Ada apa dengan tatapan penuh intimidasi itu! Juwita bangun dari kursi. Dia membalas wajah marah putrinya.
"Ma! Jangan diam saja!" Gertak Ailee. Berani sekali dia. Siapa yang membesarkan selama ini! Wajah keras Ailee, tudingan tangannya. Dia sudah berani sejauh ini.
"Ma, jangan diam saja! Jawab ma!" Pinta Ailee sekali lagi.
"Kau tak bisa berkata seperti itu kepadaku Ailee!" Bisik Juwita menahan amarahnya.
"Kalau begitu jawab pertanyaan dasarku. Kenapa mama membenci Rio?" Kali ini ketakutan Ailee seakan dipaksa menyingkir. Dia membutuhkan kejujuran bibir Juwita, dia tak mau lagi ada kebohongan. Meski dengan berurai air mata.
"Sepertinya terlalu lama di luar membuat pikiranmu kian terbuka ya!" Sinis Juwita
"Siapa yang mengatakan itu semua. Ah apa kalian sudah sangat dekat!" Juwita masih terus berkata sinis dengan menaikkan alisnya. Wajahnya jelas sedang dipenuhi kedengkian.