"Aku tidak yakin jika kau memang pantas untukku, Calista. Apa kau pikir aku akan begitu bergairah melihatmu seperti ini?" ucap Razvan dengan tatapan keji.
Dua pasang mata itu saling menatap, dan tidak ada rasa cinta yang mereka tunjukkan. Hanya ada kebencian yang teramat dalam dan sulit untuk dihilangkan.
"Cih..! Aku seperti menikahi wanita jalang!" Razvan kesal dan dia menyentakkan dagu Calista.
Sebelum Calista menoleh ke arah Razvan, dia sudah mengatur mimik wajahnya agar bisa menjadi normal kembali.
"Jika bukan tubuhku yang kau inginkan. Lantas, untuk apa kau datang menemuiku di kamar ini?" tanya Calista dengan seringai yang ia paksakan.
Razvan mengeluarkan gulungan kertas yang ia sembunyikan dari balik punggungnya. Dia lempar gulungan tersebut ke arah samping Calista, "Baca dan pahami. Itu adalah salinan surat perjanjian antara kau dan aku, Calista,"
"Besok pagi kau harus menandatangani perjanjian aslinya,"