"Ratu Calista?"
Suara soerang pria membuyarkan lamunan Calista. Dia menoleh ke arah depan, memperhatikan seorang pria yang baru saja ia kenal temui tadi pagi. Pria yang menjadi pengawalnya, atau lebih tepat dikatakan sebagai utusan Razvan untuk mengawasi Calista.
"Ada apa?" tanya Calista dan tidak lagi tertarik dengan pemandangan dari balik kaca jendela mobil.
"Bukankah harus kau meminta ijin Yang Mulia untuk mengunjungi pria itu?" ucap Sevim sedikit menoleh.
Selvim duduk di bagian depan, bersebelahan dengan supir kerajaan yang masih fokus melihat jalan didepannya.
"Huh, pria itu? Bagaimana kau bisa menyebut Henry dengan panggilan seperti itu?" cibir Calista.
"Lagi pula, Kenapa aku harus meminta ijin untuk bertemu kakakku sendiri. Dan jaga ucapanmu, Selvim. Meskipun Henry bukan seorang Raja Orion lagi, tapi darah bangsawan masih mengalir. Panggil dia sebagai seorang pangeran," jawab Calista tegas.
