Rio hanya bisa mematung melihat perdebatan Dina dan Fika. keduanya terlihat semakin memanas. wajah marah Dina, dan ekspresi dominan Fika.
"Kau akan menyesal berurusan denganku!" hardik Fika tersenyum sinis.
Telunjuk Fika mengacung kasar di atas dada Dina. Gadis itu tersenyum sinis dan menyingkirkan telunjuk Fika.
"Sebelum kau katakan itu. Tanyakan pada sugar Daddy mu, dimana dia menyimpan rahasia keluarganya!" Suara Dina pelan tapi jelas berat.
Fika kehilangan kata kata. Dina mendorong punggung Fika dan membanting pintu. Dia menyandarkan punggung di balik pintu. Menghela nafas berat. Rio hanya bisa mematung dan tak mengucapkan satu patah katapun, dia menatap Dina dengan sorot bingung.
"Apa!" Ketus Dina mencoba menguasai emosinya.
"Apa kau baik baik saja?" Dina menggeleng
"Aktingmu sangat bagus, kau harusnya ikut audisi!" Puji Rio. Dina tak peduli dia menjatuhkan diri di sofa dengan menyeka pangkal rambut kasar.
"Itu bukan akting!" Gumamnya.
"Apa!" Tanya Rio tak paham
