Kedua mata itu masih saling menatap, dengan jarak yang amat dekat. Membuat Louis bisa melihat, kesungguhan Helena saat menanyakan hal yang penting baginya.
"Ada apa, Yang Mulia? Apa kau tidak bisa mengatakannya? Apakah saat ini aku bisa mempercayaimu?" tanya Helena, kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Apa yang sudah dia katakana padamu, Helena?" tanya Louis, sisi rahangnya terlihat menegang saat bertanya pada Helena.
"Sebuah pilihan. Ya… pilihan siapa yang akan kau kobarkan, heh… "Dengus Helena kesal, dan dia sudah mengalikan pandangannya dari Louis.
Helena menyeka pelupuk matanya, sebelum air mata itu jatuh. Setelah itu, kembali ia menegakkan wajahnya sambil menatap pada wajah Louis.
"Seharusnya aku sadar kalau dari awal keberadaanku, memang tidak dibutuhkan. Aku ini…" Helena terhenti sejenak, tiba-tiba perasaanya mencelos tidak nyaman. Dadanya bahkan terasa sesak, ketika dia harus berbicara dengan Louis saat itu.