Kang Joon sangatlah lelah, dia menaruh rubah itu di kasurnya. Kemudian, bergegas ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi. Selang 30 menit Kang Joon keluar dari kamar mandi. Dia sudah bersiap untuk tidur.
Kang Joon hanya menggelengkan kepalanya. Kenapa rubah ini betah sekali tidur? Kalau di lihat-lihat, baru kali ini dia melihat gumiho berwarna merah. Setahunya gumiho itu warnanya putih.
Tanpa sadar, Kang Joon mengelus sang rubah. Rubah yang di elus cuman menggeliat saja.
"Apa sebaiknya aku pindahkan saja di sofa? Tapi dia jadi rubah. Bukan manusia, hais," ucap Kang Joon sambil mengacak rambutnya.
Tanpa pikir panjang lagi Kang Joon menaruh rubah itu diatas sofa. Dan meninggalkannya begitu saja. Tunggu, kok rasanya ada yang aneh di hatinya.
Kang Joon beranjak dari kasur dan mengambil rubah itu.
"Dia hanya rubah, jadi tak apa bila tidur seranjang."
Kang Joon pun menyelimuti rubah itu dan mulai memejamkan matanya. Karena sangat lelah Kang Joon pun terlelap dalam tidurnya.
Boom
Tiba-tiba, asap keluar dari tubuh sang rubah. Go Nana berubah menjadi manusia. Yang tentunya tanpa ekor sembilanya.
--------
Kang Young sedang berada di perpustakaan miliknya. Dia memakai kaca mata dan membaca buku yang sudah usang. Sudah sejak turun-temurun, keluarganya melindungi gumiho. Terakhir dia melindungi gumiho saat dia masih remaja. Gumiho itu bernama So Inna. Gumiho yang berwarna putih.
So Inna, sudah di lindungi oleh keluarga Kang sejak jaman kerajaan Joseon. Keluarga Kang adalah keluarga kepercayaan kerajaan. Semenjak raja meninggal, So Inna selalu di buru. Maka dari itu, keluarga Kang berusaha keras melindunginya.
Kang Young memijat pelipisnya, tanda dia sangatlah pusing. Semenjak gumiho merah itu datang kerumahnya, membuat dirinya berfikir keras. Bukannya So Inna gumiho terakhir. Tapi kenapa ada gumiho lagi?
Kang Young beranjak dari kursinya. Jika dia memikirkan ini terus pasti dia tidak akan bisa tidur malam ini. Dia harus tidur. Besok dia harus tanya kepada cucunya.
------
Pagi menjelang. Mentari pun menyinari dua sejoli yang sedang berpelukan. Kang Joon menggeliat. Tangannya menyentuh sesuatu yang lembut dan besar. Tanpa sadar, Kang Joon meremasnya.
Go Nana yang merasakan ada sesuatu yang meremas benda kenyal miliknya. Go Nana bergegas membuka matanya. Dia kaget karena Kang Joon meremas miliknya.
"Apa yang kau lakukan? Dasar mesum. Kau meremas milikku."
Sontak Kang Joon kaget. Astaga, memalukan. Karena kaget dia sampai jatuh kebawah.
Bug
"Au, sakit."
Dia masih bingung apa yang terjadi? Akhirnya, Kang Joon sadar. Bodoh, batinnya. Kenapa dia sampai melakukan hal itu? Tunggu, bukannya tadi malam Go Nana masih menjadi rubah, tapi kenapa dia jadi manusia?
"Kau berubah jadi manusia, bagaimana bisa? Tadi malam kau masih jadi rubah. Jika kakek tahu, habislah aku."
"Apa kau tidak mau minta maaf padaku dulu?" ucap Go Na Na sambil cemberut.
"Maafkan aku, aku tak sengaja. Jika tahu kau berubah menjadi manusia, aku tak akan membawamu tidur di ranjang. Seharusnya, kau beruntung. Aku tidak menidurkanmu di sofa. Bukannya sofa tak nyaman. Lagian kau menumpang," ucap Kang Joon sambil berdiri dan menahan malu.
"Berubahlah jadi rubah lagi, atau kakek akan curiga."
"Aku tidak mau."
"Kalau begitu aku akan mengembalikanmu ke Hutan Keramat lagi."
"Kau mengancamku."
"Aku tidak mengancammu. Tapi, memperingatkanmu."
Kang Joon bergegas menuju kamar mandi. Dia bingung jawaban apa nantinya bila di tanya kakeknya mengenai rubah itu.
Kang Young mondar mandir di ruang kerjanya. Dia sudah menyuruh salah satu pelayan untuk memanggil cucunya.
Tanpa permisi, Kang Joon masuk dan duduk di sofa milik kakeknya. Dia tahu bahwa kakeknya akan mengintrogasi dirinya mengenai rubah merah yang dia bawa dari hutan keramat.
Go Nana mengedarkan pandangan ke penjuru ruanganan ini. Tadi, sewaktu melakukan perjalanan yang singkat menuju ruangan ini. Go Nana melihat berbagai lukisan gumiho. Gumiho berwarna putih. Jika di lihat, dulu pernah dia melihat sang ayah memelihara gumiho berwarna putih. Persis lukisan milik keluarga ini. Tak hanya itu. Di dalam ruangan ini juga ada patung gumiho.
Rasa penasaran sebenarnya timbul dihatinya. Dia akan cari tahu, tapi tidak sekarang.
"Jadi, anak nakal. Dari mana kau mendapatkan rubah itu?"
"Bukannya kemarin sudah aku bilang, bahwa aku dari Hutan Keramat. Aku dapat dari sana."
"Joona, jaga bicaramu! Jangan sebut nama hutan itu!"
"Memangnya kenapa?"
"Sudah, jelaskan pada kakek sejujurnya, tanpa ada yang kau tutupi."
"Aku menemukannya di hutan, dia sendirian. Jadi aku berniat untuk merawatnya."
"Kakek tidak setuju."
"Kenapa kakek tidak setuju? Dia hanya rubah, tidak bahaya."
"Kang Joon menurutlah, kembalikan dia ke hutan."
Go Nana tidak mau kembali ke hutan sepi itu. Semuanya tidak akan terjadi. Go Nana harus melakukan sesuatu. Go Nana pun menatap Kang Joon penuh iba. Merasa ditatap, Kang Joon menoleh ke Go Nana.
Kang Young yang menatap interaksi antara keduanya menaruh curiga. Jangan-jangan kecurigaannya benar, bahwa dia bukanlah rubah biasa, melainkan Gumiho.
"Aku Mohon kek. Setelah ini, aku akan menurut. Aku janji."
"Bicarah terus terang, atau kau kuhukum."
Go Nana sangat geram, dia marah. Tanpa sadar dia mengeluarkan auranya. Aura merah menyala. Kang Joon sangat kaget.
Panas, itulah yang dirasakan Kang Joon. Secara tak sengaja, Kang Joon melepaskan gendongannya. Rubah itu pun berjalan dan mendekati Kang Young.
Go Nana berubah, dia merubah dirinya menjadi manusia dan ekornya pun keluar. Aura merah yang mencekam membuat suasana ruangan jadi hening.
Kang Young menelan ludahnya gugup. Dia menetralkan nafasnya. Dia tak pernah melihat gumiho marah.
"Hei, Nana. Hentikan, aku tidak akan mengembalikanmu kehutan."
"Tapi dia memintamu untuk mengembalikanku ke hutan. Jika tidak, dia akan menghukummu."
Kang Young kaget, sepertinya mereka sudah sangat dekat.
"Aku hanya ingin memancingmu. Agar yang aku pastikan itu benar."
"Apa!" teriak Go Nana dan Kang Joon.
Mereka kaget, kemarahan Go Nana menghilang.
"Jadi, kakek tahu. Bahwa yang aku bawa bukanlah rubah biasa."
"Tentu saja."
Ha Ha Ha
Tawa Kang Young menggema di seluruh ruangan.
Kang Joon ketahuan. Walaupun ketahuan, Kang Joon merasa tenang. Kakeknya tidak marah. Itu tandanya Kang Joon di perbolehkan memelihara rubah itu.
"Duduklah nona, jadi siapa namamu?"
"Go Nana," jawab Go Nana singkat.
"Nona Go, aku memperbolehkan kau tinggal disini, lakukan apa yang kau suka."
"Tapi kenapa anda tiba-tiba memperbolehkan saya tinggal disini?:
"Dulu aku juga mempunyai gumiho putih, tapi dia sudah meninggal."
"Pantas saja. Disini ada lukisan gumiho putih, dan juga patung gumiho."
"Nona Go, saya ingin bicara dengan anda, dan kau cucu kurang ajar. Cepat pergi ke kampus sana. Jangan buat masalah lagi.
" Aku tidak mau, jangan-jangan kakek mau membuang Nana."
"Hilangkan pikiran jahatmu itu padaku, cepat pergi!" Kang young mengusir Kang Joon.
Dengan langkah gontai, Kang Joon keluar ruangan kakeknya.