Di dalam Katedral St. George di London, Gereja Puritan Inggris, Uskup Agung Laura Stuart, berdiri dengan santai sambil melihat laporan aktivitas dari anak buahn yang paling sering ia gunakan, Styl Magnus.
Styl Magnus mungkin cukup kuat untuk seorang penyihir api, tapi karena kesombongan dan kebodohannya. Setiap misi yang ia dapatkan dari Laura selalu berakhir dengan kegagalan apalagi jika ia mendapat misi di Jepang.
Laura menghela nafas, dia sangat benci, jika rencananya tidak berjalan sesuai rencananya. Dia mungkin terlihat seperti seorang biarawati yang sangat polos yang mengenakan jubah biarawati sederhana yang memiliki warna dasar putih bersih, dengan benang berwarna yang dapat dikenali seperti hitam, merah, hijau, ungu, emas dan perak yang dijalin menjadi gambar. Tapi pada kenyataannya Laura bukanlah biarawati biasa melainkan iblis berwujud manusia.
Saat ini, pakaiannya ditutupi dengan kain hias yang digunakan untuk pendeta tingkat tinggi. Pakaian formal yang dikenakannya saat sedang mengunjungi orang lain.
Biasanya dia tidak menggunakan pakaian tersebut, namun kali ini dia sengaja mengenakan pakaian yang menunjukkan kedudukan lebih rendah untuk menaikkan status tamu; Karena hari ini dia mengadakan pertemuan dengan salah satu orang yang paling dia benci. Sayangnya karena dia membutuhkan bantuan 'dia', Laura tidak punya pilihan lain kecuali meminta bantuan 'dia'.
Laura sedang melihat layar LCD di altar.
Pemasangan layar dan peralatan komunikasi yang sudah ada, telah dilakukan pada menit-menit terakhir oleh sebuah organisasi yang berbasis di Academy City yang memiliki rekanan di London.
Biasanya Stiyl yang melakukan pengaturan, tapi karena saat ini dia menghukumnya untuk melakukan beberapa pekerjaan untuknya, Stiyl tidak berada di Inggris sekarang.
[Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, kamu terlihat jelek seperti biasa, dasar iblis terkutuk yang menyamar sebagai biarawati yang sangat cantik dan polos. Kenapa kamu meneleponku di saat seperti ini!]
Suara Aleister Crowley terdengar dari layar. Suara laki-laki yang tadinya terdengar seperti suara laki-laki, perempuan, anak-anak, atau orang dewasa!
"Tolong jangan panggil aku iblis padahal aku sudah mengubah cara hidupku, dasar bajingan tanpa gender! Jika aku tidak memiliki hal yang memmbutuhkan bantuanmu tidak mungkin aku menghubungimu!"
Laura tidak pernah suka jika ada yang memanggilnya iblis. Iblis itu sudah menjadi masa lalunya saat ini dia adalah 'manusia' seorang warga negara yang baik yang tinggal di Inggris.
"Kamu sudah tahu masalah apa yang ingin aku bicarakan jadi aku tidak perlu memberikan ringkasannya kan!?"
[Ini tentang seseorang yang akan menginvasi Academy City kan? Dengan memanfaatkan banyak pengunjung yang akan datang untuk Festival Daihaseisai.]
Aleister tidak menyukai kenyataan tentang seorang penyihir yang akan menyerbu kotanya. Tapi karena posisinya sebagai Academy City Super Intendent, dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap penyerang tersebut. Selain itu karena kondisi tubuhnya, Aleister tidak bisa bergerak bebas kecuali untuk hal khusus.
"Dengan sistem keamanan yang kau miliki, kau tidak dapat mengidentifikasi penyusup dari pengunjung jadi tidak mungkin kau bisa melakukan pemeriksaan keamanan dengan lancar karena kalian harus mengakomodasi warga sipil biasa," Kata Laura sambil menghela nafas sekali lagi karena dia sama sekali tidak suka berbicara dengan Aleister.
"Para penyihir yang akan menginvasi kota terkutukmu mengambil kesempatan untuk menyerang wilayahmu menggunakan lubang di sistem keamanan kami. Menurut informan kami, ada dua orang yang akan menyerang kotamu, yang satu adalah anggota Gereja Katolik Roma, dan yang lainnya adalah pengantar barang yang dia sewa."
[Seorang pengantar barang, ya? Apakah pengantar barang itu juga berperan sebagai pengawal dan juga perusak?] Tanya Aleister.
"Nama transporternya adalah Oriana Thomson, dan yang mempekerjakannya adalah Lidvia Lorenzetti. Dan mereka berdua adalah dua penyusup yang akan menyerbu kotamu," Jawab Laura. "Salah satu dari mereka adalah anggota radikal dari gereja Katolik Roma sementara yang lain adalah pengantar barang yang sangat cakap dan memiliki sihir yang merepotkan."
***
Touma yang pagi itu sudah selesai jogging bersama Shizuka, sedang menguap di meja makan seperti biasanya. Sebagai orang yang sangat malas, hal yang sangat ingin dia lakukan saat ini adalah kembali ke kasurnya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Tapi bahkan orang malas seperti dia pun sadar jika dia mencoba tidur sekali lagi di kasurnya, itu hanya akan menambah masalah baginya.
Jadi dia melawan kemalasannya sebaik yang dia bisa, atau dia akan menyalakan api amarah pacarnya. Membuat Shizuka marah adalah sesuatu yang tidak ingin dia lakukan, Touma mungkin jauh lebih kuat dari Shizuka dalam hal kekuatan.
Tapi anehnya dia tidak bisa melukai Shizuka tidak peduli seberapa keras dia berusaha.
"Touma-san tolong makan sarapanmu dengan baik dan berhenti menguap saat kamu di meja makan!"
Shizuka akan selalu menegur Touma jika dia melakukan kesalahan, dan Touma merasa senang karena jika Shizuka menegurnya maka itu tandanya Shizuka menyayangi dan memperhatikannya.
"Oke oke, waktu tidurku kurang karena semua latihan yang kulakukan untuk persiapan Festival Daihaseisai. Jadi sikapku di meja makan agak buruk. Terima kasih sudah menegurku, Shizuka-san!"
Kata-kata touma membuat Shizuka tersipu malu, dan untungnya karena hanya ada mereka berdua di meja makan. Jadi tidak ada orang lain yang melihat wajahnya memerah, atau saat ini orang seperti Kirika atau Motoharu akan mencoba menggoda Shizuka.
"Tugasku sebagai pacarmu adalah memberikan perhatian ekstra padamu, Touma-san. Kamu mungkin seorang Esper kuat yang ahli hampir dalam segala hal, tapi masih banyak hal buruk yang kamu lakukan. Jadi, aku akan membantumu semampuku!"
Touma merasa sangat senang dia mempunyai pacar yang sangat baik seperti Shizuka. Dan tidak seperti Akane, Shizuka pandai dalam pekerjaan rumah tangga, menjahit, memasak, dan seni bela diri, Yamato Nadeshiko yang sempurna.
Sedangkan Akane, tunangan Touma saat masih menjadi Saotome Ranma buruk dalam pekerjaan rumah tangga, menjahit, dan sangat buruk dalam memasak meski Touma harus mengakui kemampuan bela diri Akane tidak buruk.
Bereinkarnasi di dunia yang sangat berbahaya sebagai karakter anime memang layak dilakukan karena akhirnya dia mendapatkan apa yang tidak bisa dia miliki dalam hidupnya sebagai Ranma..