Suara tembakan terdengar memenuhi sebuah bangunan gudang tua di pelosok Bogota, Kolombia. Tatapan marah lelaki berwajah tampan dan bertubuh tinggi proposional itu terlihat sangat menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya. Walau bahunya sedikit terluka karena terkena tembakan lawan, tapi ia masih bisa mengarahkan pistolnya dengan baik.
"Kau pikir bisa mempermainkanku, Margarita???" desisnya saat menempelkan ujung pistol tepat di antara kedua mata abu-abu seorang gadis cantik.
"Kau yang mempermainkanku, Dani. Selama ini aku selalu menuruti apa yang kau inginkan, tapi kenapa kau mengabaikanku?"
"Kau bodoh atau berpura-pura bodoh? Aku tidak tertarik dengan hubungan percintaan seperti sampah yang kau janjikan itu. Dan aku tidak membutuhkan pengkhianat sepertimu," desisnya sebelum suara tembakan kembalo terdengar dengan tubuh Margarita yang jatuh ke lantai.
"Bereskan semua ini," ucapnya sembari berlalu dan memegangi bahunya yang terluka.
Daniel MartÃnez, lelaki tampan dan mapan dengan segala lelebihannya. Putra tunggal dari Menteri Pertahanan Brazil yang juga dikenal sebagai seorang Drug Lord, pemimpin sindikan perdagangan narkotika dunia. Tentu saja dunia atas dan putih tidak ada yang tahu sepak terjangnya. Semua ini ia lakukan untuk membantu masyarakat di negaranya dan beberapa negara Latin lainnya. Perekonomian yang buruk membuat kondisi mereka tidak cukup baik. Daniel berpikir jalan satu-satunya adalah dengan menjadi Drug Lord.
"Setelah ini anda akan kemana, Tuan?" tanya beberapa lelaki yang sejak tadi mengikutinya.
"Aku ingin ke Miami, menghabiskan waktuku di sana."