"Ah... rasanya sakit sekali. Apa aku akan benar-benar mati kali ini. Apa tidak akan ada nasib beruntung yang akan menimpaku," batin Anastasia sambil terus memegangi perutnya.
Wajahnya sudah begitu pucat hingga dia tikak bisa beranjak dari duduknya. Dia merasakan lidahnya yang mulai kelu dan terasa sulit untuknya berkata-kata. Kedua mata itu masih terpejam, meskipun Anastasia sudah tersadar.
"Hhmm...." Anastasia bergumam pelan, sambil dia membayangkan segelas air yang bisa mengeringkan dahaganya.
Gadis muda itu sangat bodoh, mengapa dia lebih memilih untuk berada di jalanan. Tidak membawa apapun, hanya sebuah ponsel dengan dayanya yang sudah habis. Dia duduk bersandar dekat dengan tempat sampah besar, bau menyengat sudah lagi tidak ia pedulikan.
Apakah karena ia terlalu takut? Atau dia terlalu bodoh? Hingga dia memutuskan untuk tetap berada Di Aarez?