Chereads / Tuhan, aku menyukai salah satu hambamu / Chapter 2 - Dibuat penasaran setiap hari

Chapter 2 - Dibuat penasaran setiap hari

Setelah kepulangan teman-temanku dari kegiatan TO. Aku menunggu mereka untuk bercerita, dan akhirnya mereka menceritakan tentang kegiatan disana. Dan sebenarnya bukan cerita kegiatan nya sih yang aku tunggu, tapi informasi tentang si cowok kalem itu hehe..

"Zee, pokoknya nyesel deh kamu ga ikut kemarin." antusiasme Rani saat menceritakan kegiatan tersebut.

"Loh kenapa? Emang seru banget yaa kegiatannya?"

"Bukan cuma seru, tapi berkesan banget deh"

"Hmmmm... ya abis gimana dong, aku kan ga bisa ikut"

"Iya sayangnya kamu ga ikut zee.. Oya si Chandra ternyata orangnya banyak omong ga sekalem yang selama ini kita duga."

Dengan rasa penasaran aku terus mendengarkan Rani bercerita "Emangnya kenapa ran, dia banyak omong soal apa?"

"Iya jadi saat sesi tanya jawab dia yang paling banyak bertanya dan berargumen loh, dan jawaban dia tuh bener-bener pinter banget"

"Oh gitu, berarti fisik dan otak mendukung ya hahaha"

"Iya Zee, dia bukan cuma keren tapi pinter"

Mendengarkan cerita Rani yang slalu memuji dia, aku curiga Rani juga menyukai Chandra.

hmm tapi masa sih, temanku tega menikung aku.

Setelah ikut training organisasi kegiatan Rani dan Diyan menjadi bertambah, karena mereka mengikuti pelatihan rutin tiap Minggu bersama kelompok belajar jurusan.

Aku memang sebelumnya tidak ikut kegiatan training organisasi, tapi Rani dan Diyan slalu mengajak aku untuk ikut kegiatan rutin Mingguan tersebut.

Saat itu hari Minggu sore, selesai pelatihan Diyan mengajak aku dan Rani untuk berlatih basket.

"Zee, ran, ikut latihan basket yuk"

"Aku ga bisa maen basket tau." jawabku ragu, karna aku pernah trauma bermain basket saat SD.

"Ayo aja deh aku mah." Rani ternyata antusias untuk ikut bermain.

"Malu ah sama anak basket, kita kan bukan anggotanya."

"emang kalo bukan anggota ga boleh latihan, lagian siapa yang larang sih" tegas Diyan yang mengajak kita untuk ikut bermain basket.

"Ayo Zee, eh siapa tau ada Chandra latihan."

"Oh iya Zee, ayo biar kamu kenal Chandra lebih dekat."

Hmm sepertinya teman-temanku mulai merayuku dengan membawa nama Chandra yang sangat sulit untukku ku tolak.

"Oke ayok, gapapa nih kita kan ga pake sepatu basket"

"Iya gapapa, kan belajar dulu. Besok kalo udah bisa pake sepatu basket"

Akhirnya kita jalan ke lapangan, tapi kulihat belum ada siapa-siapa disana.

Diyan mengambil beberapa bola basketnya, aku dan Rani ikut membantu Diyan membawakan bola basket.

Tiba-tiba ada suara motor yang baru datang dan parkir disamping lapangan.

Ternyata yang membawa Motor itu Chandra.

Jantungku seketika berdebar kencang "Wait, itu dia orangnya Dateng, duuh takut kaku nih didepannya." Gumamku dalam hati.

Karena itu pertama kalinya aku bisa berhadapan langsung dengan dia.

"Woy Chandra, mana nih anak-anak yang lain?" teriak Diyan dari lapangan ketika melihat Chandra sedang berjalan menuju lapangan.

"Ga tau nih, bilangnya sih mau pada dateng. coba deh kontak grup BBM" jawaban Chandra yang keliatan santay saat membawa tas dan kunci motornya.

"Oke lah, eh Chandra gue ajak teman-teman nih gapapa kan ya?"

"Lah si Rani, iya gapapa ikut aja malah tambah rame." Sepertinya memang Chandra sudah mengenali Rani, sedangkan dia tidak mengenalku. dia hanya melirik ke arahku sambil tersenyum.

"Kita mau ngerusuh disini gapapa yaa, hahaha"

"Santay, welcome aja kita mah"

Sedangkan aku diam seribu bahasa, senyam senyum ga jelas, dan seperti tidak dianggap keberadaan nya.. Namun sesekali Chandra melihat ke arahku. Tapi aku tersipu malu "Ah sial, moment apasih ini. Bakalan jadi patung kalo begini terus. "

Sebelum latihan dimulai Chandra mengajak kita untuk pemanasan supaya tidak cedera ketika berlatih basket.

Dan moment seperti itu yang ga bisa aku lupain, dia sebagai instruktur yang mengarahkan setiap gerakan pemanasan sampai akhirnya ada gerakanku yang salah, lalu dia memberi tahu "Teh, itu gerakannya salah"

Hah? Dia panggil aku teteh, apa karena dia tidak mengetahui namaku.

sepertinya Rani dan Diyan tertawa dalam hati, mereka senang ketika melihat aku ditegur sang instruktur idola ku sendiri.

Lalu aku memperbaiki gerakanku, dengan sedikit menghela napas dan merasakan setiap detak jantungku yang mulai tak beraturan ketika ditegur oleh si Chandra, cowok yang selama ini membuatku penasaran.

Sesi latihan berlanjut tapi sepertinya kita harus istirahat karena haus melanda dan aku bergegas pergi ke warung untuk membeli air mineral.

Rani dan Diyan ternyata mengikuti aku dari belakang.

"Ciee gimana rasanya tadi latihan basket bareng si cowok kalem." Rani berusaha menggodaku.

"Deg degan banget, hahaha.. ternyata dia orangnya galak begitu ya."

"Iya, emang dia orangnya gitu kadang galak dan kadang juga doyan bercanda." Diyan menanggapi kata-kata yang terlontar dari aku.

Aku basa basi akan membelikan Chandra air mineral "Dibeliin minum ga nih si Chandra."

"Kayaknya dia bawa air dari rumah." tegas Diyan.

"Oh yaudah..." gagal caper deh hahaa.

Masih percakapan ku dengan diyan

"Latihannya sampe magrib ya?"

"Biasanya sampe isya malah, tapi aku Ampe magrib aja deh"

"Oh yauda kita sampe magrib aja, udah bau keringet banget nih ga tahan.."

"Iya siap, sabar ya bentar lagi juga selesai."

Setelah istirahat lalu Chandra dan anak basket lainnya memulai permainan tri on tri.

"Melihat Chandra keringetan rasanya aku ingin mengelap keringatnya hhhaaaaa" gumamku dalam hati, sambil berhayal.

Aku dan Rani duduk dibangku tribun sambil melihat mereka yang sedang bermain basket, karna kita hanyalah penonton.

Diyan memang sudah jago bermain basket sejak SMA, maka dari itu Diyan salah satu jagoan kita di lapangan walupun dia adalah seorang cewek.

Aku dan Rani sampai bosan menunggu mereka bermain basket, sampai kumandang adzan terdengar.

Akhirnya mereka yang bermain basket pun berhenti sejenak.

Aku, Rani dan Diyan pamit dari lapangan untuk segera menuju masjid dan akan langsung pulang.

Namun aku melihat Chandra sepertinya dia tidak bergegas istirahat ataupun ke masjid, dia malah masih duduk dilapangan berbincang dengan teman lainnya.

Tapi aku segera pergi dari situ, tanpa memperdulikan dia setelah itu.

Keesokan harinya dan berlanjut hari-hari biasa kuliah.

Aku biasanya sengaja berdiri di lantai 2, sambil menyender dipembatas seperti balkon dan melihat pemandangan kota disekitar kampus yang sangat sibuk.

Dari lantai 2 aku bisa melihat semua orang yang baru datang ke kampus, entah itu yang naik motor ataupun berjalan.

Saat itu aku melihat Chandra dari kejauhan, dia berjalan kaki dari arah kosan aku. Sepertinya dia baru turun dari angkutan umum.

Dia jarang ke kampus menggunakan motor, sungguh sosok cowok sederhana.

Aku jadi penasaran, dia tinggal dimana dan kenapa dia jarang menggunakan motor untuk ke kampus.

Saat dia berjalan tepat berada dibawah, aku mengeluarkan handphone dan iseng memotretnya dari atas.

"Kok aku seperti paparazi atau pengagum berat dia ya".

Lalu fotonya aku simpan digaleri, jangan sampai orang lain tau tentang hal ini.

Semakin hari semakin aku penasaran dibuatnya.

Akhirnya aku menemukan akun Facebook dan Twitter nya. Jadi semakin banyak hal yang aku ketahui tentangnya.

Tanpa aku ceritakan kepada teman-temanku, aku selalu stalking dia secara diam diam.

Walaupun aku selalu diam, tidak mengungkapkan ke kagumanku padanya.

Gosipnya sudah merebak dilingkungan organisasi.

Karena setiap Chandra ke ruang organisasi senat, Rani atau Diyan selalu menggodaku.

Hingga akhirnya temanku yang lain ikut menggodaku.

"Huhh... bisa ga sih kalian jangan cengin terus..."

"Eciiee tapi seneng kan??" Rani terus menggoda.

pipiku jadi merah gara-gara digoda terus.

Tapi aku berharap Chandra jangan sampai tau tentang hal ini.

Teman-teman organisasiku memang ada beberapa yang mulutnya ember.

Yang terang-terangan menyalami aku kepada Chandra.

Aku takut Chandra menjadi ilfiil padaku.

Tiba-tiba saja ada Kaka kelas yang bernama Kak Rima menanyakan perasaanku.

"Zee kamu seriusan suka sama Chandra?"

"Ihh apasih kak, gosip doang itu sih"

"Oh masa sih? tapi aku lihat dari mata kamu kalo ngeliatin Chandra tuh kayak beneran suka"

"aduh kak jangan sok tau deh"

"kalo beneran kamu suka juga gapapa kok"

Aku berusaha menutupi perasaan aku kepada siapapun. mungkin awalnya aku cuma kagum karena saat ospek dulu aku melihatnya sebagai cowok kalem.

Wajar ga sih, setiap cewek yang melihatnya pasti terpesona lah.

Tapi semakin lama mengenalnya aku juga ga bisa berbohong dengan perasaanku sendiri.

Benar kata kak Rima dari mataku memperhatikannya mungkin berbeda.

Aku butuh curhat kepada seseorang, agar aku tenang dan lega bisa mengungkapkan perasaanku ini.

Saat itu kak Rima yang aku percaya untuk mendengarkan isi hatiku.

"Kak emang bener sih, aku jadi suka sama Chandra"

"Oh udah aku duga kok sebelumnya.. terus gimana?"

"iya kak, ga bisa dibohongi ya cara aku memperhatikan dia"

"iya dek, jelas banget. kamu suka dari apanya sih?"

"Waktu pertama aku liat dia, ya karena dia ganteng terus kalem gitu. kok lama-lama pas aku kenal dia yang orangnya ga kalem itu, aku tetep suka sih"

"Ya berarti kamu suka dia apa adanya"

"Suka apa adanya ya kak, terus aku mesti gimana kak?"

"Ungkapin aja perasaan kamu ke dia dek"

"duh kak ga berani lah..."

"kenapa gengsi ya?"

"iya lah pasti"

Tapi ternyata lama-lama aku curhat kepada kak Rima, diam-diam dia berusaha memberitahu Chandra tentang perasaanku.

*skip*

*baca bab selanjutnya*

Lama kelamaan kegiatanku dikampus dan organisasi semakin padat.

Banyak kegiatan yang membuatku semakin dekat dengan Chandra.

Termasuk ketika ada Event yang diselenggarakan oleh Chandra dan teman-teman organisasi nya.

Kebetulan Diyan mengajakku untuk menjadi panitia event tersebut. Alasan Diyan mengajakku karena kosanku lebih dekat dari kampus.

Jadi aku bisa diandalkan untuk membantu menghandle kegiatan tersebut.

Akhirnya aku mengiyakan tawaran Diyan.

Bagaimana dengan Rani?

Ternyata Rani tidak bisa ikut kedalam kepanitiaan, mungkin ada alasan tertentu.

Ya sudah, kebetulan event tersebut diadakan setelah UAS dan berlangsung 6 hari.

walaupun seharusnya aku pulang kampung saat itu, tapi dengan adanya event ini aku jadi menunda kepulanganku.

Setiap hari aku harus standby dilapangan, untuk berkontribusi dalam event tersebut. Akhirnya aku mendapat jobdesk, sebagai penjaga stand minuman dari sponsor.

Mungkin itu tugas yang mudah hanya menjaga stand, tapi ternyata ada laporan tanggung jawabnya juga.

Kebetulan ketua panitia event tersebut adalah Chandra. Dialah yang mengarahkan jobdesk aku seperti apa nantinya. "Zee nanti tugas kamu jagain stand, terus dicatat ya minuman apa aja yang terjual abis itu dibuat laporan."

"Iya siap.." sahutku manut.

Selama 6 hari itu aku mengenal lebih dekat sosok Chandra, dia adalah sosok yang tegas dan penuh tanggung jawab. Walau sesekali dia bercanda, bahkan dia tak sungkan memberikan aku semangat disaat acara berlangsung. Aku juga ga ngerti, sebenernya dia tau engga sih sama perasaan aku?

Aku slalu dibuat penasaran sama hal itu, kalo misalnya dia tau perasaan aku kemungkinan dia akan menjauh dari aku. Tapi ya syukurlah dia masih ramah terhadapku.

Lalu bagaimana aku? Aku setiap hari dibuat tersenyum dan salah tingkah. Mungkin aku bisa menutupi perasaan aku ketika didepannya. Tapi ketika aku pulang ke kosan, biasanya aku loncat kegirangan setelah seharian bersamanya.

Dia memanglah sosok yang bukan hanya baik fisiknya tapi kepribadian nya juga baik dan aku suka. Banyak hal tentangnya yang baru aku tahu, saat menjalani event tersebut.

Dia humble, sopan santun kepada yang lebih tua, dan bijak dalam menyelesaikan masalah.

Mungkin itu hanya perasaan ku saja, mungkin karena aku sedang menyukai nya jadi apapun yang dia lakukan selalu baik dimata aku.

Sampai akhirnya event selesai, aku bersama panitia lainnya sangat kelelahan.

Semua tangis dan tawa pecah dimalam perpisahan dan penutupan event.

Aku lihat dia begitu sangat kelelahan, dia pucat tapi tetap bisa tersenyum.

Aku ikut foto bersama panitia lainnya, aku merasa jadi bagian dari mereka walau organisasi ku bukan disitu.

Setelah event itu selesai.

Keesokan harinya aku mengalami musibah, Dikosan aku terjadi pembobolan sehingga laptopku raib diambil si maling.

Aku sangat sedih dan hancur, malam itu aku baru saja pulang dari kampus melihat keadaan kamarku sudah acak-acakan.

Mau tak mau aku harus ikhlas, merelakan laptopku yang telah hilang.

Dan keesokan harinya, Chandra chatting aku. Dia menyuruhku ke kampus untuk ketemuan.

Ya memang masih ada urusan yang belum selesai pasca event tersebut.

karena aku yang bertanggung jawab atas laporan stand dari sponsor. Aku bersyukur karena data-data tersebut tidak ikut hilang bersama maling sial itu.

Aku bergegas ke kampus dan menunggu Chandra datang.

Dengan perasaan yang masih sedih pasca kehilangan laptop, aku lebih banyak diam dan memainkan handphone.

Beberapa saat kemudian Chandra datang, dia langsung menyapaku.

Tanpa menceritakan kejadian yang telah menimpaku, aku berusaha untuk menampilkan muka biasa saja ke dia.

Dan dia mengajakku untuk ke lapangan, aku bergegas untuk jalan.

Tapi dia naik motor, dan mengajakku untuk membonceng. tadinya aku menolak sampai akhirnya dia bilang "Ayo Zee, biar cepet sampenya ". Dia berhenti disampingku.

Dan untuk pertama kalinya hal yang tidak aku bayangkan sebelumnya terjadi, aku dibonceng oleh seseorang yang aku sukai selama ini.

Walau hanya berjarak beberapa meter rasanya diboncengi perasaan ku tetaplah bahagia.

Dan dia bisa menggantikan perasaanku yang tadinya sedih karena kehilangan laptop, sampai menjadi bahagia melupakan kejadian itu.

Aku mengucap dalam hati "Terimakasih, kamu udah buat aku tersenyum lagi".

Sampai dilapangan dan menghitung minuman yang tersisa, aku dan Chandra sedikit berdiskusi soal laporan. Dia sangat bijak, berusaha menenangkan segala ketakutan aku. Karena aku takut laporannya tidak sesuai dengan sisa minuman. Tapi akhir nya semua laporan selesai.

Lagi lagi Chandra mengajak aku untuk membonceng motornya "Ayo Zee, naik lagi.."

Dan tanpa menolak aku langsung menaiki motornya, aku mencium aroma wangi dari kaos yang dia pakai.

Aku bergumam dalam hati " Ya tuhan, ini rasanya dibonceng, dan aku mencium aroma wangi baju seseorang yang aku sukai, rasanya ingin berlama-lama didekatnya"

Sampai dikampus, aku duduk sebentar di dalam ruangan organisasi ku.

Dan sepertinya dia juga belum pulang masih membuka laptop diruangan sebelah.

Ya kita hanya berbeda ruangan, setiap hari dia juga sering menghabiskan waktu berada diruangan tersebut.

Karna tugasku telah selesai dan setelah ini aku harus pulang ke kampung halaman.

Akhirnya aku pulang, meninggalkan ruangan organisasiku "Hmm aku akan rindu dengan ruangan ini, dan juga seseorang yang berada diruangan sebelah"

Saat aku sudah menaiki mobil, diperjalanan aku membuka Facebook dan tiba-tiba muncul status dia ditimeline "Udah ya, jangan terlalu akrab"

Sontak membuatku kaget, kenapa dia harus berbicara seperti itu distatus dan untuk siapa dia tujukan status itu?

Karena selang beberapa waktu lalu aku yang bertemu dengannya sampai dibonceng motor, dan setelah melihat statusnya aku memiliki perasaan kurang enak. Apa iya dia tidak suka dengan pertemuan tadi?

Sedangkan aku tidak meminta hal itu terjadi, bahkan aku sama sekali tidak meminta dibonceng.

Perasaanku semakin kalut, diperjalanan menuju rumah aku malah tambah galau.

Aku nangis sejadinya, meratapi musibah yang terjadi dan ditambah perkataan dia distatus. Aku tak habis pikir, baru saja aku merasakan kebahagiaan karna bisa berboncengan dengan cowok yang ku sukai. Tetapi dia pula yang membuat perasaan ku kacau.

Setelah kejadian itu, rasanya aku enggan untuk balik lagi ke kampus.

Libur kuliah selama 3 bulan mungkin akan membuatku tenang melupakan kejadian itu. Tetapi kegiatanku di senat tetaplah berjalan.

Aku mendengar kabar bahwa dia berada di luar kota dalam waktu lama.

Ah syukurlah aku tidak akan bertemu denganya selama liburan ini.

Aku menceritakan kejadian itu kepada temanku, termasuk kak Rima dan Rani

Mereka malah menjugde bahwa Chandra itu jahat dia tidak seharusnya seperti itu.

Mereka melarang aku untuk menyukainya lagi.

Aku disuruh melupakan cowok itu.

Aku tidak bisa secepat itu melupakan seseorang. Apalagi sudah banyak yang aku lewati dengan cowok itu. Banyak hal yang membuatku kagum padanya.

Tapi disisi lain aku juga sakit hati atas apa yang dia katakan di status, aku sudah mengira bahwa itu memang ditujukan untukku karena kejadiannya baru saja aku alami.

Entahlah itu membuat ku tambah penasaran, apakah dia seacuh itu terhadap aku. Berbanding terbalik saat dia mengajak aku membonceng motornya.

Semoga akan ada hal lain yang membuat aku tetap bisa dekat dengannya.

Karena aku ingin selalu dekat dengannya meskipun aku hanyalah sebagai temannya.

*Maaf cerita di bab ini ada pembaharuan..*

*silahkan baca kembali*

*happy reading gaes*