"Permaisuri Helena…" suara seorang wanita memanggil, ketika Helena menggerakkan kedua bola matanya yang bergerak pelan.
Saat itu Harika sedang duduk di lantai, dengan meletakkan wajahnya pada tepi tempat tidur. Ia menyeringai terlalu lebar, seperti sedang merasakan kebahagiaan yang amat berharga.
"Hmm… bau apa ini?" gumam Helena dengan hidungnya yang mengendus cepat.
"Permaisuri, apa kau sudah bangun?" Panggil Harika dengan suara yang semakin jelas, terdengar oleh telinga Helena.
"Mmm… ada apa, Harika. Kenapa kau bisa berada di kamar Louis?" tanya Helena yang sudah membuka kedua matanya, dan dia melihat kearah Harika yang masih saja memasang senyuman yang terasa aneh.
"Tunggu! Kenapa kau bisa ada disini?" Helena kembali mengulang pertanyaannya, kali ini dengan kesadaran yang sudah penuh.