Sepeninggalan Kang Joon, Go Nana hanya diam mematung. Sebenarnya, dia penasaran kenapa kakek tua di depannya mengoleksi barang yang berhubungan dengan gumiho?
Kang Young hanya mengamati Go Nana. Dia masih dilema. Antara percaya atau tidak mengenai fakta di depannya. Jelas-jelas fakta. Tapi masih diragukannya.
"Nona Go, ceritakan mengenai dirimu."
"Tak ada yang spesial. Aku hanya seseorang yang kurang beruntung."
Kurang beruntung. Apa yang sebenarnya terjadi? bukankah gumiho adalah makhluk yang sangat dihormati. Kenapa Go Nana menyebutnya kurang beruntung?
"Oh ya, nama anda siapa?"
"Maaf, orang tua ini lupa memperkenalkan diri, namaku adalah Kang Young."
"Tidak masalah. Lagi pula Anda sudah tua. Jadi lupa adalah hal yang wajar."
Kata tua membuat Kang Young tersinggung. Walaupun umurnya menginjak enam puluh tahun, tapi baginya seperti remaja.
"Ehemm.... "
"Maaf, saya tak bermaksud menyinggung, Anda".
" Tidak apa, Nona Go. Langsung saja, aku tak mengerti kenapa kau ingin tinggal bersama cucuku?"
Go Nana bingung. Apa dia harus jujur? Jika dia jujur, apa kakek ini menerimanya? Go Nana dilema. Dia tidak mau di usir. Tapi juga tidak mau berbohong. Akhirnya Go, Nana memutuskan untuk jujur. Masalah di usir atau tidak, dia bisa minta bantuan laki-laki yang dia temui.
Akhirnya, Go Nana menceritakan tentang kutukan yang bersarang di tubuhnya. Dia mendapatkan kutukan itu karena telah melukai hati seorang nenek.
Sang nenek mengatakan kalau kutukan akan hilang jika dia mendapatkan pasangan yang tulus mencintainya. Setelah menerima kutukan, dia langsung pergi ke Hutan Keramat dan tidak bisa keluar setelah ribuan tahun.
Mendengar hal itu, Kang Young diam sejenak. Dia berpikir. Di buku peninggalan nenek moyangnya, tidak ada hal seperti itu. Tapi ada satu hal. Siluman yang tinggal di hutan keramat tidak ada yang keluar dengan mudah. Kecuali kalau di kalahkan oleh orang yang kuat.
Hutan Keramat sebenarnya adalah hutan lindung untuk para siluman yang di buru. Siluman yang sudah masuk tidak bisa keluar. Mereka akan terperangkap di dalam hutan itu.
"Lalu, bagaimana kau bisa keluar dari hutan itu?"
"Cucu anda. saya lupa menanyakan namanya. Berkatnya, saya bisa keluar. Awalnya saya ragu. Karena sudah ribuan tahun saya mencoba keluar tapi tidak bisa."
"Namanya adalah Kang Yoon. Ribuan tahun, jadi kau...kalau begitu jangan formal terhadapku."
"Iya benar. Aku hidup pada masa raja joseon."
"Apa kau seorang putri? Seingatku keluarga raja tidak ada yang bermarga Go."
Siapa orang tua ini? Bagaimana dia tahu tentang keluarga kerajaan. Tunggu, bukankah namanya Kang Young. Apa jangan-jangan dia keturunan jendral itu? Tidak mungkin. Jendral yang selalu mengganggunya.
"Kau tidak mungkin keturunannya Kang Jo shi?"
Kang Young kaget. Dia tidak menyangka Go Nana mengenal nenek moyangnya.
Kang Jo Shi adalah jendral kepercayaan ayahnya. Setiap hari, dia selalu mengganggu putri kerajaan. Go Nana atau Kim Hye Rin adalah putri satu-satunya Raja Joseon. Kim Hye Rin terkenal sangat nakal. Dia suka membantah. Tapi di balik itu, dia sangat manja.
Sang raja sangat menyanyangi Kim Hye Rin. Apa pun yang di minta Kim Hye Rin selalu di turutinya.
"Bagaimana kau bisa tahu jendral Kang Jo Shi?"
"Aku kenal dekat dengannya, sangat dekat malah."
"Kau kenal dengan jendral. Kau hidup pada masa Raja Joseon. Kau pasti orang yang berpengaruh."
Binggo
Kakek tua ini terlalu pintar. Sepertinya, menceritakan kehidupan masa lalunya adalah hal yang tepat.
Go Nana diam sejenak. Dirinya berhadapan dengan kepercayaan keluarganya. Tapi di jaman yang berbeda ini, pasti merubah semuanya. Jaman dulu tidak seperti jaman sekarang. Banyak perubahan yang terjadi.
Walaupun tinggal di hutan, Go Nana selalu update mengenai perkembangan jaman. Dia selalu menggunakan kekuatannya untuk melihat dunia luar. Maka dari itu, dia mudah beradaptasi.
Go Nana menghela nafas.
"Karena kau keturunan orang itu, aku akan sedikit bercerita. Sebenarnya, namaku adalah Kim Hye Rin."
Kang Young melotot. Dia kaget. Bukankah Kim Hye Rin adalah nama putri sang raja.
(Flashback)
Kim Hye Rin sedang menikmati danau di istana nya. Dia menikmatinya sambil minum teh hijau dengan gerakan elegan seperti putri pada umumnya.
Di lain sisi, sang raja yang ditemani jendralnya berhenti sejenak.
"Kau lihat! Putriku sudah tumbuh dewasa."
"Benar, Yang Mulia."
"Aku akan menyerahkan keselamatan putriku padamu. Jagalah dia."
"Titah baginda adalah perintah mutlak untuk hamba."
"Bagaimana keadaan So Inna? Kau merawatnya dengan baik kan… dia adalah gumiho terakhir. Rawatlah dia."
"Baik Yang Mulia."
"Aku mengandalkanmu, Kang jo shi. Hampiri putriku. Sepertinya dia menunggumu."
Kang Jo Shi hanya mengangguk dan pergi undur diri.
--------
Kim Hye Rin mendengus kesal. Orang yang ditunggu belum datang. Atau tidak datang. Jangan-jangan dia berbohong. Dasar menyebalkan, batin Kim Hye Rin.
"Menungguku, Yang Mulia."
"Kau terlalu percaya diri. Aku sedang minum teh. Dengar, aku tak menunggu orang yang suka mengganggu diriku."
"Oho… Yang Mulia. Kau marah. Lihat, bibir manyunmu saja maju, seperti..."
"Diam... atau aku hajar. Bibirku bukan seperti pantat ayam."
"Ha Ha Ha. Anda yang bilang sendiri yang mulia."
"Kau mengerjaiku."
"Hamba tidak berani Yang Mulia, ampun….!
Sambil mengejar Kang Jo Shi, Kim Hye Rin tertawa keras.
"Sini, kau Jendral pengganggu."
Aksi kejar-kejaran itu di tonton banyak dayang. Para dayang tertawa melihat kekonyolan mereka.
"Aduh... capek sekali. Kau seperti kuda saja, sangat lincah."
"Ha Ha Ha. Anda terlalu berlebihan, Yang Mulia.
Mereka akhirnya duduk dan bicara. Kim Hye Rin sangat senang. Dia menganggap Kang Jo Shi sebagai kakak sekaligus sahabatnya. Berkat dirinya, dia merasa terhibur. Walapun kadang sangat jengkel.
(Flashback End)
Go Nana tersenyum mengingat kejadian itu. Dia jadi merindukan sang jendral.
Kang Young yang mendengar cerita itu tidak percaya. Seorang putri sangat dekat dengan Jendral Raja. Kenapa raja memperbolehkan putrinya bersama seorang laki-laki? Bukankah pada masa itu seorang perempuan sangatlah dihormati. Atau jangan-jangan raja ingin menjodohkannya dengan nenek moyangnya.
Kang Young menggeleng-gelengkan kepala menyangkal pemikirannya.
Go Nana melihat Kang Young merasa heran. Dasar orang tua aneh. Dia menggelengkan kepala seperti ulat saja.
"Apa aku boleh keluar? Terus terang, aku sangat lapar. Mengingat kemarin belum makan sama sekali".
" Astaga, maafkan ketidak pekaan aku, Yang Mulia. Mari silahkan! Saya akan menunjukkan ruangannya."
"Jangan formal kepadaku. Terlihat sangat aneh. Aku bukan putri. Statusku disini adalah menumpang."
" Baiklah."
"Pergilah! Bukankah kau akan bekerja, Kek."
Kang Young kaget ketika dirinya di panggil kakek. Dia senang. Ternyata gumiho di depannya sangatlah menghormatinya. Kang Young pun pergi meninggalkan Go Nana sendirian.
Go Nana berjalan mengelilingi rumah Kang Young serta mencari makanan. Mudah baginya menemukan tempat makanan. Karena penciumannya yang sangat tajam mempermudah dia dalam menemukan sesuatu.