" Sayang!" panggil Reva memeluk tubuh suaminya dari belakang. Andra sedang berdiri di pintu balkon kamarnya.
" Apa kamu akan mendiamkan aku terus?" tanya Reva yang sadar akan kesalahannya.
" Aku sudah minta maaf!" kata Reva lagi. Dari sejak sepupunya itu pergi, Andra hanya diam saja tidak seperti biasanya. Reva membuka kaos belakang suaminya dan mengusap serta menciumi punggung suaminya itu. Andra memejamkan kedua matanya, tubuhnya berdesir merasakan kelembutan tangan dan bibir istrinya. Reva tahu bagaimana memancing birahi suaminya, karena Andra tidak akan tahan dengan sentuhannya.
" Aku akan menerima apapun yang akan kamu lakukan, tapi stop diam seperti ini!" kata Reva dengan tangan yang merambat ke dalam celana karet suaminya. Reva mengusap dan meremas bokong suminya lalu terhenti saat akan berpindah ke depan, karena tangan Andra menahannya.
" Apa tidak ada lagi kepercayaan diantara kita?" tanya Andra.
" Aku sangat kecewa padamu! Aku pikir kamu akan selalu..."
" Please, Andy! Apa tidak cukup kata maafku dari tadi? Atau kamu ingin aku bersujud meminta maaf padamu? Ok, aku akan lakukan!" kata Reva yang menjatuhkan kakinya, tapi dengan cepat Andra menahannya tubuh istrinya yang cemburuan itu.
" Aku tidak butuh sujudmu!" kata Andra melepas tangannya dan berjalan kesofa.
" Kamu tahu aku benci hal-hal seperti ini! Kamu tahu itu, Dra! Katakan saja apa hukuman untukku!" kata Reva kesal. Andra tahu jika Reva bukan tipe wanita yang suka dengan hal yang bertele-tele ato termehek-mehek. Tapi Andra merasa kecewa karena ketidak percayaan istrinya itu dan ingin memberikan sedikit pelajaran untuknya. Andra pura-pura diam saja sambil membuka ponselnya.
" Sayangggg!" ucap Reva manja lalu mengambil ponsel Andra dan duduk di pangkuan suami tercintanya itu. Reva mengusap-usap dada suaminya itu dari balik kaosnya. Andra menahan hasratnya sejak Reva meremas bokongnya tadi.
" Maafin aku!" kata Reva lalu menaikkan kaos suaminya dan mengulum benda kecil di dada suaminya itu.
" Hentikan, Reva! Aku sedang marah sama kamu!" kata Andra yang takut pertahanannya akan tumbang. Reva terkejut mendengar kemarahan suaminya. Reva menatap kedua mata suaminya dan perlahan kedua matanya berkaca-kaca. Astaga, kenapa kamu jadi cengeng begini? batin Andra yang hampir saja tumbang.
" Aku mau tidur!" kata Andra lalu memindahkan istrinya ke sampingnya dan dia berdiri lalu berjalan ke arah ranjang. Reva terisak melihat sikap suaminya lalu dia mengusap airmatanya dan berjalan keluar sementara Andra memejamkan kedua matanya pura-pura tidur. Kemana dia? Bukannya memohon maaf malah pergi! batin Andra yang mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup.
Andra terbangun saat tidak menemukan istrinya disisinya, dia bangun dan juga tidak melihat Reva di sofa. Kemana dia? batin Andra kesal. Lalu pria itu berjalan keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Tidak ada! batin Andra saat tiba di dapur. Lalu dia naik kembali dan masuk ke dalam kamar Amy. Terlihat istrinya tidur dengan putrinya di ranjang kecil putrinya. Perlahan Andra menggendong istrinya setelah mengecup kening putrinya. Andra membaringkan istrinya lalu mengunci pintu dan kembali berbaring di samping istrinya. Reva sebenarnya terbangun saat ada yang membuka pintu kamar putrinya, tapi dia pura-pura tidur karena dia tahu sekali suaminya itu tidak akan bisa tidur jika tidak ada dia disampingnya. Reva tersenyum tipis melihat sikap suaminya itu.
" Kamu tahu kelemahanku! Tapi aku belum memaafkanmu!" bisik Andra lalu mengecup kening istrinya. Hati Reva bahagia tapi juga sebel dengan ucapan suaminya.
" Ok! Hukumanmu sebulan!" kata Andra keesokan harinya saat Reva merajuk meminta maaf lagi.
" As you wish!" kata Reva pasrah dan dia tahu dengan jelas apa hukuman yang akan diterimanya.
FLASHBACK OFF
Sejak itu Andra tidak pernah seharipun melepaskan Reva di malam hari. Dan itu membuat Reva merasa tubuhnya remuk redam karena keperkasaan suaminya itu yang terkadang masih minta tambah.
" Apakah masih belum selesai? Apa kamu tidak akan memberiku grasi? Penjahat saja mendapatkan grasi, sayang!" rengek Reva yang terkulai lemah di ranjangnya setelah seminggu berturut-turut Andra menghukumnya tanpa jeda termasuk tambahannya.
" Belum! Apa kamu tahu, sayang? Kamu semakin menggairahkan meski telah memiliki 2 orang anak? Semua tampak membesar dimana-mana, sayang!" kata Andra tanpa malu-malu sambil merapikan pakaiannya.
" Apa kamu mau membuatku mati diatas ranjang, Andra Putra Nugraha?" kata Reva kesal.
" Aku akan memberimu dua hari untuk memanjakan diri di salon! Gunakan waktumu karena nanti malam aku harus ke negara E!" kata Andra. Reva seperti mendapat hadiah jackpot, dia sangat senang sekali karena bisa istirahat walau hanya 2 hari.
Sudah beberapa hari ini Angel selalu berdiri di depan pintu rumahnya untuk menunggu Revamn pulang. Dia telah meminta bantuan anak buah papanya bahkan menyewa detektif untuk mencari suaminya, tapi semua sia-sia.
" Nyonya! Makan malam sudah siap!" kata Mira, PRT Revan.
" Nanti saja, Mbok!" jawab Angel.
" Nyonya hanya makan sekali sehari, nanti Nyonya bisa sakit!" kata Mira.
" Ayo, makan dulu, Gel!" ajak Tata yang telah berdiri di belakang Angel.
" Nanti saja, ma!" jawab Angel.
" Apa kamu mau jika Revan pulang melihatmu dalam keadaan sakit dan kurus?" tanya Tata. Angel merenungkan ucapan ibu mertuanya, lalu dia masuk bersama Tata untuk makan malam.
Keesokan harinya Angel mendengar suara gemercik air di kamar mandi, kepalanya sedikit pusing karena dia baru tidur jam 3 subuh. Angel mengumpulkan kesadarannya, dia bangun dari tidurnya dan melihat arah jendela, matahari terlihat sedikit naik. Mata Angel terbelalak saat melihat Revan keluar dari kamar mandi dengan kaos navy dan celana selutut putih sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah.
" Revannn!" teriak Angel yang bangun lalu berlari memeluk suaminya itu.
" Kamu kemana aja? Aku sangat takut kamu akan pergi meninggalkan aku!" kata Angel takut. Revan hanya terdiam memejamkan kedua matanya. Angel yang menyadari jika pelukannya tidak berbalas, perlahan dia melepaskan dirinya dan menatap wajah suaminya.
" Apa...ka...kamu akan... menceraikanku?" tanya Angel terbata, tubuhnya gemetar.
" Aku mohon, aku akan melakukan apa saja, tapi jangan ceraikan aku! Jangan jauhi aku! Aku sangat mencintaimu, Van! Aku akan mati jika kamu meninggalkanku!" tutur Angel dengan suara bergetar. Angel menundukkan kepalanya, airmatanya telah membanjiri kedua matanya, tubuhnya meluruh ke lantai dan terdengar tangisan dari mulutnya.
" Bangunlah! Mandi lalu kita sarapan!" kata Revan. Angel seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi, dia langsung berdiri dan menatap Revan dengan hati senang.
" Iya! Aku akan mandi dengan cepat!" kata Angel gugup, lalu dia berlari menuju ke dalam kamar mandi. Revan duduk di sofa dan membuka laptopnya. Angel sangat gembira karena Revan telah pulang dan masih disini bersamanya. Dengan cepat Angel membersihkan tubuhnya lalu memakai pakaian dan keluar dari kamar mandi. Dia bernafas lega saat melihat suaminya masih berada di kamar mereka. Angel duduk di depan meja rias dan merias wajahnya dengan sesekali melirik ke arah suaminya.
" Aku sudah selesai!" kata Angel yang telah berdiri di depan Revan. Revan melihat ke arah Angel lalu menutup laptopnya. Revan berdiri dan menuju ke arah pintu kamar mereka.
" Ayo!" kata Revan membukakan pintu kamar itu. Angel tersenyum lalu berjalan keluar kamar, Revan menutup pintu kamarnya lalu berjalan bersama Angel yang bergelayut manja di lengannya. Revan sebenarnya sedikit risih, tapi dia sadar jika Angel adalah istrinya saat ini dan dia berhak atas dirinya. Aku harus berusaha untuk melupakan Wina! Dia sudah bahagia bersama dengan keluarga kecilnya! Aku tidak ingin mengecewakan mama dan papa! batin Revan. Aku akan belajar mencintai istriku! batin Revan lagi.