Chereads / Cerita cinta anak Kuliah / Chapter 48 - This is endding?

Chapter 48 - This is endding?

Ciwi-ciwi bergegas ke Bandara, mereka naik taxi.

Sesampainnya disana... Mereka menunggu jam keberangkatan.

Tia :"rain, key, udah jangan nangis" menenangkan kedua sahabatnya itu,

Rain :"aku takut tia kalo bang refo kenapa-kenapa" mengusap air matanya

Key :"iya sama, aku juga takut, pikiran aku udah kemana-mana" meneteskan air mata

Tia :"girls, jangan ngomong gitu, kita harus berdoa buat refo, semoga dia gak kenapa napa"

Rain dan key mengangguk,

Beberapa menit berlalu, mereka masuk ke pesawat, dan menuju singapura.

***

Dirumah ryan,

Ryan menelpon Sekretarisnya,

Ryan :oiya tolong kamu batalin semua jadwal saya sm client,

Sekretaris : tapi pak, besok anda ada meeting penting pak,

Ryan : astaga, emang gak bisa diundur ya?

Sekretaris : tidak bisa pak, kalau dibatalkan bisa gawat pak perusahaan kita, soalnya itu client penting.

(Astaga, gimana ini) batin ryan,

Ryan :yasudah, nanti saya tlp lagi

Sekretaris : baik pak,

Tut.. Tut.. Tut..

Ryan mencoba menelpon arkas, namun ponsel arkas tidak aktif.

(Refo refo, siapa sih yang bikin ulah sama lo) batin ryan,

***

detik demi detik berlalu,

Waktu demi waktu terlewati..

Arkas sudah sampai disingapura, ia langsung menuju rumah sakit.

Di Rumah Sakit

Arkas :"Sorry, which patient is the refo?"

Nurse :"Refo utomo? From indonesian?"

Arkas mengangguk,

Nurse :"follow me, mr"

Arkas mengikuti nya,

Nurse :"This is the room" seraya menunjukkan ruangannya

Arkas :"thanks" masuk kedalam

Arkas :"astaga, fo" muka panik

***

Nurse :"im sorry doc, There is a brother in the refo room"

Doctor :"oh oke thanks" tersenyum

Doctor menuju ruangan refo.

***

Doctor :"Refo brother?"

Arkas menoleh, "Bang adit?" muka terkejut

Ternyata doctor yang menangani refo adalah saudara arkas dari Yogyakarta.

Doctor :"arkas? Ini temen kamu?" terkejut

Arkas :"iya bang, gimana keadaannya?"

Doctor menghela nafas "luka diperutnya cukup parah kas, kemarin kita udah jait lukanya, tapi dia belum sadar, polisi sini juga lagi cari siapa pelakunya"

Arkas :"tapi dia gak terinfeksi atau apa kan bang? Semoga cepet ditangkeppp tuh pelakunya"

Doctor :"enggak kok kas, kemarin juga udah kita bersihin lukanya, tapi... " menjelaskannya

Arkas :"apa??" terkejut

Bang adit mengusap bahu arkas "yang sabar ya kas, kita harus terus berdoa buat refo"

Arkas membendung air matanya "makasih ya bang"

Lalu, bang adit pergi untuk menangani pasien yang lain.

Arkas :"fo, kok jadi gini sih" menghela nafas,

Arkas menemani refo,

Ia mencoba menelpon ryan, tapi tidak bisa.

Terdengar suara pintu terbuka.

Arkas :"rain" terkejut

Rain :"kas, bang refo" menatap refo

Key :"refo" berlari dan langsung memeluk dada refo

Tia :"astaga refo" muka sedih

Rain :"kas, gimana keadaan bang refo?" muka khawatir

Arkas menatap wajah rain,

Rain :"kas" memegang tangan arkas

"Refo" tiba-tiba masuk

Tia :"ryan" terkejut

Ryan memeluk tia "syukurlah kamu udah disini, gimana keadaan refo?" menatap teman-temannya,

rain, key dan tia menatap arkas,

Key :"kas, dokter udah bilang ke kamu kan gimana keadaan refo?" mendekati arkas

Arkas menghela nafas "luka refo udah ditangani sama dokter, lukanya cukup parah"

Rain :"terus kas?"

Arkas :"tapi.. Dokter bilang, refo kehilangan banyak darah, dan kondisi refo semakin menurun, jadi .. ya kalian paham kan maksud aku apa?" membendung air matanya

Key :"ja.. jadi, refo belum tentu bisa sadar? Belum tentu bisa sembuh?" menatap arkas

Arkas mengangguk,

Key, rain dan tia meneteskan air matanya,

Ryan dan arkas membendung air mata mereka.

Rain :"bang..." memegang tangan refo

"Bang, ayo sembuh, rain sama temen-temen gamau liat abang kek gini" meneteskan air mata

Key :"iya fo, kamu pasti bisa lewatin semua ini, bangun fo" meneteskan air mata

Mereka sangat sedih mendengar kondisi refo saat itu.

Mereka mendoakan refo, agar ia bisa berkumpul bersama teman-temannya lagi,

tak lama kemudian, mama dan papa refo datang,

Rain :"ma, pa" menangis

Mereka memeluk rain.

Papa :"nak, terimakasih ya kalian sudah disini" menahan kesedihannya

Mereka mengangguk, beberapa jam berlalu, mama dan papa refo pamit untuk pergi, karena mereka harus kembali bekerja.

Mereka duduk di sofa ruangan refo.

Ryan :"kas, makasih ya udah beliin tiket buat tia, berapa jadinya?"

Arkas :"apa sih lu yan, lagi keadaan genting masih mau itung itungan, udahlah"

Ryan :"ya gue gak enak kas"

Arkas :"udahlah yan kek sama siapa aja, kok lu udah sampe sini sih?"

Ryan :"iya harusnya ada meeting sm client, tapi untungnya mau gua cancel, gue langsung terbang kesini"

Tia :"aku kira kamu gak bakal dateng"

Ryan :"aku pasti dateng kok, gimanapun juga refo udah gue anggep sodara gue" menatap refo

Mereka menghela nafas,

Arkas :"sayang, jangan sedih lagi ya, pokonya doain yang terbaik buat refo" mengusap air mata rain,

Rain memeluk arkas, "makasih ya kas"

Arkas mengusap rambut rain,

(Sebenernya aku juga sedih banget liat refo kek gini) batin arkas,

Ryan :"key, jangan nangis lagi"

Tia :"iya key, pasti refo sedih kalo liat kamu nangis gini" mendekati key yang duduk didekat refo

Arkas :"iya refo pasti sedih liat orang yang dia sayang nangis"

Key menghela nafas, ia mengusap air matanya "tapi siapa sih yang tega nglakuin ini ke refo?"

Arkas :"Aku juga gatau key, tapi polisi lagi cari tau siapa pelakunya"

Rain :"gue ga rela abang gue diginiin" nada marah

Arkas :"sayang, aku juga gaterima refo diginiin" mengusap rambut Rain

Ryan :"tapi refo tu gapunya masalah sama orang lain deh, kecuali sama trio kampret itu"

Tia :"tapikan gamungkin mereka yan"

Ryan menatap tia "iya juga"

Mereka masih bingung, siapa dalang dari semua ini.

Ryan :"oiya, ini aku udah pesenin hotel buat ciwi-ciwi tidur, kalau misal mau tidur sini gapapa, tapi barang-barang taruh hotel aja"

Mereka mengangguk.

Arkas :"disini gaada yang jual tikar atau apa gt, kan enak kalo tidur dibawah"

Ryan :"apa gue cariin dulu? Terus sekalian bawa barang-barang ke hotel?"

Arkas :"yaudah gapapa, nih pake mobil ini, tadi gua udah rental sayang kalo gadipake" memberikan kunci

Ryan :"yaudah, ciwi-ciwi ini barang-barangnya aku taruh hotel ya"

Tia :"aku ikut yan"

Ryan mengangguk "yaudah yuk"

Mereka :"makasih yan, tia"

Mereka membawa barang-barang ke mobil lalu, tia dan ryan pergi menuju hotel.

Arkas :''kalian tunggu sini ya, aku mau beliin makanan buat kalian"

Rain :"aku ikut kamu, biar key bisa berdua dulu sama bang refo" menatap refo

Key mengangguk,

Arkas :"yaudah ayo sayang" merangkul rain.

Rain dan arkas keluar ruangan.

Key memegang tangan refo,

Key :"fo, aku kangen banget sama kamu, kenapa kita ketemunya kek gini sih?"

Key sangat sedih melihat refo terbaring lemah.

***

Arkas :"sayang, mau makan apa?"

Rain hanya terdiam,

Arkas :"rain.. " menatap rain

Rain :"ha? Apa kas?"

Langkah arkas terhenti, ia menghadap kearah rain "kamu boleh kok nangis dibahu aku" menatap rain, rain langsung memeluk arkas, ia menangis,

Arkas menenangkan rain, ia sangat sedih karena ia harus melihat refo sakit dan melihat air mata rain terjatuh.

***

Tia :"yan, aku sedih liat refo sakit, liat key sama rain nangis" muka sedih

Ryan menghela nafas "sayang, pokoknya kita harus kuat, biar refo juga bisa kuat lawan rasa sakitnya, kalo kita sedih, pasti refo ikutan sedih" sesekali menoleh kearah tia

Tia mengangguk "iya yan.. Kamu bener"

Ryan mengusap rambut tia,

***

Diruangan refo,

Tiba-tiba ada yang masuk,

Key :"kamu siapa?" berdiri dan mendekati orang itu,

"Oh kamu calonnya refo?" menatap key dengan sinis

Key :"aku tanya kamu siapa?"

Tiba-tiba dia mendekati refo,

"Aku gamau liat kamu bahagia sama cewek lain fo" tiba-tiba ia mengeluarkan pisau,

Key terkejut, key langsung menendang orang itu, orang itu terjatuh,

Key mencoba mengambil pisaunya, "lepass" kata orang itu,

Key berteriak "help, helpp,"

"lo juga gak pantes buat refo" orang itu mendorong key, sehingga key jatuh dan kepalanya terkena meja, key tidak sadarkan diri,

Terdengar suara dari luar ruangan, orang itu bingung dan ia langsung berlari keluar,

Dokter masuk keruangan, ia terkejut karena key tidak sadar diri dan disana ada pisau.

Dokter segera menolong key,

Tak lama kemudian, key sadar, ia langsung menelpon rain untuk segera kembali, lalu ia juga menelpon tia.

Mereka bergegas kembali ke ruangan refo.

Polisi saat itu juga datang, karena dokter menelpon mereka.

Rain :"key, sebenernya apa yang terjadi??, kamu gak terluka kan?" khawatir

Key menggelengkan kepala "engga kok rain"

Polisi meminta ciri-ciri pelaku, key menjelaskannya,

Rain :"itu claudi, mantan bang refo"

Mereka terkejut,

Rain mengeluarkan ponselnya dan mencari foto claudi "ini bukan key?"

Key :"iya iya itu, itu orang nya"

Polisipun segera menangkap pelaku,

Rain dan tia memeluk key,

Ryan :"parah, kelakuaan mantan lu sama mantan refo sama, kek iblis kas" muka jengkel

Arkas :"ini jaman edan yan, kita harus full jagain refo" menghela nafas,

Ryan mengangguk "iya kas, parah parah"

Tiba-tiba, refo seperti sesak nafas.

Mereka semua panik, ryan segera menemui dokter.

Dokterpun datang, mereka harus menunggu di luar ruangan,

Perawatpun masuk dan membantu memeriksa refo.

Mereka semua sangat panik..

Key :''rain,itu refo... " panik

Rain :"key, jangan.. Jangan panik" mencoba tenang,

....

Dokterpun keluar,

Arkas :"bang adit, gimana keadaan refo?"

Ia menatap wajah arkas, ia menggelengkan kepala "kas, maaf kita gabisa nolong refo"

Mereka :"apa?" terkejut

Key :"gak.. Gakmungkin kan" berlari masuk keruangan refo,

Key mendekati refo, ia membuka selimut yang menutupi wajah refo, key menangis "enggak, gak mungkin, refo bangun.. Kamu gaboleh pergi" menggoyangkan tubuh refo

Rain, arkas, tia dan ryan masuk kedalam,

Rain mendekati refo "bang refo.. Kas ini gak mungkin kan?" menangis

Arkas meneteskan air matanya, ia tidak bisa berkata apa-apa,

Ryan :"sialan tuh orang! Gue gaterima refo meninggal garagara dia" meneteskan air mata,

Tia menangis,

Rain berbisik ke telinga refo "bang refo, bangun.. Rain sama key gabisa hidup tanpa bang refo, kita sayang sama bang refo, bang refo.. " menangis

Key :"fo, jangan tinggalin aku" menangis

Tiba-tiba..

Mata refo mengeluarkan air mata,

Mereka :"Refo????" terkejut

••Bersambung••