Chereads / cinta dan kebodohan / Chapter 16 - mana mungkin

Chapter 16 - mana mungkin

di rumah sakit people ayah toeng sedang dirawat oleh pemilik rumah sakit people yang tak lain adalah Ardi.

*sebelumnya saya mintak maaf kepada pak Ardi,kenapa pak Ardi sendiri yang turun tangan buat ngobatin luka saya yang ngak seberapa ini?

Ardi yang sedang membersihkan luka Dedi yang sedang tertidur miring menghentikan gerak tangan yang bergerak di atas luka Dedi,,,Ardi membuka sarung tangannya dan membenarkan kacamata yg sedikit miring.

*perkataan pak Dedi benar,,luka pak Dedi sebenarnya dokter lain pun bisa mengobatinya,,

cuman hari ini kami memiliki pasien yang cukup banyak dari pada biasanya,ditambah beberapa dokter mengambil cuti.

jadi dokter yang berjaga sedang sibuk menangani pasiennya masing-masing.

ada gerangan apa pak Dedi bertanya seperti itu?

*pak Ardi jangan salah sangka oleh pertanyaan saya,,saya hanya tak menyangka dokter terkenal di negeri ini turun tangan hanya untuk mengobati luka saya yang tak seberapa ini.

saya rasa luka ini perawat pun masih bisa menanganinya..

*sebenarnya ada apa dengan pak Dedi,,saya merasa aneh oleh perkataan pak Dedi.

*sebenarnya saya yang merasa aneh oleh kejadian ini.

wajah Ardi diselimuti kebingungan

*aneh bagaimana pak Dedi,saya tak mengerti apa yang pak Dedi katakan.

*begini pak Ardi

tiba-tiba saja Ardi memotong pembicaraan Ardi.

*bentar-bentar pak Dedi,,ini kenapa suasananya jadi tegang begini ya,,bagaimana klau kita bicarakan sambil ngeteh,,

*hmmmm baiklah

Ardi mengeluarkan handphone dari saku jas putih.

๐Ÿ“ฑ๐Ÿ“ฒ

๐Ÿ“žhalo ardi

๐Ÿ“žhalo Tugimin

๐Ÿ“žiya di,,ada apa di

๐Ÿ“žteh hitam kayu aro masih ada

๐Ÿ“žmasih di

๐Ÿ“žiya udah kamu bikinin itu buat 2orang dan sekalian sama makanan ringanya

๐Ÿ“žoke deh di

sambungan telpon telah terputus Ardi yang tadinya menelpon agak jauh dari Dedi pun melangkah mendekati Dedi

*sembari menunggu minum tiba,bagaimana kalau saya periksa kembali luka pak Dedi

*silakan pak Ardi

Ardi meraba-raba tubuh Dedi yang terluka sambil menekan-nekan luka Dedi.

*sepertinya tak ada luka yang serius,ini cuman menunggu hari saja agar pak Dedi bisa beraktifitas seperti biasanya.

tok...tok

terdengar suara ketukan pintu,Ardi menghentikan penjelasannya terhadap luka Dedi,wajah Ardi menoleh ke arah pintu yang terketuk.

masuk sahut Ardi,pintu pun terbuka terlihat seseorang kakek dengan rambut yg full white berpakaian rapi dengan stelan jas berwarna biru dan memegang beberapa kantong kresek.

*permisi ardiku yang handsome

ini pesanannya

*owh iya kamu letak aja di atas meja Thu min.

Ardi menujuk meja disebelah tempat tidur Dedi.

saat Tugimin meletakkan kantong kresek ke atas meja dia menoleh ke arah Dedi,

dengan senyum songongnya,, giginya yang ompong pun terlihat

*cie cie sakit pak

Dedi tersenyum kecil ,,iya pak

*syukur deh kalau bapak sakit

mendengar perkataan Tugimin dedi bicara di dalam hati

ini orang kenapa ya?

Ardi mendekati Tugimin dan menggenggam pergelangan tangan Tugimin seraya menuntun tubuh Tugimin ke arah pintu

*ngomong apa kamu ini Tugimin

dah dah kamu pergi dah.

tubuh tugimin pun sudah sampai di depan pintu,, Ardi pun mendorong tubuh Tugimin dengan pelan keluar pintu,saat tubuh Tugimin sudah di luar pintu, Ardi pun bergegas menutup pintu,saat pintu hendak tertutup rapat Tugimin pun mendorong pintu dan tampak kepala Tugimin dari balik pintu dengan matanya yang tertuju kearah Dedi yang sedang berbaring

*pak besok kalau sakit ke posyandu aja

ya.

*kok posyandu?

*soalnya ada bubur kacang ijo nya pak

hahahaha

Tugimin pun pergi meninggalkan Dedi dan Ardi dengan tawanya yang bergema di lorong rumah sakit.

melihat tingkah laku Tugimin dedi dan Ardi tersenyum-senyum.

*yang tadi itu siapa pak Ardi

*itu pelayan kantin

*hahahahahah

*kenapa pak dedi ketawa

*iya saya kira tadi manajer rumah sakit ini,soalnya pakaian rapi banget

*orangnya emang kayak githu selalu berpakaian rapi,kalau ngelihat pasien baru mulutnya ngak bisa direm..

pak Dedi jangan masuk'in hati ya omonganya

*ngak lah pak,malahan saya terhibur pak

Ardi menyiapkan teh dan makanan ke atas meja,setelah selesai menyiapkan teh Ardi berjalan kesudut ruangan kamar untuk menggambil sebuah kursi dan meletakkanya disebelah kasur Dedi.

*owh iya tadi mau ngomong apa pak

tangan Ardi memegang gelas

sedangkan Dedi beranjak duduk dari rebahanya.

*begini pak Ardi saya merasa aneh tentang kejadian yang menimpa saya

*aneh bagaimana ya pak Dedi?

*begini pak dedi!!!

pertama saya difitnah menggelapkan dana oleh temen saya lalu saya pun masuk kedalam penjara,,tapi belum sampai sehari saya sudah dibebaskan Tampa melalui jalur pengadilan,waktu saya dipenjara saya di introgasi dengan kekerasan akibat dari itu saya mendapatkan luka,tapi tiba-tiba saja saya dibawa ke rumah sakit pak Ardi.

*mmm menurut saya ngak ada yang aneh pak dedi.

*ngak aneh gimana,,ya anehlah.

waktu saya di kemiliteran saya dan pak Ardi cukup sering dipertemukan dulu.

*hmmm iyop lumayan sering,terus

*nah dari pertemuan kita itu saya tahu bahwa ngak sembarang orang bisa mendapatkan perawatan dari pak Ardi

*bentar bentar maksudnya pak Dedi apa,saya kurang paham

*begini pak Ardi,,saya dulu ingat betul dulu ada staf kepresidenan yang mengalami tumor ganas,dan dokter yang terkenal oleh keahlian medis yang bisa menangani adalah pak Ardi,tapi pak Ardi menolak buat merawatnya.

*pak Dedi jangan salah sangka dulu,waktu itu pasien buat saya operasi lumayan bnyak juga pak Dedi.

makanya saya tak menerima pasien lain

*maaf pak Ardi saya kurang tahu masalah itu.

*jadi sebenarnya apa inti dari cerita ini pak Dedi

*sebenarnya sebelum saya dibawa kerumah sakit ini saya berantem dengan anak saya,dan Mawardi mendengar percakapan saya dan anak saya,,terus Mawardi ngomong bahwa anak saya itu termasuk orang yang berpengaruh di negeri ini,saya ngak percaya dengan perkataan Mawardi lalu Mawardi bilang klau kamu ngak percaya coba aja bicara sama pak Ardi.

jadi intinya saya mau tau siapa anak saya dan apa yang sedang dikerjakannya akhir-akhir ini.

* owh begitu

siapa nama anak pak dedi,kalau boleh saya tahu.

mungkin saja saya mengenalnya.