Chereads / King Of The Crown Island / Chapter 44 - Episode 43 - Bersatunya Para Sahabat

Chapter 44 - Episode 43 - Bersatunya Para Sahabat

"Apa-apaan ini semua?"

Belum sempat para Hunter itu menjawab, seseorang yang lain kemudian datang memasuki ruangan tersebut.

"Ada apa, Gen?"

Seseorang yang tinggi besar tersebut adalah Rigen, dan yang datang kemudian adalah Tsuhira.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi?!" Tsuhira melihat seorang Hunter menodongkan senjatanya kepada leher seorang Pemuda.

"Turunkan senjatamu! Jangan mentang-mentang kau seorang Hunter kau bisa melakukan sesukamu!" Bentak Rigen.

"Apa maksudmu?" Tanya Eren.

"Pemuda itu sudah menahan diri," Rigen berjalan mendekat. "Jika bukan disini, mungkin dia sudah menghajarmu!"

"Hah? Ahahaha... Dia," Sambil tertawa Eren menunjuk ke arah Tetsu. "Menghajarku? Apa Aku tidak salah dengar?"

"Eren! Orang berbadan besar itu adalah Rigen!" Teriak salah satu Hunter di ruangan tersebut.

Rigen dan Eren sama-sama berada di peringkat yang sama, yaitu Rank A.

Para Hunter di ruangan tersebut didominasi oleh Hunter Rank B, dan tidak ada sama sekali Hunter Rank S di dalam ruangan tersebut.

Mendengar informasi itu Eren menjadi semakin besar kepala. "Rupanya kau si anak baru, ya. Hmm... Dengar, saat kau berbicara dengan senior mu... Berbicaralah dengan sopan!!!" Eren melemparkan Kursi ke arah Rigen.

BRRAAAG.

Rigen memukul kursi tersebut hingga membuatnya hancur.

Suasana di ruangan itu terasa semakin tegang, namun Tsuhira dengan sifat cueknya mencoba untuk tidak ikut campur dengan apa yang dilakukan Rigen saat itu.

Tsuhira memilih untuk duduk sambil menikmati Bir yang dia beli di sebuah Bar yang ada di dalam ruangan tersebut.

Dia merapatkan dua buah kursi, lalu membentangkan kakinya di kursi tersebut. Dia terlihat santai dan nampak begitu menikmatinya.

"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai Senior!"

"Cih, ucapanmu itu, akan kubuat kau menyesalinya!!!"

Eren merupakan Hunter dengan Class Warrior. Dia mengunakan senjata berjenis pedang Long Sword dengan Grade Epic.

Pedang tersebut berwarna putih dengan perpaduan warna merah terang menyala, bilahnya tidak terlalu lebar ataupun besar namun cukup keras dan tajam untuk mengoyak zirah musuh dengan mudah.

Eren berlari memutari Rigen sambil memainkan senjatanya.

"Dia terlihat seperti Tsuhira, terlalu banyak gaya."

"Dia tidak mirip denganku! Dia terlalu lebay!" Teriak Tsuhira.

"Eh... Dia tau apa yang gue pikirin."

Ketika pandangan Rigen teralihkan, Eren dengan cepat menerjang dan lalu menghantamnya. "Death Slash.

BTAANKK.

Rigen menangkis serangan tersebut dengan pelindung tangan miliknya. Benturan keras dari keduanya membuat senjata Eren terlepas dari tangannya dan lalu terlempar ke udara.

"Ti-Tidak mung-aarrkkk...." Rigen memotong ucapan Eren dengan mencekik lehernya.

"Jangan buat aku muak! Sudah cukup satu orang saja yang banyak gaya, dan jangan ada lagi!"

"Apa maksudmu?" Ucap Eren dengan nada yang berat dan dipaksakan.

"Lupakan saja!"

Dengan tubuhnya yang jauh lebih besar, Rigen mengangkat Eren ke udara hingga membuat kakinya tidak lagi berpijak di lantai.

Eren sangat kesulitan untuk bernafas, dan wajahnya pun mulai memerah. Tangannya tidak berhenti bergerak dan Dia terus berusaha melepaskan diri dari cekikan tersebut.

Kemudian Rigen mengangkatnya lebih tinggi lagi dan hendak membantingnya ke lantai. Namun tiba-tiba saja Nero datang dan menghentikannya.

"Cukup! Teriak Nero dengan di dampingi 4 orang pengawal di belakangnya.

Melihat lencana Rank S yang dikenakan Nero di dada kirinya, para Hunter yang ada di ruangan itupun membungkuk dan melakukan penghormatan.

"Senior!" Serentak.

Namun Rigen tetap mencekiknya dan tidak melepaskannya. Dan hal itu sontak membuat para Hunter yang melihatnya terkejut.

Bagaimana tidak, Rigen saat itu sama-sekali tidak melakukan penghormatan yang seharusnya Dia lakukan. Dan bahkan dirinya malah menentang perintah dari Nero.

"Rigen...." Nero sedikit terkejut ketika melihat seseorang yang sedang mencekik itu adalah Rigen.

"Lebih baik kau tidak ikut campur." Sahut Tsuhira yang saat itu sedang rebahan sambil meneguk Bir nya.

"Tsuhira...? Kalian berdua... Ta-Tapi sejak kapan? Kenapa aku tidak mendengar kabarnya, apa jangan-jangan kalian belum melapor?"

Tsuhira memalingkan pandangannya.

"Rigen, sebenarnya apa yang terjadi?!"

"Ini bukan urusanmu!" Ucap Rigen dari kejauhan.

"Bagaimana pun ini menjadi urusanku sekarang!"

Mendengar Nero yang merupakan Hunter Rank S membelanya, Eren pun tersenyum. Akan tetapi senyumannya itu terkesan dan terlihat sangat meledek.

Tanpa basa-basi lagi dan hanya dengan satu tangannya saja, Rigen langsung membanting Eren ke lantai. Dan itu cukup keras.

"Astaga dia keras kepala sekali." Nero menggelengkan kepalanya.

"Orang ini telah menghina Scarra, dan itu tidak bisa dimaafkan."

"S-Scarra...? Apa kau sudah mendengar beritanya?"

"Ya, tadi aku sempat mendengarnya dari mulut si brengsek ini."

"Sudahlah, ayo ikut aku. Ada banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan kepadamu." Seru Nero.

Baru selangkah mereka pergi, Tetsu langsung berteriak menghentikannya. "Tunggu! Apa kalian kenal dengannya?"

"Maksudmu, Scarra?" Tetsu menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, dia adalah teman kami. Kau, ada perlu apa dengannya?"

"Aku temannya juga," Tetsu memperlihatkan selembaran sketsa wajah yang dia genggam. "Apa ini benar?"

"Hmm... Ikutlah! Aku akan menjelaskannya.

Akhirnya Rigen, Tsuhira, Tetsu dan Hama pergi bersama Nero menuju Ruang Pertemuan Umum.

"Eh, siapa sebenarnya si Rigen ini? Kenapa Hunter Rank S sampai membujuknya seperti itu? Apa jangan-jangan sebenarnya dia itu sangat kuat?"

"Aku rasa mereka mungkin berteman?"

"Benarkah?"

"Entahlah...." Bincang-Bincang para Hunter.

Ruang Pertemuan Umum adalah ruangan yang disediakan oleh Guild untuk digunakan bebas oleh para anggotanya.

Ruangan ini biasanya digunakan untuk membahas suatu strategi, ataupun hanya sekedar membahas masalah internal para anggotanya bersama rekannya.

Dan akhirnya merekapun tiba di sebuah ruangan yang tertutup.

"Maaf... Apa tidak apa-apa kami berada di sini?" Tanya Hama.

"Santai saja...." Tsuhira merangkul Hama yang saat itu terlihat sangat gugup.

Dan diruangan yang kecil namun nyaman tersebut, Nero menjelaskan semua berita dan rumor yang dia ketahui kepada yang lainya. Di samping itu, dia juga bertanya kepada Rigen dan Tsuhira mengani misinya di Desa Sehan.

Apa yang dilakukan Rigen dan Tsuhira selama ini di Desa Sehan hanyalah sekedar berjaga. Rigen menjelaskan bahwa mereka tidak melihat tanda-tanda bandit maupun pemberontakan di Desa tersebut, apalagi penculikan.

Di samping itu, Rigen dan Tsuhira juga kerap kali memasuki Hutan Terlarang untuk mencoba menyelidikinya.

Mereka selalu pergi berdua dan meninggalkan seluruh anak buahnya untuk berjaga di Desan Sehan selama mereka pergi. Namun mereka tidak pernah menemukan tanda-tanda yang Master Kousei hawatirkan.

Akan tetapi mereka tetap bersabar dan mencoba menunggu lebih lama lagi. Dan waktu menunggu itulah yang selalu mereka gunakan sebagai kesempatan untuk menaikan levelnya.

Dan terkadang mereka pergi ke Hutan Terlarang hanya untuk mencari sebuah item ataupun equip yang unik, dan bukan untuk menyelidikinya.

Mendengar penjelasan tersebut Nero sedikit tidak percaya, pasalnya apa yang terjadi di Desa Ashura sungguh sangat terbalik.

Nero menjelaskan bahwa kelompok rahasia tersebut benar-benar ada, dan salah seorang dari mereka bahkan telah membunuh 4 Hunter sekaligus dengan sadisnya.

"Apa katamu?"

"Empat Hunter terbunuh?"

"Jangan bercanda, bagaimana bisa empat orang Hunter dengan Class tingkat 2 terbunuh hanya oleh satu orang saja?" Rigen sedikit meragukan informasi tersebut.

"Awalnya aku juga tidak percaya, tapi karena Kakaku sendiri yang mengatakannya maka itu pasti benar."

Tetsu dan Hama saat itu terlihat sangat hawatir, dan di saat Tetsu hendak bertanya Nero langsung memotongnya. "Dia masih hidup, tenang saja."

"Syukurlah...."

"Lalu dimana dia sekarang?" Tanya Tsuhira.

"Menurut informasi yang kudapat, Dia bersama Maggie pergi untuk mencari kelompok itu, mereka mencoba membalaskan dendam para anak buahnya."

"Astaga apa yang dia lakukan?! Kenapa dia tidak kembali saja dan meminta bantuan?!"

"Itulah yang aku pikirkan." Sahut Nero.

"Benar-Benar bodoh!" Tsuhira menggebrak sebuah meja yang ada di hadapannya, dan itu membuat kaget yang lainya.

"Santai Boss... Santai...." Ucap Rigen.

"Kalem aja kalem, duduk aja dulu duduk." Sahut Nero.

Tetsu berbisik kepada Hama. "Asem, kaget gua tadi."

"Sama, bangke emang tuh orang."

"Dengar, sebenarnya Aku tidak boleh menceritakannya kepada kalian. Tapi karena kalian adalah sahabatku, dan teman Scarra berarti temanku juga, jadi aku percaya kepada kalian."

"Memangnya ada apa, Ner?" Tanya Rigen.

Nero adalah salah satu dari sekian banyak Hunter Rank S, yang telah berpartisipasi dan mengawal terbentuknya Perjanjian Eastern Union dan Satuan Pasukan Khusus Tiga Bangsa The Executioner.

Nero menjelaskan bahwa dirinya saat ini tergabung kedalam Divisi Tempur, dan hanya akan bergerak ketika para Master memerintahkannya.

Tanpa ragu Nero juga menceritakan seluruh rencana yang akan dilakukan oleh ketiga Guild besar ini, dalam menghadapi kelompok rahasia tersebut.

"Sekuat itukah kelompok itu, sampai-sampai tiga Guild besar bersatu untuk melawan mereka?"

"Dan bodohnya si Scarra berlagak kuat dengan pergi sendiri menghadapi mereka!"

"Hmm... Jadi apa yang akan kita lakukan?"

Nero yang tidak bisa hanya diam dan menunggu sebuah perintah, mencoba mengajak yang lainya untuk pergi mencari Scarra dan melihat sendiri apa yang terjadi di Desa Ashura sekarang ini.

Meski ada sedikit pertentangan karena tidak semua orang setuju, namun pada akhirnya dengan rasa solidaritas serta keyakinannya, merekapun memutuskan untuk pergi dan melakukan pencarian bersama-sama.

Mereka ini sebenarnya belum lama saling mengenal, namun karena pernah berjuang bersama, akhirnya rasa peduli antar satu sama lain pun tercipta, dan merekapun mencoba mengikatnya dengan sebuah tali persahabatan.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalin koment dan dukung trus Author agar lebih semangat dalam menulis ceritanya... Thanks..