Deri menatap ke arah Jeni dengan sorot matanya yang dalam, lalu bibirnya tertarik sinis. "Kau tunggu saja di luar!"
Deri meminta Jeni meninggalkan suasana yang tidak kondusif lagi.
"Hei, kau anak baru. Jaga tingkahku. Bagaimana kau berani mendahului senior. Kalian ini sedang di hukum!" Ujar si senior yang sejak awal sudah menyebalkan. Jeni jadi gugup dan takut. Tapi sekali lagi Deri mengayunkan kepalanya. Dia menyuruh Jani menunggu di luar. Tanpa ba bi Bu lagi, Jeni segera meninggalkan meja. Dia ragu untuk menoleh. Gadis itu melaju dengan wajah gugup.
Hanya satu meja dengan beberapa orang senior laki laki. Deri menatap wajah mereka satu persatu.
"Kakak senior, kalian hanya mau mengerjai kami. Tidak ada hukuman seperti ini dari kampus." Suaranya terdengar berat. Seorang menepuk pundaknya. Dia menarik senyuman kecil.