Shabi terkejut saat dipanggil kepala sekolah megatakan beasiswanya dicabut dan dia harus segera pergi.
"Salah saya apa,Pak?Kok tiba-tiba beasiswa saya dicabut tanpa alasan yang jelas?Saya berhak tahu dong."
Meskipun kesal cewek ini berusaha untuk tak bertingkah tak sopan atau kasar.
Selaku kepala sekolah pak Fedi menjelaskan bahwa ini semua perintah pemilik sekolah, yaitu ibunya Guntur.
Akhirnya dengan berat hati Shabi pergi..
-
-
-
Viola terkejut Guntur tiba-tiba datang dengan raut muka kesal.
Perempuan cantik ini menyuruh ART untuk membuatkan minuman.
"Lo kok pagi-pagi malah ke sini bukan ke sekolah?"
Gimana Viola tak bingung, adik iparnya ini pagi-pagi sudah datang dengan memakai seragam sekolah.
Bahkan memakai taksi online yang dibayar melalui saldo terdapat pada aplikasi milik Guntur yang memang berisi 10 juta dalam iphonenya.
Guntur mengacak-ngacak rambut.
"Gue kabur tepatnya diusir sama Mami,Kak."
Pengakuan adik iparnya ini bikin Viola bingung, selama ini semarah-marahnya mertuanya tak pernah mengusir Guntur.
"Lo ngelakuin salah apa si sampai mami murka gini?"
Cowok itu menarik nafas lalu menghembuskannya.
Meminum jus jeruk yang tersedia di atas meja.
"Mami jodohin gue sama Felicia, Gue nolak dan konsekuensi dari penolakan gue beasiswa pacar gue dicabut dan gue diusir tanpa membawa apapun kecuali Hp beserta chasan dan bawa diri. Gue benci nyokap...asli tega banget bikin gue frustasi gini."
Mendengar hal ini Viola hanya menggelengkan kepala.
Tak lama kemudian iphonenya berbunyi dan itu dari Genta.
*Mana Guntur?
Viola langsung menyerahkah Hp-nya pada adik iparnya itu.
Guntur mengambil Hp milik Viola dengan cepat.
*Mami udah telpon gue dan jelasin semua, Bucin boleh tapi goblok jangan! Apa susahnya si lo terima perjodohan sama Felicia? Kan lo juga masih diizinin pacaran sampai lo dan felicia melakukan pertunangan nanti!"
*Gue nggak cinta felicia,Kak!! Gue nggak mau kayak lo yang nggak berani NOLAK perintah ortu dengan alesan ini itu, Gue capek dan bosen terus-menerus diatur nyokap-bokap! Gue udah GEDE!!"
Protes Guntur malah membuat Genta malah menertawakan ucapan adiknya.
* Udah GEDE tapi masih belum mampu ngasilin uang sendiri dan masih ngeropitin keluarga, Lo bangga?selama lo masih hidup ditanggung orangtua lo nggak berhak protes!
Guntur merasa kecewa karena ternyata Genta malah lebih mendukung mami mereka.
*Lo berpihak sama Mami nih ceritanya?!
*Ini bukan persoalan gue berpihak ke siapa?Ini tentang lo harus lebih dewasa dalam berfikir.
Guntur merasa muak dan akhirnya memutuskan sambungan telpon.
"Kak gue pergi dulu.
"Lo mau ke mana?" Tanya Viola khawatir.
"Ke mana aja." jawab Guntur ketus karena emosi.
Viola meminta Guntur jangan dulu pergi lalu masuk ke dalam kamar dan keluar dengan membawa sebuah kartu debit.
"Passwordsnya 808007, nih ATM milik gue dan isinya 100 juta lebih. Lo bawa kalo kehabisan uang chat aja ntar gue kirim."
Guntur merasa terharu tak menyangka Viola begitu peduli dan baik, Guntur memeluk Viola.
"Thanks banget ,Kak."
Penuh kasih Viola mencium kening Guntur. "Gue sayang sama lo, Guntur. Buat gue lo itu udah kayak adik kandung. Oh iya lo bawa mobil gue ,oke."
Viola mengambil salah satu kunci mobil sportnya, memberikan kunci itu pada Guntur.
"Kak, Gue benar-benar nggak nyangka lo jauh lebih baik dibandingkan keluarga gue sendiri."
Guntur kembali memeluk kakak iparnya.
"Guntur, sesayang dan sepedulinya gue sama lo nggak akan ngalahin kasih sayang juga kepedulian keluarga terutama orangtua,Paham!"
Guntur mengangguk dan pamit...
-
-
-
Dalam kostan Shabi melamun hingga tak menyadari ada Guntur.
"Hey, kok kelamun?" sapa Guntur.
Shabi menoleh kearah Guntur.
"Nyokap lo nyabut beasiswa gue, gila ya tega banget cuma gara-gara pacaran sama lo doang."
Guntur memeluk Shabi...
"Sha mulai sekarang kita tinggal bareng yuk?Soalnya gue diusir gara-gara nolak perjodohan sama Felicia."
Shabi terkejut lalu mengelus punggung Guntur. "Ya ampun nyokap lo keterlaluan banget, kalo bersikap tega sama gue ya gue ngerti ini sama anak kandungnya lho."
shabi akhirnya setuju dengan usulan Guntur. "Kita mau pindah ke mana?"
"Kemana aja yang penting terus bareng."
Tbc