Sopir sudah membuka pintu untuk Meri. Tapi wanita itu menghentikan langkahnya. Dia kembali menatap wajah putranya di belakang sana. Meri melirik Via sekilas.
"Jangan pulang kalau kau tak bisa mengatur istri mu!" Ujarnya mengingatkan. Azka tak merespons. Meri kembali ke mobil. Masuk dan meminta sopir untuk cepat meninggalkan kawasan perkantoran yang di bangun putranya.
"Jalan pak!" Ujar Meri. Sopir langsung tancap gas.
"Ya ampun. Bagaimana Azka bisa menemukan wanita seperti itu? Dia bahkan berani melukai wanita lemah yang sedang hamil. Memikirkan nya saja membuatku bergidik ngeri.." lirih Meri tak habis pikir. Mungkin dugaan Meri tak sepenuhnya salah. Saat dia masuk ke ruang rawat tadi. Dia melihat bagaimana Via mencengkeram leher Jeni. Seperti akan mencekiknya sampai mati. Dia tak bisa membayangkan seandainya azka atau dia terlambat darimana tadi. Pastilah nama keluarganya akan muncul di berita.
