Rizal berjalan keluar, Entah kenapa dirinya bisa mengatakan hal bodoh seperti itu pada Nia. maksud hati ingin merelakan Nia dan berkata baik-baik. Tapi malah membuat Nia semakin bingung dan pastinya semakin sedih.
Langkah kakinya terhenti ketika melihat bapak yang sedang meminum kopi dan memandang ke arah taman, Rizal menghampiri saja. Berusaha bertegur sapa.
"Tidak tidur Pak?." Tanya Rizal.
"Eh Rizal.. Tidak, Bapak baru saja selesai sholat dan tidak bisa tidur lagi. Kamu sendiri kenapa belum Tidur?." Tanya Bapak, Suara bapak masih saja santun dan lembut.
Rizal tidak mengerti kenapa bapak Nia masih saja baik pada Rizal, Padahal Rizal sudah menyakiti anaknya dengan sangat dalam.
"Baru saja keluar dari kamar Nia, berbincang beberapa hal." Rizal memasukan tangannya ke dalam kantung celana. Lalu ikut menatap ke arah taman yang terlihat gelap.
"Tentang apa? kalau boleh tau." Tanya Bapak.