"Kabur dari rumah? Apakah begini caramu memutuskan masalahmu? Apa kau tidak lagi memandangku sebagai sahabat oh tidak.. kakakmu lagi? Apa diriku tak begitu berguna bagimu? Setidaknya aku akan mencoba yang terbaik yang bisa kulakukan untukmu Hara, aku tau bahkan keluargamu pun mungkin juga tidak akan percaya kau saat ini. Tapi, kumohon tolong kembalilah seperti Hara yang dulu ku kenal".
Air mata yang tak terhitung jumlahnya itu tidak tertahan lagi di pelupuk mata gadis belia itu. Bola mata yang begitu indah bak mutiara yang penuh kilauan itu menumpahkan semua kesedihannya. Ia tak sanggup lagi berpura-pura bahwa ia baik-baik saja saat ini di depan lelaki yang ia anggap kakaknya itu. Hara merasa sangat malu, bahkan ia sangat malu terhadap dirinya. Bagaimana mungkin dia dapat mencurahkan semua bebannya yang begitu berat selama ini kepada sahabat masa kecilnya itu.
"Kakak Harry, kumohon padamu sekali lagi, aku bukan Hara yang dulu lagi. Aku bukan Hara yang seperti yang kau pikirkan. Masalahku itu bukanlah urusan kecil seperti yang dipikiranmu, aku mohon tinggalkan aku sekarang, aku mohon" pinta gadis bermata coklat. Gadis itu memiliki mata yang tercetak bulat bak bulan purnama di malam hari.
"Bagaimana mungkin tidak menjadi masalahku , kau pikir aku akan terima kau dinikahkan dengan saudara tiri ku. Jawab jujur Hara, kau kan gadis yang akan dinikahkan itu? Dan kau juga kan calon istri saudara ku yang kabur itu ?
Kali ini , bukan lagi masalahmu tapi ini juga masalah bagiku. Takkan seorang pun kuizinkan kau bersanding dengan yang lain Hara." Lelaki itu mendekatkan tubuhnya ke gadis yang sedang menutupi wajahnya. Kemudian memeluknya. Ia sangat tahu bagaimana perasaannya saat ini.
Semakin dekat hari pernikahan nya semakin besar pula keraguan dihatinya. Bahkan ia sampai melarikan diri dari rumah, sebenarnya bukan melarikan diri, ia hanya ingin menenangkan pikirannya yang selama ini selalu penuh dengan tekanan. Pernikahan karena perjodohan itu membuatnya begitu tertekan. Ditambah berita kepulangan kakak calon suami nya. Ia memilih untuk meninggalkan rumah tanpa membawa handphone. Ia pergi ke apartemen lama sewaktu kuliah dulu. Satu Minggu ia kabur tanpa ada kabar. Tentu saja hal ini membuat panik semua orang termasuk keluarga calon suaminya.
Tepat satu Minggu kedatangan Harry di tanah kelahirannya. Sejak ia pulang ingin rasanya berjumpa dengan gadis kecilnya. Setelah mengenyam bangku pendidikan di Morgerette University salah satu universitas di Jerman yang membesarkan namanya itu, Harry pulang menuju tanah kelahirannya. Sebenarnya alasan utama ia pulang adalah menghadiri pernikahan saudara tirinya, Rua yang merupakan anak hasil pernikahan ayah dan ibu tiri Harry. Rua lah yang menjadi alasan utama ia pulang. Ia tidak menginginkan kekecewaan di wajah adiknya atas penolakannya untuk tidak menghadiri pesta pernikahan adik yang sangat ia sayangi tersebut. Namun, siapa sangka gadis yang akan menjadi calon adik iparnya itu adalah gadis pujaannya selama ini. Yang sampai sekarang masih ia damba-dambakan.
Awalnya Harry hanya pulang sekitar satu bulan. Kepulangan Harry sekaligus liburan juga baginya karena hampir lima tahun terakhir ia tidak pulang. Rencananya setelah lulus S2 di Morgerrete University, Harry langsung melanjutkan S3 nya sekaligus. Namun, karena rencana pernikahan ini Harry terpaksa untuk menunda rencana tersebut.