"Aku yakin, aku sedang sakit perut.. ya ya.. aku pulang duluan, dah Riri." Aku menghentakkan tangan Riri dengan kasar agar bisa lepas dari tanganku, lalu aku mulai berlari pergi menuju Mobilku dan membukanya dengan cepat.
Namun aku kalah cepat dengan Riri, yang sekarang sudah masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang di sampingku, Aku yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pelan. Lalu menatap matanya yang sepertinya meremehkan aku dalam hal ini. Aku memang tidak bisa bersikap kasar pada perempuan, tapi kesabaranku itu ada batasnya. entah sampai kapan Riri akan melampaui batas yang aku jaga ini.
"Turun Riri! Aku sedang tidak bercanda.. pergilah dan jangan ganggu aku." Aku berbicara dengan nada rendah, rasa sakit di lenganku yang di pegang erat tadi. menimbulkan rasa sakit yang begitu nyeri dan aku merasa sangat kesal sekarang.
apalagi sepertinya Riri berusaha bermain-main denganku, menganggap remeh diriku yang berusaha menghindarinya.
