Angel tertidur setelah menangis beberapa jam, hingga dia terbangun saat waktu telah berganti malam. Angel membuka matanya yang terlihat bengkak akibat menangis seharian. Angel membuka seluruh pakaiannya dan berendam di air hangat yang telah di berikan ramuan dan aroma theraphy. Cukup lama Angel berendam sambil mengusap perutnya, sesekali airmatanya menetes tak terbendung. Seorang pria masuk ke dalam kamar yang di tempati Angel, dia melihat pakaian Angel berceceran di lantai. Pria itu lalu membuka jas dan kemejanya lalu pergi mandi di kamar sebelah. Angel keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe yang memperlihatkan paha mulusnya. Pria itu berdiri di balkon kamar sambil menikmati rokok dan segelas wine.
" Baru sampai?" tanya Angel bersandar di pintu balkon. Pria itu memutar tubuhnya dan menelan salivanya. Glekkk! Paha mulus Angel terlihat jelas di depannya dan belahan dadanya terlihat begitu indah.
" Apa kamu berniat menggodaku?" tanya pria itu.
" Apa kamu merasa aku menggodamu?" tanya Angel balik.
" Iya! Aku sudah memikirkan ucapanmu! Tapi aku tidak yakin kita akan bisa!" jawab pria itu.
" Aku yang akan merencanakan semua itu! Kamu hanya tinggal mengikuti saja!" kata Angel sambil berjalan mendekati pria itu. Tatapan mata pria itu menjadi liar dan merasa jika Angel menggodanya saat ini. Dia mengangkat pinggang Angel dan mendudukkannya di pagar balkon yang cukup lebar. Tangan pria itu menelusup masuk ke dalam bathrobe bawah Angel.
" Kamu menggodaku!?" kata pria itu.
" Kamu tidak suka?" goda Angel dengan suara manja.
" Jangan mundur!" ucap pria itu, Angel hanya diam dan menatap pria yang terlihat kesedihan dimatanya itu.
" Jika kamu diam, kamu sudah tidak bisa lagi mundur dan jangan salahkan aku jika kamu tidak akan bisa bangun!" bisik pria itu di telinga Angel dan menggigit telinga itu dengan lembut. Angel hanya tersenyum miris, apa ini sudah benar? Apa aku harus membalas dia dengan hal yang sama? batin Angel.
Pria itu menarik tali bathrobe Angel dan terlihatlah seluruh tubuh bagian depan wanita itu. Dengan lahap pria itu menikmati bibir dan dada Angel seperti bayi yang kelaparan, tidak lupa dia juga memberikan kissmark dimana-mana. Setelah beberapa saat, dia mengangkat Angel dan membawanya ke ranjang, dibukanya kedua kaki Angel agar dia bisa menikmati bagian intim Angel yang membuat libidonya naik hingga ke ubun-ubun. Angel mendapatkan pelepasannya dan mereka melakukan penyatuan dengan lembut. Angel sudah tidak lagi menghiraukan apapun, yang ada saat ini hanyalah bagaimana menikmati malam penuh gairah dengan pria diatasnya itu.
" Morning!" sapa Angel pada pria yang membuka matanya di atas ranjang.
" Morning! Apa aku menyakitimu?" tanya pria itu. Angel menggelengkan kepalanya.
" Mandilah! Kita sarapan!" ucap Angel. Pria itu lalu membuka selimutnya dan tanpa malu beranjak dari ranjang dengan tubuh polosnya.
" Mau memandikanku?" tanya pria itu.
" Aku sudah mandi!" jawab Angel.
" Hanya mencoba keberuntunganku!" jawab pria itu lalu berjalan ke kamar mandi. Angel menyesap kopinya dan berjalan ke balkon kamar. Dia terbangun pagi-pagi dengan tubuh sedikit lelah, lalu memasak nasi goreng dan membuat kopi.
" Trima kasih sarapannya!" ucap pria dengan bathrobe yang melekat di tubuhnya.
" Makanlah!" kata Angel.
" Kamu sudah sarapan?" tanya Angel.
" Sudah!" jawab Angel.
" Maaf semalam aku lupa memakai pengaman!" kata pria itu.
" It's, Ok!" jawab Angel.
" Aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu!" ucap pria itu.
" Tidak perlu! Kita dua manusia yang sudah dewasa bukan? Kita melakukannya atas dasar saling membutuhkan!" jawab Angel santai.
" Jadi apa rencana kita selanjutnya?" tanya pria itu.
Revan memeluk erat tubuh Wina yang bergetar di dadanya. Wina begitu ketakutan karena perbuatan William. Revan sampai ingin membunuh pria itu jika saja Nina tidak datang melihat mereka.
" Revannnn!" teriak Wina.
" Sssttttt! Aku disini! Sssttt! Aku disini!" ucap Revan mendekap Wina yang bermimpi buruk.
" Aku takut!" ucap Wina.
" Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu!" kata Revan mengecup kening Wina.
" Jangan tinggalkan aku!" ucap Wina gemetar.
" Tidak! Aku akan selalu disini!" jawab Revan.
Wina kembali tertidur dalam pelukan Revan, kemudian Revan meletakkan tubuh Wina di ranjang dengan perlahan agar wanita itu tidak terbangun. Revan menuju ke pintu kamarnya dan perlahan membukanya.
" Mbok! Tolong bawakan sarapan!" kata Revan pada Asih.
" Baik, Tuan!" jawab Asih.
" Apa Nina sudah bangun?" tanya Revan.
" Nona Muda masih tertidur, Tuan!" jawab Asih lagi.
" Kalo bangun segera beritahu saya!" kata Revan.
" Baik, Tuan!" jawab Asih lagi. Revan menutup pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dengan pintu terbuka, karena khawatir jika Wina akan terbangun dia tidak mendengarnya. Betapa Revan sangat mencintai wanita yang sedang terbaring itu, setelah sekian lama bersama. Revan menghidupkan shower dan air membasahi seluruh tubuhnya. Dia telah benar-benar jatuh dan bertekuk lutut di kaki Wina saat ini. Cintanya pada wanita itu begitu besar hingga membuat pikiran dan hatinya tidak sejalan.
Wina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba kesebelahnya, tapi kosong. Jantungnya berdetak dengan kencang, tubuhnya bergetar.
" Revvvv!" isak Wina.
" Rev...vannnn!" kembali Wina memanggil pelan nama Revan. Revan yang sedang membilas tubuhnya mematikan showernya. Astaga, Wina! batin Revan secepat kilat dia keluar dari shower dan menyambar handuk memakainya sambil berlari. Dilihatnya Wina tengah terisak membelakangi dirinya.
" Hei! Hei! Aku disini! Aku hanya sedang mandi!" ucap Revan memeluk tubuh Wina yang bergetar.
" Kamu jahat!" ucap Wina memukul dada polos Revan.
" Iya, maaf!" kata Revan mengusap punggung Wina dengan lembut. Wina memejamkankan kedua matanya dan Revan mengusap airmata yang membasahi pipi wanitanya itu.
" Kamu harum sekali!" ucap Wina mempererat pelukannya sambil menghisap aroma tubuh Revan.
" Aku habis mandi, sayang!" jawab Revan tersenyum. Tok! Tok!
" Mommy!" panggil Nina dari luar.
" Nina!" ucap Wina membuka matanya seakan tersadar jika dia bukan remaja lagi.
" Aku buka dulu pintunya!" ucap Revan lalu melepaskan pelukannya.
" Apa kamu ingin memamerkan dada kerasmu?" ucap Wina kesal, karena Revan tidak menyadari jika dia masih memakai handuk.
" Oppsss! Hehe! Lupa, sayang! Menggemaskan sekali istriku ini jika sedang marah!" ucap Revan.
" Ckkk! Siapa yang mau jadi istri pria mesum dan ceroboh!" gerutu Wina yang telah duduk dan merapikan dirinya. Revan tersenyum kecut lalu masuk ke dalam walk in closetnya dan memakai pakaian.
" Mommyyyy!" teriak Nina saat melihat Wina tersenyum di atas ranjang setelah Revan membuka pintu kamarnya. Nina berlari naik ke atas ranjang yang cukup tinggi baginya dibantu dengan Revan.
" Hap! Anak papa yang cantik mana boleh naik-naik! Perempuan itu harus jadi princess!" kata Revan menggendong Nina dan mengecup pipi putrinya itu.
" Iya, papa! Nina nggak akan naik-naik lagi!" ucap Nina tersenyum mencium pipi Revan lalu memeluk leher papanya itu.
" Oooo, princess papa yang cantik sekali!" kata Revan dengan mata berkaca-kaca. Wina yang melihat keakraban itu meneteskan airmatanya. Trima kasih, Ya, Tuhan! Engkau telah menyatukan kami bertiga! batin Wina terharu. Revan menatap mesra Wina dan mengucapkan thank you dan i love you tanpa bersuara dijawab anggukan kepala dan i love you too juga tanpa suara oleh Wina.