"Henry? Ke... kenapa tubuhmu kurus sekali?"
Calista hampir tidak percaya dengan pria yang ada dihadapannya. Hampir saja dia tidak mengenali kakaknya sendiri. Penampilan Henry yang jauh berbeda dari kata normal.
Henry menguncir rambutnya yang sudah memanjang. Dia membiarkan bulu janggutnya tumbuh dan hampir memenuhi wajahnya. Ada kantong mata tebal diarea bawah matanya yang terlihat jelas. Kemeja warna putih yang kusut, dengan beberapa kancing atas yang dibiarkan terbuka.
"Kenapa kau masih menanyakan hal itu, Calista? Bodoh sekali! Bukankah kau sendiri sudah tahu jawabannya?" Henry mendengus kesal.
Calista memandang ruangan disekelilingnya. Ruang baca itu terlalu sempit dengan banyak tumpukan buku yang tak rapi. Satu-satunya sumber cahaya berasal dari sebuah jendela yang terbuka, tapi ada besi teralis yang terpasang.
"Mereka memperlakukan Henry seperti ini? Mengurungnya seakan-akan dia penjahat yang sangat berbahaya?" pikir Calista dengan perasaan sedih.