Chereads / Chaotic Wild Horse no Index / Chapter 215 - Chapter 207 - Akashi Kaoru

Chapter 215 - Chapter 207 - Akashi Kaoru

Satu hari sebelum Index dan juga Kaori pergi ke Italia Utara. Index mengalami kesulitan untuk mencari passport, Kartu identitas, dan juga beberapa hal penting lain yang harus ia bawa agar ia bisa keluar dari Jepang. Index benar-benar sudah merasa muak berada di Yuragi Sou, sebab bagi Index Yuragi Sou adalah sebuah penjara yang mengunci kebebasan yang selama ini ia miliki. Selama berada di Yuragi Sou setiap hari Index harus melayani para penghuni Yuragi Sou, dan juga harus melakukan banyak pekerjaan lain yang membuat dirinya merasa capek.

Index tidak suka merasa capek, ia cuma ingin makan dua puluh kali sehari, bersantai dan tidak melakukan apapun seperti sebelumnya. Ketika ia masih melakukan perjalanan bersama dengan Stiyl dan Kaori, dimana ia dimanjakan oleh Stiyl dan juga Kaori dan ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Tapi di Yuragi Sou ia tidak bisa melakukan hal-hal yang ia mau dengan seenaknya sebab Chitose dan Shizuka melarang dirinya untuk bermanja-manja.

Ditambah lagi yang membuat Index merasa kesal ialah ia jadi hanya bisa makan tiga kali dalam satu hari dan bukan dua puluh kali sehari seperti yang seharusnya. Bagi Index tidak bisa makan sebanyak biasanya adalah neraka yang sangat mengerikan. Tapi karena Index merasa takut kepada Chitose, ia tidak bisa membantah kata-kata dan perintah dari Chitose.

"Oii Index apa kau sama sekali belum menemukan passport dan kartu identitasmu?" Tanya Kaori yang saat ini merasa lelah melihat Index yang mengacak-acak kamar tempat mereka berdua tidur di Yuragi Sou.

"Belum! Aku sama sekali belum menemukan passportku! Dan Kaori sudah kubilang jangan panggil aku hanya dengan namaku saja! Panggil aku secara benar! Panggil aku Index-Sama atau Index-Ojou-Sama!" Jawab Index yang membentak Kaori dengan sangat keras.

Kaori yang merasa kesal dengan kelakukan Index, lalu memukul pantat Index untuk memberi Index hukuman karena ia terlalu manja. Dan setelah Kaori memukul pantat Index seratus kali, Index menangis di pojok ruangan karena ia merasa pantatnya perih. Dan Kaori lalu mencari passport dan kartu identitasnya Index hanya dalam waktu kurang dari semenit.

***

Touma berjalan sendirian di distrik tujuh dengan santai sambil menguap lebar tanpa mempedulikan apa yang ada di sekitar dirinya. Sebab saat ini ia hanya ingin berjalan-jalan untuk rileks dan melepas stress yang ia alami karena ulah dari Kakine. Tapi sebagai avatar dari kekacauan, masalah tidak akan berhenti mendekati Touma. Karena saat ini salah satu Esper level empat yang tergabung dengan kelompoknya Kakine menghadang jalannya Touma dan berusaha menghentikan Touma menggunakan Telekinesis.

Level empat Telekinesis bisa dibilang cukup kuat, tapi bagi Touma tekanan yang ia dapatkan karena telekinesis itu sama sekali tidak berefek apapun kepada tubuhnya. Sebab Touma langsung menetralkan efek dari telekinesis itu dengan menggunakan energi dari Imagine Breaker yang ia alirkan ke seluruh tubuhnya.

Akashi Kaoru, telekinesis esper level empat yang memiliki potensi untuk mencapai level lima. Salah satu anak buah dari Kakine, dibuat kesal luar biasa. Karena telekinesis miliknya sama sekali tidak berfungsi ketika ia mencoba untuk menggunakannya kepada Touma. Selama ini ia bisa mengalahkan semua Esper sombong yang selevel dengannya dengan mudah karena potensi dan daya hancur dari telekinesis yang ia miliki. Bahkan Esper level lima seperti Kakine pun mengakui potensi dari telekinesis milik Kaoru.

Tapi Touma yang Kaoru anggap hanya sebagai Esper level 0 tidak merasakan apa-apa ketika Kaoru menghantam Touma menggunakan kekuatan penuh dari telekinesis miliknya. Normalnya Touma akan hancur lebur tubuhnya.

"Tcch ada apa dengan lelaki itu! Kenapa seranganku sama sekali tidak berefek apapun kepada dirinya padahal seharusnya saat ini tubuhnya sudah gepeng," Kata Kaoru sambil menggigit kuku jari jempolnya. "Padahal menurut data yang kumiliki dia itu hanyalah Esper level 0 rendahan! Sebenarnya apa yang terjadi!"

"Apa yang terjadi? Kekuatan Esper apapun tidak akan ada efeknya untukku karena salah satu dari kekuatanku yang memiliki efek untuk menetralkan kekuatan Supranatural yang tidak alami seperti kekuatan Esper dan sihir," Kata Touma yang muncul di belakang Kaoru sambil memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. "Apa Kakine si nomor dua itu yang mengirimmu untuk membunuhku, Akashi Kaoru Gemstone Esper level empat dengan kekuatan Telekinesis?"

Kaoru Akashi dibuat terkejut dengan kemunculan Touma yang seharusnya berada di depan dirinya tapi sekarang tiba-tiba saja Touma sudah ada di belakang! Kaoru Akashi sama sekali tidak tahu bagaimana cara Touma bisa muncul di belakang dirinya tapi yang jelas Kaoru Akashi tahu kalau Touma bukanlah manusia biasa.

***

Kaoru tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama dua kali. Makanya saat ini ia tidak menggunakan telekinesis secara langsung kepada Touma, sebab ia yakin kalau serangan telekinesis langsung tidak akan mempan kepada Touma. Makanya Kaoru menggerakkan benda yang ada di sekitarnya lalu menerbangkannya ke arah Touma. Tapi Touma membakar semua benda itu dengan satu jentikan jari saja dari Flame Alchemy glove miliknya.

"Menggunakan telekinesis untuk menggerakkan benda di sekitarmu untuk menyerangku adalah ide yang bagus, tapi trik semacam itu tidak akan mempan untukku," Kata Touma yang terlihat bosan dan malas. "Sebaiknya kau kembali saja dan bilang kepada Kakine untuk tidak mengangguku lagi atau aku akan melenyapkan keberadaannya agar ia tidak bisa bangkit lagi untuk kedua kalinya"

"Arrgh sebenarnya kau ini siapa! Telekinesisku sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhmu! Dan kau bisa membakar semua benda yang kuterbangkan kepadamu! Sebenarnya seberapa banyak kekuatan yang kau miliki!" Teriak Kaoru yang dibuat kesal karena apapun yang ia lakukan tidak berguna di hadapan Touma. "Kalau telekinesisku dan semua benda yang kuterbangkan tidak berguna untuk membunuhmu, maka bagaimana kalau begini!"

Tanah di sekitar Touma tiba-tiba saja hancur dan sebuah lubang besar muncul dan menelan Touma. Dan tak lama kemudian tanah itu kembali seperti semula dan mengurung tubuh Touma.

"Kalau aku tidak bisa membunuhmu dengan telekinesismu! Maka aku bisa membunuhmu dengan banyak cara lain dan salah satunya adalah membuatmu mati kehabisan nafas dengan mengurungmu hidup-hidup di dalam beton padat!" Teriak Kaoru yang merasa kalau dirinya sudah menang melawan Touma.

"Kau tahu aku sama sekali tidak suka cara ketiga yang kau lakukan untuk membunuhku, meskipun caramu itu cukup kreatif tapi cara itu terlalu brutal untuk anak SMP seperti dirimu," Kata Touma yang menembus jalanan beton yang tadi mengurungnya seperti hantu. "Kalau saja aku tidak menggerakkan atom di jalanan beton ini menggunakan telekinesis mungkin aku akan terjebak selama beberapa menit di dalam jalanan beton itu sebelum aku bisa membebaskan diriku."

Melihat Touma menembus jalanan beton seperti hantu membuat wajah Kaoru memucat sambil berkata; "Ha-Hantu!"

Setelah berkata begitu Kaoru pun pingsan dengan mulut yang berbusa. Sebab ia baru saja melihat hal luar biasa yang dilakukan Touma yang ia salah artikan sebagai sesuatu yang berbau horor.

"Aaah dia pingsan deh," Kata Touma sambil menghela nafasnya. "Padahal aku sama sekali tidak berniat untuk membuat dirinya pingsan, padahal gadis ini adalah gadis yang sadis yang kejam. Tapi siapa yang menyangka kalau dia lemah terhadap hal yang berbau horor dan pingsan begitu saja. Sigh sudahla