Dua pasang mata yang saling memandang, dengan jarak yang amat dekat. Kedua tangan Henry masih merentang lurus ke arah Helena.
Membuat kurungan dengan tubuhnya sendiri, sehingga tidak memberikan celah bagi Helena untuk bisa menghindari dari dirinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Yang Mulia?" tanya Helena. Mengedipkan matanya beberapa kali, rasanya perih jika kedua pasang mata itu bertemu dalam waktu yang lama.
"Kenapa kau tidak bisa menebak apa yang sedang aku pikirkan, Helena? Bukankah… kita sudah cukup lama berada di tempat ini," ucap Henry yang belum beranjak dari tempatnya.
Tatapannya justru semakin lekat, sepertinya Henry siap menerkam Helena dengan mudah. "Yang Mulia, sepertinya kau terlalu cepat mengambil keputusan, aku dan kau… kita berdua sama-sama tidak saling mengenal."
"Oh ya, bagaimana kalau kita memulainya dari awal kembali, agar kita bisa saling mengenal." Seringai Henry muncul.