POV FIKA
Tapi pada akhirnya aku juga tak sanggup melihatmu seperti ini, dinginnya tembok ini, yang cat nya mengecap di kaos mu. Aura wajahmu yang sangat lain. Dan semua jeruji kuat yang membatasi kebebasanmu, melenguh raga dan senyumanmu, sungguh aku tak sanggup melihat keadaanmu seperti ini. Pada akhirnya hati ini masih saja terenyuh. Masih juga merasa sedih, merasa cemas, khawatir.
" Reooo.... " panggilku serak. Suara ini seakan tertahan dan membuat sakit di tenggorokan. Memanggil namamu dengan pembatas ini membuat hatiku bergetar.
Entah antara berat memanggil namanya, aku melihat dia yang berdiri diantara cahaya temaram kamar sempit ini, atau suaraku sudah habis karena banyak nya air mata yang keluar. Sungguh aku tak sanggup berusaha kejam dan tega. Kelopak mata ini terus saja memanas