Kembali pada tatapan Louis yang membuat perasaan Helena menjadi luluh, rasanya dia juga ingin membiarkan Louis terus saja melakukan apa yang diinginkan olehnya, sebagai seorang kekasih yang sedang dilanda kerinduan.
Rasanya Helena ingin merasakan bagaimana hasrat mereka berdua jika bertemu, saat keduanya sudah lama terpisahkan. Mungkin saja Helena bisa mendapatkan sedikit ingatannya, lalu dia bisa ikut merasakan bagaimana rindu yang selalu membebani Louis selama ini.
Tapi pikiran itu segera ia buang jauh-jauh, karena ada hal yang membuat Helena sadar, kalau dia tidak boleh merasa terbuai akan suatu hal yang belum pasti. Sebuah cinta yang mungkin saja bisa sangat ia benci dan sesali.
Meskipun jantung Helena berdebar kencang, meskipun setiap kecupan bibir Louis terasa nikmat untuknya. Tetap saja, saat ini Louis bukanlah miliknya, bukan milik dari seorang Helena.
Sadar dan merasa malu pada dirinya sendiri, Helena segera menarik tali dari gaun tidur yang sebelumnya sudah menurun.
