Chereads / FORGET-ME-NOT / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

Semoga kalian suka...

***

Unedited

Xavier Jordan...

Ya, pria yang kini berdiri di samping Adrian sekarang adalah Xavier. Lelaki yang sudah berhasil meninggalkan luka yang mendalam di hati Cassidy. Tidak ada yang berubah dari Xavier. Tatapannya yang tajam dan dingin yang seperti mengisyaratkan, 'jangan mendekatiku', masih sama dengan apa yang diingat Cassidy. Hanya penampilannya saja yang berubah.

Dari dulu Cassidy sudah tahu bahwa Xavier merupakan pria yang tampan.  Tapi sekarang, mungkin karena bertambahnya umur, pria itu terlihat lebih maskulin dan sexy. Tubuhnya lebih berisi dan tegap. Begitu mata Cass bertatapan dengan Xavier, sorot mata sahabatnya itu berubah menjadi lembut tetapi sedetik kemudian langsung dirubahnya menjadi tatapannya yang semula, dingin.

Tanpa Cassidy sadari, Adrian yang sudah berada di sampingnya tiba-tiba mengenggam tangannya dan menariknya menuju tempat Xavier berdiri.

Xavier memberengut. Pandangannya sekilas tertuju ke arah tangan Adrian lalu kembali menatap Adrian dan Cassidy lagi.

"Kenalin Cass, ini sepupu aku. Xavier. Dan Xav, kenalin, ini Cassidy. Wanita favorit gue." terang Adrian tersenyum tipis masih menggengam tangan Cassidy.

Ujung bibir Cass berkedut begitu mendengar ucapan Adrian barusan. Cassidy lantas melepaskan tangannya dari genggaman Adrian kemudian mengulurkannya pada Xavier. "Hai, Cassidy." Kata Cass tersenyum kikuk pura-pura tak mengenal Xavier.

Cass sebenarnya tak tau juga kenapa dia sampai mengenalkan dirinya pada Xavier dan pura-pura tak mengenal lelaki itu. Padahal mereka berdua sudah saling mengenal.

Cassidy merasa gugup. Xavier hanya menatapnya saja. Merasa malu karena uluran tangannya tidak diterima juga, Cassidy memutuskan menarik tangannya. Tetapi sebelum dia melakukannya, Xavier tiba-tiba menjabat tangannya. Begitu tangan mereka bersentuhan, hati Cassidy bergetar. Ia merindukan kehangatan tangan pria itu.

"Xavier. Xavier Jordan." Balas Xavier menatap Cass seperti dirinya adalah orang asing. Lalu dengan cepat melepaskan tangannya.

Entah kenapa, mendengar Xavier juga pura-pura tak mengenalnya, hatinya menjadi sakit. Ironis sekali. Padahal dia yang duluan pura-pura tak mengenal pria itu.

Pertemuannya kembali dengan Xavier tidak seperti yang Cassidy bayangkan. Ia tak pernah menyangka bahwa Xavier adalah sepupu Adrian dan rekan kerja baru Karina. Dia tak tau apa yang sudah terjadi selama sembilan tahun ini pada sahabatnya itu.

Cassidy tahu betul kalau Xavier dari dulu sangat ingin menjadi seorang pengacara. Tapi bukannya menjadi seperti yang diinginkannya, dia malah  menjadi seorang dokter.

Bukan hanya itu saja, Xavier yang dulunya tidak suka memakai pakaian formal atau jass, sekarang malah mengenakannya. Armani pula. Cass tahu kalo Xavier dulunya tak pernah pusing dengan masalah penampilannya. Ia jarang memakai barang branded bahkan jarang mengkuti trend fashion pada masa mereka sekolah dulu. Tapi, lihatlah sekarang. Dari pakaiannya saja sudah mengenakan setelan dari Armani, jam tangannya Rolex, hingga sepatunya pum bermerek Gucci, semua yang lelaki itu kenakan berteriak barang mahal, branded.

"Cass..." Sahut Adrian menjentikan jarinya di depan wajah Cassidy. "Lagi ngelamunin apaan sih? Aku tau, kamu pastui lagi ngelamunin badan aku yang smexy (smoking sexy) ini yah? Gak usah dilamunin, lah orangnya ada di depan kamu kok..." tambah Adrian sambil memberikan senyum andalannya.

'Bener-bener ni anak, mau cari mati kali, ya?'Batin Cass.

"Siapa juga yang ngelamunin kamu, Ad." Cass sambil memutar bola matanya. Kebiasaannya jika mendengar sesuatu yang tak berfaedah baginya.

"Habisnya kamu dari tadi aku tanyaiin, diem aja mulu. Kalo bukan lagi ngelamunin aku, kamu ngelamunin siapa dong? Jangan bilang kamu lagi ngelamunin si Davon kutu kupret itu?Mending kamu ngelamunin aku daripada dia. Mana gantengan aku lagi." seloroh Adrian meledek Davin.

Cass menarik nafasnya dalam-dalam. Adrian itu tak pernah dalam satu hari saja tidak membuatnya jengkel. Pria itu suka sekali mencari masalah dengannya.

"Kamu kali yang kutu kupret, Ad..." Balas Cass, tak terima pacarnya disebut seperti itu. Namun, dia juga sudah tak ingin lagi membenarkan nama Davin.

Dia tau kalo Adrian sengaja menyebut nama Davin dengan Davon. Dari dulu pria itu sengaja menyebut nama pacarnya salah. "Memangnya kamu nanya apaan barusan?" tanya Cass mengalihkan pembicaraan.

"Aku nanya, si Karina kemana?"

Cass menatap Adrian sambil menghembuskan nafasnya.  "Aku juga gak tau. Aku cariin juga dari tapi gak kelihatan."

Tanpa mereka berdua sadari, pembeciraan dan gerak-gerik mereka itu tak dilewatkan oleh Xavier. Pria itu sedikit terkejut saat mengetahui sepupunya dekat dengan mantan pacarnya itu.

Selama Xavier mengenal Cassidy, ia tahu bahwa wanita itu hanya akan terbuka dan menunjukan sifat aslinya pada orang-orang terdekatnya saja. Sebelum Xavier mengenal baik Cassidy, gadis itu selalu memperlakukannya dengan sopan dan selalu menjaga jaraknya.

Semasa SMA dulu, Xavier bisa disebut sebagai salah satu cowok tertampan di SMA mereka. Banyak perempuan yang mengejar cintanya. Namun, Xavier yang tipikal dingin dan tak tersentuh, tak pernah menggubris mereka. Hanya Cassidy-lah yang mampu membuat hatinya yang dingin itu meleleh. Gadis itu datang tiba-tiba ke dalam kehidupannya dan dengan jentikan jarinya, dia membuat hidup Xavier berubah. Sayangnya, Xavier mengecewakan gadis itu. Ia membuat gadis itu terluka. Tapi sekarang ia berjanji untuk menebus semuanya. Menebus waktu mereka yang terbuang percuma karena kesalahannya.

Ya, sejujurnya alasan dia kembali ke Indonesia yaitu untuk gadis itu. Untuk meminta maaf pada Cass dan ingin memperbaiki hubungan mereka menjadi kembali baik. Akan tetapi, pernyataan Adrian yang menyebutkan Cassidy merupakan wanita favoritnya dan ditambah dengan tatapan sepupunya pada gadis itu, seketika membuat hati Xavier tiba-tiba merasa tidak enak. Ia takut menduga. Tapi ia lebih takut dugaannya itu benar.

***

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Harap diperbaiki jika ada.