Helena harus menahan kekesalannya, ketika dia mendengar permintaan Henry yang tidak masuk di akal.
Padahal saat itu Helena sudah memegangi gelas anggur miliknya sendiri, ingin sekali ia melemparkan isi gelasnya ke arah wajah Henry, yang masih saja menyeringai licik.
Genggaman pada gelasnya, membuat Helena mungkin saja bisa mematahkan gelasnya dengan mudah.
Henry yang sadar dengan kekesalan Helena, mendekati wajah yang menahan kesal itu. Dia senang karena telah berhasil mempertahankan Helena.
"Ada apa Helena, apakah kau juga tidak paham dengan apa yang aku inginkan?" tanya Henry, dan ia memegangi tangan Helena yang masih menggenggam kuat gelas anggur.
"Apa kau tidak tahu caranya? Ah... lihat tanganmu ini, kenapa sangat kaku, kau harus bisa melemaskan ya, Helena," Ucap Henry dengan menggoda.
"Yang Mulia, apa tidak bisa kau membuat permintaan yang lain?" tanya Helena, seraya ia menarik tangannya sendiri dengan cepat.