Reo meninggalkan rumah sakit. Dia bisa terlihat tegar dan kejam. Tapi siapa yang tahu dalam hatinya. Terbesit rasa berdenyut sedikit nyeri di dadanya. Membuat langkah gontai menapaki ubin apartement. Reo lesu dan lemas. Dia tertawa sinis.
Dia memukul istrinya tanpa ampun. Istri yang berkhianat selalu terbayang di kepalanya. Tapi senyuman Bey tadi juga tak bisa lepas. Kenapa kau tersenyum padaku? kenapa kau masih menarik garis di bibir? Reo tak habis pikir.
Perlakuannya selama ini. Keputusannya yang sepihak. Bey bahkan tak pernah tahu apa yang dia lakukan di luar rumah. Reo menarik nafas berat. Sedikit terasa berat. Reo tak mampu menekan bel, dia bersandar pada pintu rumah Fika.