Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 71 - Kebodohan Tata

Chapter 71 - Kebodohan Tata

Valen sedang sibuk bermain dengan Reva sejak dia sampai tadi dan dia belum pergi ke rumah mertuanya karena menunggu Tata pulang. Valen membiarkan saja istrinya pulang terlambat, karena dia pasti sangat sedih lagipula dia telah menyiapkan pengawal untuknya. Valen bermain dengan reva di kamarnya dan tidak ada yang berani mengganggu mereka.

" Papa kenapa, sih, lama sekali pulangnya?" tanya reva protes.

" Papa kan harus cari uang yang banyak buat reva!" jawab Valen.

" Tapi reva maunya papa disini aja, nggak usah pergi-pergi lagi!" rengek reva,

" Iya, papa janji!" kata Valen, dikecupnya rambut anak semata wayangnya itu.

" Beneran, pa?" tanya Reva tidak percaya.

" Iya! Papa janji!" jawab Valen pada putrinya.

" Reva saaaayang sama papa!" ucap Reva sambil memeluk Valen.

" Hahahaha! Anak papa sudah pandai merayu, ya!" ucap Valen lalu mengecup kembali puncak rambut anaknya.

" Tapi Reva mau nggak main game sama papa?" tanya papa.

" Mau..mau! Game apa?" tanya reva suka.

" Besok Papa mau sembunyi dari mama selama dua minggu!" kata Valen.

" Kok lama sembunyinya?" tanya reva.

" Karena tadi di kantor mama sedikit nakal, jadi kalo ada yang nakal harus di...?" tanya Valen.

" Hukummmm!" jawab Reva

" Nah, itu reva tahu! Anak papa memang hebat!" kata Valen.

" Reva nggak bisa main sama papa lagi, dong?" tanya reva sedih.

" Tapi reva bisa ngobrol sama papa jika reva kangen!" jawab Valen.

" Bagaimana?" tanya reva masih sedih.

" Reva bisa pakai ini!" kata Valen, dia memberikan Tata sebuah ponsel yang bentuknya seperti mainan.

" Hp mainan?" tanya Reva senang.

" Tapi ini bukan mainan sayang! Ini ada 3 tombol! Kalo Reva dalam bahaya, tekan yang merah! Kalo reva mau bicara sama papa tekan yang kuning! Kalo reva mau sesuatu tekan yang hijau, nanti akan ada teman papa yang datang ke reva!" tutur Valen. Reva menekan tombol warna kuning dan membuat ponsel Valen langsung berbunyi.

" Beneran bunyi hp papa!" kata Reva.

" Tentu saja, sayang! Tapi ingat! Reva bicara sama papa kalo reva kangen saja! Dan tunggu sampai reva sendiri, karena nanti bisa ketahuan sama mama!" kata Valen. Reva menganggukkan kepalanya.

" Anak papa memang pintar!" puji Valen.

" Reva mengantuk, pa!" kata Reva. Valen melihat jam ditangannya, astaga sudah jam 9 malam! Kenapa dia belum pulang juga, apa masih seneng di kantor? Nggak ingat anaknya apa? batin Valen sebel.

" Kalo gitu sekarang Reva tidur, ya! Selamat Malam, sayang!" kata Valen menutup tubuh putrinya dengan selimut lalu mengecup rambut Reva.

" Selamat malam, papa!" jawab Reva lalu memejamkan matanya. Valen mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidurnya. Kemudian dia keluar dari kamar reva dan melihat Ben duduk di ruang tengah.

" Bos!" sapa Ben saat melihat Valen.

" Kenapa istriku belum pulang?" tanya Valen.

" Nyonya sudah pulang, Bos! Tapi..." kata Ben ragu.

" Tapi apa? Bicara yang jelas!" kata Valen.

" Nyonya pergi ke Club!" jawab Ben takut.

" Apa?" teriak Valen terkejut, dia menghela nafas panjang.

" Dasar bodoh! Kenapa tidak bilang dari tadi? Apa kamu benar-benar mau aku pecat?" ancam Valen marah.

" Maaf. Bos!" jawab Ben.

" Wanita bodoh! Apa yang dilakukannya disana?" tanya Valen lalu keluar dari rumah dan diikuti Ben, Valen masuk ke dalam mobil dan Ben mengemudikan mobil itu menuju ke tempat Tata. Sementara itu di dalam Bar, Tata terlihat telah mabuk hanya dengan meminum setengah botol wine, karena dia tidak pernah minum sebelumnya. Ada beberapa pria hidung belang yang berusaha menggoda dan memanfaatkan keadaannya yang telah mabuk, tapi bodyguard yang dikirim Valen langsung mengamankan mereka.

" Hei! Wajah...mu...seper..hiks....ti...pri...a...breng...his...sek...itu...hiks!" ucap Tata terbata kepada Valen yang telah tiba di hadapannya. Valen membulatkan matanya mendengar istrinya menyebutnya brengsek. Ternyata kamu marah padaku! batin Valen.

" Dasar wanita bodoh!" ucap Valen lalu mengangkat tubuh istrinya, sontak Tata melingkarkan tangannya ke leher Valen.

" Kau...ak...kan...hiks...mem...bawa,,,ku...hiks...ke...mana?" tanya Tata sambil menyentuh wajah Valen dengan tangan kirinya.

" Pulang!" jawab Valen dengan berjalan keluar dari club.

" Haha! Ok...hiks! Aku...ak...kan...hiks...men...jadi...jan...hiks...da...kau...ta...hiks...u!" kata Tata sedih kemudian Valen memasukkan Tata dan dia ikutan juga masuk ke dalam mobil. Dasar! Apa kamu akan menyerahkan dirimu pada pria lain begitu saja karena sedih? batin Valen, dia menyesal telah membuat Tata seperti ini. Tata merasa tubuhnya terasa panas, lalu dia berusaha membuka bajunya.

" Apa yang kau lakukan?" ucap Valen kaget melihat Tata dan berusaha memegang tangannya agar tidak membuka bajunya.

" Pa...nas!" ucap Tata meronta-ronta.

" Sial!" ucap Valen yang melihat tubuh Tata menggeliat-geliat kepanasan.

" Tol...long! Pa...nas...!" ucap Tata lagi. Apa ada yang memberikan obat perangsang padanya? batin Valen dengan wajah penuh amarah.

" Ben, penyekat!" kata Valen, lalu diantara kursi depan dan belakang keluarlah sebuah sekat untuk memisahkannya. Valen berusaha masih berusaha menenangkan Tata, tapi Tata terus saja meronta. Tiba-tiba Tata mencium bibir Valen dan membuat Valen terkejut. Wanita ini! batin Valen. Valen yang sedari tadi menahan gairahnya akibat ulah Tata yang berkali-kali membusungkan dadanya menjadi tak bisa lagi dikontrol.

" Kamu yang membuat ulah, sayang!" bisik Valen. Merekapun melakukan adegan panas tersebut di dalam mobil yang sedang berjalan, Ben hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan Bos dan istrinya itu. Dia membawa mobil mereka ke tempat yang sepi dan memarkirnya di pinggir jalan kemudian dia keluar dari mobil dan berdiri sambil merokok. Mobil terlihat bergerak-gerak menandakan ada yang sedang melakukan sesuatu di dalam. Setelah merasa puas, Valen mengambil selimut dan menutup tubuh Tata yang telah toples, pakaian Tata yang telah sobek karena perbuatan Valen, berserakan di lantai mobil dan dipungut oleh Valen.

" Ben! Kita pulang!" teriak Valen. Ben yang mendengar panggilan Bosnya langsung masuk dan pergi dari tempat itu. Sesampai di rumah, Valen membungkus tubuh Tata dengan selimut dan keluar dari mobil.

" Cari tahu siapa yang memberikan obat pada istriku!" kata Valen.

" Siap, Bos!" jawab Ben. Valen membawa tata masuk ke dalam kamar mereka dan membaringkannya ke atas ranjang yang besar. Valen memandang wajah istrinya dengan sedih, lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Sesuai dengan perkataannya pada reva, pagi-pagi Valen bertolak ke kota AG dan AR untuk perjalanan bisnis selama 2 minggu, lalu pergi ke negara W karena dia juga harus mengurusi organisasi Gabriel yang berada disana akibat ulah beberapa anggota yang sok jagoan.

Tata membuka matanya perlahan, dia merasa kepalanya pusing dan tubuhnya remuk, dia melihat kesekeliling ruangan. Kenapa gue ada disini? Perasaan semalam gue ada di Club! batin Tata. Pasti ada yang bawa gue pulang! Tapi siapa? Apa Fero? Darimana dia tahu kalo gue disana? batin Tata lagi. Kemana pakaian gue? Astaga! Jangan bilang gue diperkosa? Nggak! Nggak! Gue memang bodoh banget, ngapain gue harus mabok segala! batin Tata sambil mulai menangis. Dia kemudian duduk bersandar di kepala ranjang, dilihatnya ada segelas air minum dan obat sakit kepala. Diminumnya obat tersebut dan dilihatnya ada sebuah catatan.

--- Makanlah dan minum obat pereda nyeri di dalam laci nakas

Nggak usah sok-sokan mabok lagi kalo nggak mau diperkosa pria hidung belang ---

Val? Apa ini kamu? Tapi ini memang tulisan tanganmu! Tapi kenapa kamu masih perduli padaku? Bukannya kamu kemarin marah dan pergi meninggalkanku? batin Tata, pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan yang tidak ada jawabannya, karena hanya Valen yang mampu menjawabnya.