Valen pergi ke kamar Tata dan berbicara berdua saja, sebelum Tata mengetahui rahasia mereka.
" Kenapa pergi lagi?" tanya Reva sedih.
" Sayang! Nanti kalo Reva sudah besar pasti reva akan tahu alasan papa!" jawab Valen mengecup rambut putrinya.
" Papa janji akan sering telpon reva?" tanya reva.
" Tentu saja sayang! Papa janji!" jawab Valen lagi.
" Jangan lupa oleh-olehnya!" ucap reva dengan wajah berharap.
" Pasti! Papa nggak akan lupa!" jawab Valen. Kemudian mereka keluar dari kamar, reva duduk di meja makan, sedangkan Valen pergi meninggalkan rumah itu. Dia menuju bandara dan naik jet pribadinya menuju Negara S. Saat selesai bercumbu dengan Tata semalam, dia mendapat telpon dari Sean jika Black Eagle membuat gerakan. Sedangkan Ben mengirim pesan jika perusahaan semalam mengalami penurunan akibat penarikan saham besar-besaran. Oleh karena itu dia harus membereskan permasalahan yang benar-benar bisa menguras tenaganya dalam beberapa hari kedepan. Setelah diselidiki beberapa hari ini, ternyata di dalam perusahaannya ada penyusup yang diam-diam memberikan informasi kepala Black Eagle tentang perusahaannya.
" Cepat cari, aku tidak mau tahu, kalian harus membawa dia kesini dalam 24 jam!" ucap Valen marah saat tiba dikantornya.
" Siap, Bos!" kata Nathan, anak buah Gabriel di Handgod.
" Sean! Hubungi Tiger, aku ingin bertemu dengannya!" kata Valen.
" Siap, Don!" jawab Sean.
" Ben! Segera hubungi para pemegang saham yang menarik semua sahamnya!" ucap Valen dengan nada marah. Valen mengepalkan kedua tangannya mengingat ulah penyusup dan Black Eagle yang nekat itu. Dia belum tahu jika Valen lebih berbahaya dan kejam dari ayah angkatnya. Valen mendapat panggilan video dari reva.
" Halo anak papa!"
- " Papa! Mama kenapa bilang jika papa nggak akan pulang lagi?" -
" Apa? Mamamu pasti minta dihukum lagi sama papa!"
- " Apa yang diomongin mama itu bener?" -
" Tentu tidak sayang! Seminggu lagi papa akan pulang!"
_ " Papa, janji?" -
" Iya, sayang! Papa janji!"
_ " Reva sayangggg banget sama papa!" -
" Papa juga sayangggg banget sama reva!"
- " Reva pergi sekolah dulu, ya, pa!"
" Iya, sayang! Hati-hati!"
Reva mematikan VCallnya, Valen menghela nafas panjang. Apa yang kamu katakan pada anak kita, Rein? Apakah kamu masih belum menyadari setelah apa yang kita lakukan beberapa hari yang lalu? Dasar bodoh! batin Valen.
" Bos!" panggil Ben.
" Hmm?" jawab Valen yang sedang duduk kursi kerjanya dengan mata terpejam dan tangan menangkup wajahnya.
" Orang yang memasukkan obat ke dalam minuman Nyonya waktu itu!" ucap Ben. Valen membuka matanya dan menatap Ben tajam.
" Siapa dan kenapa baru saja lapor?" tanya Valen dengan nada kesal, karena kejadian itu sudah beberapa hari yang lalu.
" Maaf, Bos! Sebenarnya sudah ada laporan keesokan harinya, tapi saya lupa karena kita langsung pergi ke luar kota!" jawab Ben.
" Sudah! Kali ini aku akan memaafkanmu! Siapa?" tanya Valen penasaran.
" Anak buah Tiger, Bos!" jawab Ben.
" Apa? Berani sekali mereka melakukan itu pada istriku!" teriak Valen marah.
" Don! Tiger akan datang di tempat biasa malam nanti!" kata Sean.
" Tidak! Aku mau sekarang! Jika dia tidak bersedia, maka aku akan membuat perhitungan dengannya!" kata Valen dengan nada penuh amarah.
" Baik, Don!" jawab Sean.
" Meeting dengan para pemegang saham telah siap, Bos! Kita bisa mulai!" kata Ben. Valen beranjak dari kursinya dan berjalan keluar dari kantornya, beberapa bodyguard mengawalnya dari depan, samping dan belakangnya. Valen memasuki ruang meeting dengan wajah penuh amarah. Semua pemegang saham yang menarik sahamnya menatap Valen dengan pandangan tidak suka. Dan yang tidak menarik sahamnya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
" Terima kasih atas kehadirannya!" kata Valen setelah duduk di kursinya.
" Saya tidak akan berbasa-basi lagi! Saya ingin kalian yang telah menarik saham kalian, mulai sekarang angkat kaki dari perusahaan saya dan saya akan pastikan tidak akan ada satupun perusahaan yang mau bekerja sama dengan kalian lagi!" kata Valen tegas. Semua pemegang saham yang menarik sahamnya terkejut mendengar ucapan Valen. Mereka ribut dan saling pandang satu sama lain.
' Yang masih bertahan dengan saya disini, selamat! Kalian semua akan mendapatkan tambahan keuntungan dan tambahan saham sebesar 5 persen dari saya!" ucap Valen.
" Apa maksud bapak? Mana mungkin mereka mendapat bagian 5 persen, sedangkan kami semua memuliki saham sebesar 45 persen!" kata Sonny salah satu pemegang saham terbesar.
" Kenapa tidak? Karena aku telah membeli semua saham kalian! Cepat pergi kalian semua! Dan Sonny! Kamu diam ditempatmu!" kata Valen.
" Pak Valen! Tolong maafkan kami, Pak! Kami diancam, Pak! Tolong , Pak!" rengek Morgan.
" Bawa mereka semua keluar!" teriak Valen pada bodyguardnya.
" Pak! Tolong, Pak!" teriak yang lain saat diseret keluar. Sonny menelan salivanya, tubuhnya gemetar hingga keringat keluar membasahi wajahnya, padahal Ac diruangan ini cukup dingin.
" Kalina semua akan melihat apa yang akan saya lakukan pada seorang...pengkhianat!" kata Valen membuat seisi ruangan terkejut mendengar ucapan Valen, terlebih Sonny. Valen memberikan tanda kepada anak buahnya. Dua orang memegang tubuh Sonny.
" Apa yang anda lakukan?" tanya Sonny takut.
" Ada apa ini?" tanyanya lagi. Valen memperdengarkan sebuah rekaman video pada Sonny, dimana dia bertemu dengan Ethan dan memberikan beberapa dokumen padanya.
" Lakukan!" ucap Valen. Segera mereka menyumpal mulut Sonny dengan dasinya dan menghajarnya hingga pingsan.
" Saya tidak akan memberikan ampun pada seorang pengkhianat!" kata Valen, kemudian meninggalkan ruangan rapat.
" Don! Tiger menunggu anda sekarang!" kata Sean.
" Bagus! Ayo!" kata Valen, mereka menuju ke lobby perusahaan dan masuk ke dalam mobil yang telah siap di depan lobby. Selama perjalanan Valen tersenyum melihat aktivitas istrinya dari ponselnya. Dilihatnya Tata sedang santai mengerjakan dokumen bersama Merry. Tidak ada Fero disana, karena dia telah mengirm Fero ke Jepang lewat relasinya yang bekerjasama dengan perusahaan Tata. Sean dan Nathan yang melihat ekspresi Donnya hanya terdiam saling tatap. Baru saja dia marah-marah sejurus kemudian bisa-bisanya dia tersenyum bahagia. Setelah beberapa menit, mereka sampai di arena pacuan kuda. Valen berjalan ke area VVIP, dilihatnya Tiger sedang duduk dengan di kelilingi bodyguardnya. Valen berjalan mendekati Tiger bersama anak buahnya juga.
" Mr. T!" sapa Valen.
" Don Valen!" sahut Tiger berdiri dari duduknya, pria separo baya yang seusia Gabriel itu masih terlihat kuat diusianya yang sekarang, sama seperti Gabriel. Dia tahu maksud kedatangan Valen.
" Bagaimana kabar anda?" tanya Valen basa-basi.
" Baik! Anda bagaimana?" tanya Tiger.
" Saya sedang marah!" jawab Valen langsung pada maksud kedatangannya.
" Apa boleh saya tahu alasannya?" tanya Tiger pura-pura tidak tahu.
" Ada yang berniat buruk kepada istri saya!" kata Valen.
" Bukannya kalian sudah bercerai?" ucap Tiger. Valen sudah menebak apa yang akan dikatakan Tiger.
" Saya hanya mencintai dan menikahi satu wanita dalm hidup saya dan itu berlaku sampai saya mati!" tutur Valen.
" Apa perceraian anda bohong?" tanya Tiger basa-basi.
" Dengar! Saya tidak akan melakukan apa-apa jika anda memberikan hukuman pada adik anda!" kata Valen sontak membuat Tiger terkejut.
" Apa maksud anda?" tanya Tiger masih bergeming.
" Kita dari dunia yang sama! Walau saya baru diangkat, tapi saya tahu semua tentang dunia kita! Jangan bermain api dengan keluarga saya atau saya tidak akan memandang anda!" kata Valen, kemudian dia beranjak dari duduknya tanpa menunggu jawaban dari Tiger.
" Saya menunggu kabar baik dari anda 3 hari lagi!" kata Valen lalu pergi meninggalkan Tiger yang mengepalkan tangannya menatap kepergian Valen dengan marah.
" Anak kemarin sore berani mengancamku!" kata Tiger.