Di saat yang bersamaan ketika Touma sedang mengobrol dengan Ukyo dan Kasumi.
Himeragi Yukina dan juga Kirasaka Sayaka, sama sekali tidak menyangka kalau setelah mereka berdua pergi menemani Dimitrie dan Sebastian pagi itu ke tempat yang cukup terkenal di pulau awan namun agak sepi. Mereka berdua diserang oleh Sebastian yang merupakan penyihir yang sangat kuat. Sementara Dimitrie pergi sendirian untuk menyerang Touma, sambil mengenakan gelang khusus yang bisa menekan kekuatan dari leluhur keempat.
"Urrgh, kita berdua benar-benar lengah Sayaka-Senpai," Kata Yukina yang saat ini sedang menopang tubuhnya menggunakan Sekkaro tombak miliknya sebab kakinya terluka akibat serangan dari Sebastian. "Aku sama sekali tidak menyangka kalau Sebastian Raphaelas bisa menyerang kita secara diam-diam bahkan sebelum kita sempat menyerang dirinya."
"Kita terlalu meremehkan vampire sialan itu, Yukina-chan," Kata Sayaka yang pakaian miliknya tersayat-sayat oleh serangan dari sihir anginnya Sebastian. "Kita lupa kalau dia adalah vampire yang sudah hidup selama ratusan tahun dan memiliki pengalaman bertarung yang sangat banyak. Di hadapan dirinya kita berdua bukanlah apa-apa."
"Apa kalian pikir aku tidak tahu mengenai Shikigami yang kalian pasang di kamar untuk memata-mataiku dan Dimitrie-Sama?" Tanya Sebastian yang saat ini sedang melayang di udara tanpa bergerak sama sekali. "Trik anak-anak seperti itu mungkin cukup untuk menipu Dimitrie-Sama yang merupakan vampire berumur puluhan tahun dengan mindset seperti anak berumur empat tahun, tapi tidak untukku sang Panzer Magier."
Sayaka dan Yukina menggertakkan gigi mereka, mereka berdua menyadari kalau kekuatan yang mereka miliki berada jauh di bawah Sebastian. Terbukti dari busur milik Sayaka yang patah dan ujung dari tombak milik Yukina yang hancur ketika mereka berdua berusaha untuk menghancurkan barrier yang melindungi tubuh Sebastian.
Senjata milik Sayaka dan Yukina seharusnya memiliki sifat anti sihir dan anti monster. Tapi anehnya barrier milik Sebastian sama sekali tidak bisa dihancurkan oleh senjata khusus yang mereka miliki.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di dekat hutan tempat Touma, Ukyo dan Kasumi sedang mengobrol.
Dimitrie Vatler bisa melacak keberadaan dari Touma berkat gelang khusus miliknya yang selain bisa menekan kekuatan dari leluhur keempat gelang berwarna perak dengan dekorasi kepala ular itu bisa melacak keberadaan leluhur keempat. Pada gelang itu terdapat batu merah untuk menekan kekuatan leluhur keempat dan batu biru yang bisa melacak keberadaan leluhur keempat.
Batu biru yang berfungsi untuk melacak leluhur keempat berkedip-kedip tanpa itu, dan itu menandakan kalau keberadaan dari leluhur keempat sudah berada sangat dekat dengan dirinya.
Dimitrie tersenyum, dia tahu kalau apa yang ia cari selama ini ada tidak jauh dari dirinya.
"Hmm, akhirnya apa yang seharusnya menjadi hakku bisa kudapatkan dan menjadi milikku," Kata Dimitrie dengan ekspresi wajah yang sangat menjijikkan. "Bersiaplah Kamijou Touma, aku dan kesembilan familiar milikku akan segera merebut leluhur keempat dari dalam tubuhmu!"
***
Di dalam hutan yang tidak jauh dari tempat Dimitrie berdiri, Touma bisa merasakan keberadaan dari Dimitrie yang dengan bodohnya tidak menutupi hawa keberadaannya sehingga bahkan Kasumi yang bisa dibilang tidak memiliki kemampuan beladiri yang tinggi bisa merasakan keberadaan dari Dimitrie.
"Uurgh aura tidak enak macam apa ini," Kata Kasumi yang merasa tidak nyaman dengan aura keberadaan dari Dimitrie. "Aura ini hampir menutupi seluruh hutan dan terasa sangat menjijikkan."
"Aura ini hampir mirip dengan aura milik Kunou," Kata Ukyo. "Tapi jauh lebih besar secara kuantitas dan juga lebih tidak mengenakkan."
"Aura keberadaan ini," Kata Touma dengan wajah yang terlihat serius. "Aura milik undead, kemungkinan besar vampire. Yang seharusnya tidak diizinkan untuk berada di pulau awan ini, apa yang vampire itu ingin lakukan di hutan ini?"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kasumi-san, Uu-chan, kalian berdua diamlah di tempat ini," Kata Touma sambil membuat barrier untuk melindungi Ukyo dan Kasumi dengan menggunakan Omnyou yang ia pelajari dari Hiko. "Aku harus menyelidiki, kenapa bisa ada vampire di hutan ini!"
Dengan menggunakan teleport yang ia tiru dari Kuroko, Touma lenyap dalam sekejap di hadapan Ukyo dan Kasumi meninggalkan mereka berdua di dalam barrier yang Touma yang yakini cukup kuat untuk melindungi mereka berdua.
"Aah, Ran-chan tunggu!" Teriak Ukyo yang ingin bertanya kepada Touma lebih lanjut mengenai keberadaan dari vampire yang ada di hutan itu. "Ah, dia sudah pergi deh."
"Yah, mungkin vampire yang ada di hutan ini sangat berbahaya makanya Ranma-kun langsung pergi tepat setelah ia membuat barrier untuk melindungi kita berdua," Kata Kasumi. "Dan ada kemungkinan ia pergi dengan cepat dan terburu-buru karena ia tidak ingin melibatkan kita berdua dalam bahaya, barrier yang ia buat ini adalah buktinya. Sifat baiknya Ranma-kun sama sekali tidak berubah meskipun saat ini dia sudah bukan Ranma-kun secara wajah dan tinggi badan."
"Sigh, apa boleh buat, deh," Kata Ukyo sambil menghela nafas. "Aku sebenarnya ingin bertanya lebih jauh soal vampire yang akan ia hadapi dan banyak hal mengenai dimensi ini, tapi karena saat ini ia pergi untuk melindungi kita berdua kurasa tidak ada salahnya untuk menunggu beberapa saat sampai dia kembali walaupun entah kenapa aku merasakan perasaan tidak enak, kalau dia tidak akan kembali sendirian."
"Akan sulit bagi Ranma-kun kalau dia harus menyembunyikan keberadaan kita di dimensi ini, Ukyo-san," Kata Kasumi. "Jadi pasti dia akan membawa orang lain untuk membantu kita beradaptasi dengan dunia baru yang akan menjadi tempat tinggal baru untuk kita berdua ini."
"Kasumi-san kau berkata seolah kau tidak ingin kembali ke dunia asal kita," Kata Ukyo yang dibuat kaget mendengar ucapan Kasumi. "Apakah ada sesuatu di dunia asal kita yang membuatmu tidak ingin kembali?"
"Di dunia asal kita, beban hidupku terlalu banyak Ukyo-san," Kata Kasumi dengan wajah yang terlihat sedih. "Semenjak kematian ibu, aku yang harus mengurus adik-adikku sementara ayah mabuk-mabukkan karena ia dirundung kesedihan, murid di dojo ayah jadi tidak ada sama sekali karena ia menolak untuk mengajar para muridnya itu. Meskipun ayah masih mendapatkan uang dari pekerjaan yang ia lakukan sebagai salah satu anggota dewan kota, tapi uang itu sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga Tendo.
Aku dan Nabiki harus mencari penghasilan tambahan agar kami bisa tetap makan. Ketika aku mau kuliah setelah aku mendapatkan beasiswa aku sama sekali tidak dapat pergi kuliah karena ayah tidak mau aku berada jauh dari rumah. Kehidupan percintaanku juga kacau karena dokter Tofu yang kusukai selalu bersikap aneh ketika aku berada di hadapannya.
Jadi Ukyo, kau tadi bilang kalau aku terdengar tidak mau kembali ke dunia asal kita bukan? Itu semua memang benar, karena di dunia asal kita yang menanti hanyalah penderitaan. Jadi kurasa di dunia yang baru ini aku bisa memiliki kehidupan baru yang jauh lebih baik."
Ucapan Kasumi membuat Ukyo sadar, kalau di dunia tempat mereka berasal kehidupan yang ia rasakan menjadi hampa semenjak Ranma meninggal. Ayahnya sudah meninggal setahun yang lalu dan keberadaan Konatsu sang crossdresser ninja yang menjadi pelayan di restoran miliknya sama sekali tidak dapat menggantikan keberadaan Ranma yang ia amat cintai. Ia merasa agak sedih karena ia harus meninggalkan restoran yang sudah susah payah ia dirikan, tapi selain karena restoran itu Ukyo sama sekali tidak merasakan kesedihan lain dari hal yang ada di dunia tempat ia berasal.