"Kimi kamu ini benar-benar anak yang susah sekali di bilangin! " bu imel langsung memarahi kimi yang baru saja sampai di ruangannya.
"Memangnya apa yang saya lakukan bu? " kimi kebingungan dengan perkataan gurunya itu.
Dia menggebrak meja dengan selembar kertas di atasnya.
"Kamu baca ini! " dia meminta kimi untuk membacanya.
Kimi membacanya di tulisan pertama sampai dengan terakhir, dia mengerutkan dahinya ketika ada namanya di dalam tulisan itu.
"Surat ini siapa yang buat bu? " kimi lalu bertanya.
"Kakak kelasmu dewi "
Kimi terkejut dan lalu memberanikan dirinya untuk melihat kedua mata gurunya itu.
"Maksud ibu kak dewi hamil? " lagi-lagi dia bertanya.
"Kenapa kamu bertanya " jawab bu imel, "bukankah sudah jelas disitu di tulis bahwa dewi telah melakukan percobaan bunuh diri karena ulah kamu! "
"Kamu menyebarkan berita bohong kalau dia hamil, sampai membuat semua teman satu sekolah membicarakan dan membencinya "
"Kamu tahu tadi pagi dia di temukan tergeletak di kamarnya setelah menyayat pergelangan tangannya "
Kimi tertegun, "kenapa kak dewi melakukan itu? "
"Kenapa " nada bicara bu imel meninggi, "dia itu stres karena di bicarakan oleh teman-temanya "
"Dia stres, karena semua orang mengira kalau dia hamil dan itu semua kamu yang katakan pada teman-teman yang lain "
Kimi terkejut, "saya yang bilang sama semua teman-teman? "
"Ibu saya tidak pernah bilang seperti itu " sambungnya.
"Tapi kamu pernah bilang di depan semua teman-teman kalau dia sering berada di kelas dan ruang osis dengan teman laki-laki "
"Iya bu, tapi saya tidak bilang ka dewi hamil " dia mencoba membela dirinya karena merasa tidak bersalah.
"Kamu bilang sama orang tuamu, kalau kamu akan dikeluarkan dari sekolah! "
"Tapi, bu. Saya kan sudah bilang yang sebenarnya.... " kimi menarik nafasnya karena kesal, sampai sekarang pun tidak ada yang mempercayai perkataannya.
"Kamu sudah tidak bisa lagi di bina dengan baik " ucap bu imel duduk di kursinya memandangi kimi dengan melipat kedua tangannya di dadanya.
Kimi mematung dia masih sangat kesal dengan keputusan sepihak dari bu imel hanya kerena kakak kelasnya menyebutkan namanya dan mengatakan bahwa dialah penyebar pertama gosip tersebut.
"Apa yang bu imel katakan? " tanya kenzi ketika kimi keluar dari kantor bu imel dengan wajahnya yang terlihat pucat.
"Ada apa? " kenzi seketika merasa khawatir.
"Aku di keluarkan dari sekolah, karena bu imel bilang aku menyebarkan berita bohong tentang kehamilan kak dewi "
Kenzi mengerutkan dahinya, "kak dewi hamil? "
"Aku juga baru tahu ada berita itu, dia mencoba bunuh diri dan tidak mau melihat lagi saya karena telah menyebarkan kebohongan "
"Apa kamu menyebarkan berita itu? "
"Kamu juga sama seperti bu imel yang tidak percaya dengan semua penjelasanku? "
"Bukan itu maksudnya " kenzi membenarkan pertanyaannya, "aku cuma mau dengar perkataan dari kamu "
"Seharian inikan aku cuma ngobrol sama kamu " jawab kimi, "lagipula berita tentang kak dewi yang mencoba bunuh diri saja aku sama sekali tidak tahu "
"Memang aku yang pernah bilang dia selalu di kelas setelah pelajaran selesai dan di ruang osis dengan laki-laki, tapi aku tidak bilang kalau dia hamil "
Kenzi menganggukkan kepalanya dia percaya dengan semua yang kimi katakan. Dan hanya dia saja yang menemani kimi masuk ke dalam kelasnya dan membawa tas sekolahnya.
"Kita pergi ke bu imel dan aku akan membantumu menjelaskan " ajak kenzi.
Kimi bertahan di tempatnya, "tidak usah, aku sudah tidak akan dipercaya lagi "
"Tapi aku yang akan menjelaskannya, bu imel pasti percaya "
"Kenzi, jangan sampai namau jelek karena membelaku " kimi dengan cepat berjalan menuju ke luar kelas dan ketika berada di tengah-tengah lapangan dia mendapatkan lemparan kertas dan bekas botol minuman dari lantai dua sekolahnya.
Tidak hanya berhenti disitu, semua teman-teman satu sekolah menyurakinya dan senang sekali dengan keputusan sekolah mengeluarkannya.
Kimi menangis melihat dirinya dipermalukan seperti itu oleh semua temannya, padahal semua yang dituduhkan padanya sama sekali tidak dilakukannya.
"Berhenti! " kenzi dengan cepat berlari ke arah kimi melindunginya dari lemparan-lemparan kertas dan botol bekas dari semua teman-teman yang membencinya.
"Ayo cepat pergi " dia membawa kimi untuk bergegas meninggalkan lapangan sekolah agar tidak menjadi bulan-bulanan semua teman-temannya.
Kimi masih meneteskan air matanya ketika kenzi membawanya dengan motor miliknya.
Dia bertanya-tanya apa yang salah pada dirinya sampai kehidupannya seburuk ini, tidak ada satupun orang yang percaya padanya hanya karena sikapnya yang egois.
'Iya aku baru ingat, ini adalah awal membuat aku dendam pada teman-teman satu smu ku ' ucap kimi dalam hatinya.
Dia telah membuktikan bisa mendapatkan posisi yang baik di perusahaan, ketika tahu ada teman satu smu nya yang menjadi pegawai baru dengan hati puas selalu dia lakukan pembulian.
"Rikha " kimi melihat sosok teman dekatnya itu berdiri di depan pintu pagar rumahnya dengan wajahnya yang pucat pasi.
Dia tersenyum lemah ketika kimi menghampirinya.
"Ayo masuk " ajak kimi.
Rikha bertahan di posisinya, "kimi, kamu semakin cantik setelah dewasa "
Kimi mengerutkan dahinya, orang yang bisa melihat sosoknya yang sebenarnya adalah orang yang sudah meninggal saja.
"Rikha kamu kenapa? " kimi semakin ketakutan dan sedih.
Setelah dia dikeluarkan dari sekolah, kimi tidak lagi mencari teman-temannya karena telah memiliki kehidupan baru.
"Setelah kamu pindah sekolah, aku akhirnya harus mendapatkan kisah tragis " ucapnya pada kimi, "aku hamil ketika duduk di bangku kelas tiga, dan angga tidak mau bertanggung jawab "
"Aku kebingungan karena tidak mau mendapatkan malu, lalu memutuskan untuk menggugurkannya sendiri "
Kimi menggelengkan kepalanya tidak percaya mendengar semua yang rikha ucapkan, kehidupannya hancur.
"Kamu percaya pada angga sampai menghancurkan masa mudamu " ucap kimi, "dan kamu harus mati sia-sia, sedangkan lelaki itu masih bebas mempermainkan wanita yang lain "
Rikha terlihat meneteskan air matanya, "iya, aku sudah lupa dan bahkan telah tertipu, sampai aku lupakan sahabat baikku "
"Apa maksudnya? "
"Sebenarnya aku yang menyebarkan berita kalau kak dewi hamil " jawabnya, "karena aku ketakutan kalau kamu akan merebut kak angga, sama seperti ketika aku merebutnya dari kak dewi dulu "
"Aku menyingkirkanmu dengan cara yang sangat tidak patut dimaafkan "
Kimi terdiam, emosinya perlahan-lahan mencuat sampai kemudian mencapai titik didihnya.
"Jadi orang yang selama ini aku anggap sebagai saudariku sendiri adalah orang yang membuat aku di keluarkan dari sekolah dan mendapat hinaan dari semua teman satu sekolah " kimi sangat tidak mau percaya jika ternyata rikha lah yang melakukan hal jahat seperti itu padanya.
"Dan semua hanya karena laki-laki " kimi semakin merasakan kebencian pada sahabat baiknya itu.
Dan dia tahu setelah bertahun-tahun lamanya, setelah dia merasa bahwa tidak ada teman baik yang mengerti dan mempercayainya.
Itulah mengapa kehidupan yang arogan terbawa sampai dia berada di tempat kerjanya dan sosoknya terkenal tidak memiliki satu orang pun teman di tempatnya bekerja.
Dia tidak pernah mempercayai penjelasan orang jika dia tidak mau mendengarnya...