Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 69 - Gugatan +

Chapter 69 - Gugatan +

Setelah penjelasan yang dilakukan Gabriel, Valen harus mengikuti Gabriel ke berbagai pertemuan organisasi sebagai Ketua Baru yang nantinya akan memimpin mereka. Hampir dua bulan sudah Valen memperbaiki segala kekacauan yang terjadi di Perusahaannya dan selama itu pula dia begitu sibuk hingga kadang kurang istirahat. Permasalahan dengan Black Eagle dan Tiger diselesaikan dengan jalan damai, karena Tiger tidak mau berurusan dengan Gabriel, meskipun dengan itu dia harus kehilangan satu jarinya. Sedangkan Ethan dilarang berhubungan dengan organisasi lain selama kurun waktu yang tidak ditentukan dan itu membuat dia shock.

" Apa dokumen meeting sudah siap, Mer?" tanya Tata.

" Sudah, Bu!" jawab Merry.

" Apa Pak Fero sudah datang?" tanya Tata lagi.

" Belum, Bu!" jawab Merry.

" Apa dia tidak bilang sama kamu?" tanya Tata.

" Tidak, Bu!" jawab Merry.

" Mer!" panggil Tata.

" Ya, Bu?" jawab Merry.

" Apa kamu tidak menyukai Fero?" tanya Tata tiba-tiba.

" Ha?" ucap Merry kaget.

" Kamu cantik, Mer! Pintar! Aku tahu kamu sering curi-curi pandang ke Fero!" kata Tata.

" Eh, nggak, Bu! Ibu terlalu memuji! Saya mana berani suka sama Pak Fero?" ucap Merry gugup.

" Kenapa tidak?" tanya Tata.

" Pak Fero kan cintanya sama ibu!" kata Merry.

" Tapi kan saya sudah menikah!" jawab Tata. Fero mendengar percakapan mereka dari luar ruangan. Fero sebenarnya kesal karena Tata yang menjodoh-jodohkannya dengan Merry, karena dia merasa seperti pria tidak laku saja.

" Iya, Bu! Tapi mana mau Pak Fero sama saya meski saya suka sama dia!" kata Merry.

" Jadi kamu beneran suka sama Fero?" tanya Tata tersenyum.

" Eh, itu! Nggak, bu!" jawab Merry gugup. astaga! kenapa juga mulut gue nggak bisa dikontrol! batin Merry. Tok! Tok! Tok!

" Masuk!" jawab Tata. Fero masuk ke dalam ruangan Tata.

" Kamu datang?" tanya Tata.

" Sorry aku terlambat! Ada sedikit keperluan!" kata Fero tanpa melihat Merry sedikitpun. Merry menatap Fero dengan diam-diam seperti yang sering dia lakukan.

" O, ya, Fer! Mr. Hong mau kita menghadiri pembukaan kantor cabangnya disini yang akan dilakukan di kota M! Dia bilang akan memberikan proyek baru buat perusahaan kita!" tutur Tata.

" Ok! Kapan kita berangkat?" tanya Fero.

" Aku nggak bisa, karena barengan dengan peletakan batu pertama proyek kita!" jawab Tata.

" Terus?" tanya Fero.

" Kamu pergi sama Merry, ya!" kata Tata. Fero akan menolak permintaan Tata itu, tapi dia mengurungkannya. Gue akan beri lo pelajaran agar lo tahu diri! batin Fero.

" Ok!" jawab Fero.

" Kamu bisa kan, Mer?" tanya Tata.

" Iya, Bu!" jawab Merry dengan jantung yang berdegub kencang karena mereka akan pergi hanya berdua saja.

Valen kembali ke ke negaranya dan langsung pergi ke apartement Tata. Aku sangat merindukanmu, sayang! Maaf aku tidak pernah menelponmu! batin Valen. Dia menatap sebuah kotak beludru berwarna merah yang ada di dekatnya dengan tersenyum. Valen membuka apartement Tata dan masuk ke dalamnya.

" Kok sepi? Seperti nggak berpenghuni?" ucap Valen. Dia masuk ke kamar Tata, semua gorden tertutup, padahal ini siang hari.

" Apa mereka sedang pergi?" tanya Valen lagi. Dia mengambil ponselnya dari dalam saku celananya.

" Halo, ma!"

- " Al? Astaga, Al! Kenapa kamu susah sekali dihubungi?" -

" Maaf, ma! Al sibuk sekali!"

- " Apa pekerjaanmu telah selesai?" -

" Sudah, ma! Al mau nanyain Tata!"

- " Tata kenapa?" -

" Kok, apartementnya sepi?"

- " Apa? Dia masih sering menelpon mama! Mama saat ini sedang pergi sayang! Jadi mama tidak tahu kabar istrimu!" -

" Ini salah Al, karena Al nggak pernah menelpon dia!"

- " Apa? Astaga, Al! Dia istrimu! Bagaimana perasaannya jika kamu tidak memberinya kabar?" -

" Iya, ma! Maaf! Apa mama tahu dia kemana?"

- " Tempo hari dia bilang mau pulang ke orang tuanya!" -

" Ok, ma! Terima kasih! Da mama!"

Valen menutup panggilan ponsel mamanya, dia kemudian keluar dari apartement dan pergi.

" Kita ke kantor dulu, Ben!" kata Valen.

" Siap, Bos!" jawab Ben. Mereka melaju membelah jalanan menuju ke kantor Valen.

" Kamu periksa surat-surat itu, Ben! Aku mau memeriksa dokumen ini dulu, kata Valen yang telah duduk di kursi kerjanya dan melihat banyaknya surat yang ada di mejanya. Ben mengambil tumpukan surat itu dan memisahkan yang penting dan tidak. Tiba-yiba mata Ben melotot melihat salah satu surat yang ada disitu.

" Bos!" kata Ben.

" Hmm?" sahut Valen tanpa melihat, Ben berdiri dan melangkah ke meja Valen. Lalu dia memberikan surat itu pada Valen.

" Apa ini?" tanya Valen mengambil surat dari Ben tersebut. Dibacanya Kop surat tersebut, Pengadilan Negeri? Valen membukanya dan membacanya.

" Apa maksud semua ini?" tanya Valen.

" Kenapa dia mengajukan perceraian?" kata Valen marah.

" Kita pergi ke rumah papi!" kata Valen dengan segudang pertanyaan dan kemarahan, dia berdiri lalu melangkah kepintu ruangannya.

" Kita ke kantornya!" kata Valen lagi. Selama perjalanan Valen terlihat sangat marah dan ingin rasanya dia menghantam sesuatu. Mereka sampai di perusahaan Tata dan menuju ke kantornya. Dia tidak melihat siapapun di ruang Merry, lalu dia masuk ke dalam ruangan Tata yang tidak terkunci. Dilihatnya ke sekeliling ruangan, tapi tidak menjumpai Tata. Valen membuka ruangan di sebelah ruang kerja Tata, dilihatnya wanita yang dicintainya itu sedang tertidur. Tata memang saat itu sedang tertidur setelah meeting, dia merasa kepalanya sedikit pusing. Perlahan dia membuka pakaian dan sepatunya menyisakan celana panjang saja. Valen naik ke atas ranjang Tata dan mulai menyentuh wajah Tata, Tata seperti bermimpi sedang bercumbu dengan Valen karena dia sangat merindukan pria itu. Tata tersenyum, Valen lalu menyesap bibir Tata dan Tata membalasnya dengan penuh gairah. Kemudian Tata membuka matanya dan kaget melihat Valen ada di atasnya. Dengan cepat dia melepas ciumannya dan berusaha mendorong Valen.

" Val, lepaskan!" kata Tata marah, tapi tenaganya tidak berarti bagi Valen, Tata meronta saat Valen mengunci kedua tangannya diatas kepalanya dan menciumnya dengan penuh gairah, tidak ingin istrinya melawan, Valen menyentuh titik kelemahan Tata, dia menarik kemeja istrinya dan menaikkannya hingga memperlihatkan bra warna hitam Tata lalu membuka penutup bra tersebut dan terlihatlah puncak dada Tata yang berwarna pink. Valen tahu Tata akan menggila jika dia menyentuh dada dan puncaknya.

" Val! Ahhh!" desahan terlepas tanpa sengaja dari bibir Tata saat Valen bermain di dadanya. Valen tersenyum smirk merasa jika korbannya telah terbawa suasana. Valen terus melancarkan serangannya terhadap Tata, dia ingin memberontak tapi tubuhnya sangat merindukan sentuhan dari tuannya. Sentuhan yang bisa membuat tubuhnya bergetar bagai tersengat aliran listrik, sentuhan hangat dari suami tercinta, sentuhan yang membuatnya menggila dan akan meminta dan meminta lagi. Valen sangat ingin menikmati tubuh istrinya. Jari tangan Valen langsung turun ke bagian bawah Tata dan masuk ke dalam rok istrinya, dia memainkan jarinya disana dan membuat Tata mendesis dan mengerang.

" Va...l! Ka,,,mu...breng...sekkkk! Akhhhh!" teriak Tata saat Valen mempercepat permainannya, Tata mendapat pelepasannya, tanpa menyia-nyiakan waktu, Valen melepas celananya dan menghentakkan miliknya ke milik Tata yang masih lemas akibat pelepasan tersebut. Tata kaget tapi merasa nikmat karena permainan Valen yang sangat diharapkannya hingga terbawa ke dalam mimpinya.

" Akhhh,,,Va...lllll!" erang Tata.

" Aku akan membuatmu hamil lagi sayang!" bisik Valen dan menyemprotkan cairannya sekuat tenaganya ke dalam rahim Tata.

" Akhhhh!" teriak Valen.

" Terima kasih! Aku mencintaimu!" bisik Valen dan membuat Tata menangis karena marah dan bahagia.