Tidak ada penyesalan yang dituukkan oleh Dilara. Saat dia sudah melangkahi dua tubuh pengawal yang sudah terbujur kaku dan tidak bergerak sedikitpun, dengan darah yang mulai mengotor lantai istana.
Pistol kecil itu masih ia bawa sambil berjalan mengarah ke arah kamar Revania.
"Ratu Revania?" panggil Dilara dengan suara melengking.
"Apa kau baik-baik saja? Sebenarnya..." Dilara harus menahan rasa gelinya ketika dia sudah berada di depan pintu kamar Revania.
"Fiuhh..." Dia menarik napas dengan dalam sambil memegangi gagang pintu dan mulai memutarnya.
"Sebenarnya aku tidak perlu untuk ke tempatmu. Tapi... aku ingin melihat saat-saat terakhir kau berada di dunia ini. Aku harus memastikan kematianmu, Ratu Revania,"
Dilara sudah berhasil masuk ke dalam kamar Revania. Dia melihat Revania yang berada di lantai, dengan kedua tangan yang sedang menopang tubuhnya saat itu. Wajah sang ratu terlihat sangat pucat, dan sorot mata penuh amarah ia berikan untuk Dilara yang baru saja tiba.