" Sayang!" sapa Angel saat dia tiba dirumah dan melihat Revan sedang duduk di balkon kamar mereka. Angel memeluk suaminya itu dari belakang dengan sangat erat, tapi Revan hanya diam saja.
" Sayang! Maafin aku, ya! Ini mungkin karena mood aku yang naik turun!" kata Angel lagi. Matanya sudah berkaca-kaca, dia sangat mencintai pria yang berada di pelukannya itu. Revan menggerakkan tubuhnya, tapi Angel memeluknya sangat erat sehingga dia kembali diam.
" Apa kamu nggak pengen tahu kenapa aku jadi moody gini?" tanya Angel sedih.
" Aku mau makan!" kata Revan. Angel melepaskan pelukannya karena mendengar suaminya yang lapar dan ingin makan.
" Iya, ayo kita makan!" kata Angel lalu menggandeng lengan suaminya. Revan melirik kantong-kantong belanja yang berjajar di sofa. Apa dia habis belanja? Wanita memang aneh! batin Revan. Mereka makan malam dengan diam, Angel menatap suaminya yang hanya melihat ke arah makanannya saja.
" Apa kamu masih marah padaku? Aku akan meminta maaf pada Selina jika itu membuatmu tidak marah lagi!" kata Angel dengan airmata menetes dipipinya. Angel terisak karena Revan hanya mendiamkannya saja. Ckkk, astaga! Kenapa juga dia sesensitiv ini? Dasar anak kecil! batin Revan.
" Habiskan makananmu! Jangan makan bercampur airmata!" kata Revan akhirnya mengalah dan mengabaikan perasaannya.
" Tapi janji ...hiks...kamu ....nggak akan...hiks...marah lagi!" kata Angel terisak.
" Iya!" jawab Revan yang hampir saja tertawa melihat raut wajah istrinya yang sudah sangat lucu. Angel kemudian makan dengan lahap, tapi saat hampir habis, dia segera berlari ke arah dapur dan memuntahkan semua isi perutnya di wastafel.
" Hoekkkk! Hoekkkk!...Ah...Hoekkkk!"
" Kamu kenapa? Habis makan apa tadi? Pasti kamu masuk angin!" kata Revan memijit tengkuk istrinya. Angel menyalakan kran air dan membersihkan sisa-sisa muntahannya di bibirnya.
" Kita ke kamar, yuk!" ajak Angel.
" Aku harus menyelesaikan beberapa dokumen dulu!" kata Revan.
" Ok, aku tunggu, ya!" jawab Angel.
" Kamu tidur aja, istirahat, biar tubuhmu sehat! Jangan lupa minum obat!" kata Revan. Angel mendekatkan tubuhnya pada suaminya lalu mengecup bibir Revan. Revan membalas ciuman Angel dengan lembut, tapi Angel tidak berhenti, malah melumat bibir suaminya itu dan menyentuh bagian bawahnya.
" Hmmmm!" geram Revan saat merasakan tangan istrinya meremas miliknya. Angel tahu Revan telah berpuasa selama seminggu dan dia pasti menginginkan ini.
" Kamu menggodaku?" tanya Revan ditengah permainan bibir mereka yang lembut lalu menjadi panas. Dengan cepat Revan mengangkat Angel untuk memperdalam ciuman mereka dan Angel segera melompat dan melingkarkan kaki dan tangannya seperti koala ke tubuh Revan. Revan berjalan masuk ke kamar tamu lalu menutupnya dengan kaki. Dibaringkannya Angel di ranjang lalu dilepaskannya pakaiannya juga pakaian Angel.
" Pelan, Mas! Perutku sedikit nggak enak!" bisik Angel. Mereka menikmati malam itu dengan penuh kelembutan, karena Revan tidak mau menyakiti istrinya yang telah memintanya untuk melakukan dengan pelan.
" Aku capek, Mas! Kita main lagi besok, ya!" kata Angel saat Revan telah 3 kali melakukannya, dia tidak mau membahayakan anak di dalam kandungannya.
" Iya! Tidurlah!" kata Revan. Angel tahu jika suaminya itu sedikit kecewa, tapi keselamatan keturunan Revan lebih penting dari apapun di dunia.
Pagi-pagi Revan telah berangkat ke kantornya tanpa membangunkan Angel, karena dia melihat Angel begitu nyenyak saat tidur. Angel terbangun dengan tubuh pegal-pegal, dia berjalan ke arah kamar mandi karena kembali mengalami morning sickness. Angel belum mengatakan pada Angel tentang kehamilannya, karena dia ingin mengajak suaminya periksa bersama saat kehamilannya memasuki bulan ke tiga. Dan untungnya Angel tidak merasakan ngidam sama sekali dan mual hanya pada saat moodnya sedang rendah saja.
Hari ini Angel akan melakukan pemeriksaan lengkap di RS, dia sengaja pergi sendiri agar nantinya semua hasilnya akan menjadi kejutan buat suaminya.
" Ahhh!" rintih Angel memegang dadanya. Akhir-akhir ini Angel sering mengalami nyeri di dada dan terkadang nafasnya sedikit sesak. Angel duduk di sofa dan menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya, lalu perlahan rasa sakit itu hilang. Setelah beberapa saat, dia meraih tasnya dan berjalan keluar menuju ke RS.
Diruang kantor Revan sedang dilakukan meeting mendadak tentang pembangunan Hotel di negara Y yang ternyata sedikit mengalami masalah.
" Apa semua sudah?" tanya Revan.
" Sudah, Pak!" jawab salah satu karyawannya.
" Apa kamu yakin? Karena jika masih ada kendala dan sesuatu yang tidak kamu katakan, kamu tahu apa akibatnya!" kata Revan marah tapi masih bisa ditahannya.
" Saya yakin, Pak! Karena laporan yang masuk pada saya hanya itu!" jawab orang itu tanpa berani menatap Bosnya.
" Apa nggak lebih baik kita kesana aja, Rev!" kata Selina yang merupakan pihak kedua dalam kerjasama pembangunan itu. Revan hanya diam saja.
" Aku kasih kalian waktu lagi hingga minggu depan! Jika masalah ini belum bisa kalian atasi, kalian akan tahu akibatnya!" kata Revan lalu berdiri dan meninggalkan ruang rapat yang seketika menjadi riuh karena karyawannya yang saling tuduh dan ketakutan.
" Sabarlah!" kata Selina mendekati Revan dan memeluk pria itu saat mereka berada di depan lift. Pintu lift terbuka dan Selina terkejut melihat siapa yang ada di dalam lift. Entah mengapa dia semakin mengeratkan pelukannya pada Revan, hanya Revan yang tersenyum kikuk karena perbuatan Selina.
" Val!" sapa Revan.
" Rel!" sahut Valmont. Revan melepaskan pelukan Selina dengan pelan, kuatir menyinggung perasaan wanita itu. Revan tahu maksud dibalik apa yang dilakukan Selina saat itu.
" Val? Kamu disini?" sapa Selina pura-pura terkejut dan menatap tajam pria yang telah membuat hatinya panas dingin dan berbagai warna.
" Hai, Sel! Iya! Saya ada perlu dengan Varel!" kata Valmont. Lalu mereka bertiga berada dalam satu lift menuju ke ruang kerja Revan.
" Apa kabar mom?" tanya Revan.
" Baik! Dia sedang mengunjungi putrinya di negara Y!" kata Valmont. Revan tahu jika kakaknya tinggal di negara Y.
" Kalian kapan nikah?" tanya Revan langsung dan membuat Selina menatap tajam Valmont yang hanya diam tanpa menjawab apapun. Issss! Sebel banget! Apa aku harus nikah sama pria menyebalkan seperti dia? Mending aku kembali ke pelukan Jack! batin Selina.
" Kalian ini pasangan yang aneh!" kata Revan lalu keluar lift setelah sampai di lantai ruangannya.
Angel tersenyum melihat hasil USG yang selalu dibawanya kemana-mana. Angel duduk di ruang tunggu untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah semua dilakukan pemeriksaan, Angel duduk di Cafe RS untuk menunggu hasilnya dalam 1 jam ke depan.
Semoga kamu bisa lahir dengan selamat, nak! Kita akan selalu bersama-sama sampai kapanpun! batin Angel sambil mengelus perutnya yang masih terlihat datar.
" Bu Angel! Ini hasil pemeriksaan darah lengkap ibu!" kata Dokter sambil menunjukkan amplop yang masih dalam keadaan tertutup. Dokter itu membuka amplop dan mengeluarkan isinya, kemudian dia membaca satu persatu lembaran yang ada di dalam amplop.
" Semua hasil tes bagus, Bu!" kata Dokter itu. Angel tersenyum bahagia mendengar ucapan dokter itu.
" Tapi dengan sangat menyesal saya harus mengatakan jika jantung Bu Angel bermasalah!" kata Dokter itu. Seketika perasaan Angel yang bahagia berubah menjadi khawatir dan takut. Dokter itu lalu melanjutkan perkataannya, tapi Angel merasa dadanya nyeri dan pandangannya kabur.
Angel duduk di dalam mobil dengan airmata yang tidak berhenti menetes. Apa yang dikatakan Dokter jantung dan Kandungan tadi membuat hatinya terasa remuk dan hancur.
" Saya sarankan agar ibu tidak hamil agar bisa menjalankan pengobatan pada jantung ibu!" kata Dokter jantung itu.
" Lalu setelah saya sembuh, apa saya boleh hamil?" tanya Angel.
" Maaf! Sebaiknya jangan karena nyawa ibu bisa terancam!" jawab Dokter itu lagi.