Chereads / Chaotic Wild Horse no Index / Chapter 96 - Chapter 88 - Arogansi

Chapter 96 - Chapter 88 - Arogansi

Dimitrie Vatler dan butler pribadinya Sebastian sudah berhasil melaksanakan rencana mereka, bahkan membawa alat khusus yang mereka kira bisa menahan kekuatan Touma. Dengan menggunakan lingkaran sihir teleportasi yang dibuat oleh Sebastian untuk memindahkan alat tersebut. Dan saat ini Dimitrie dan Sebastian sedang menunggu, mereka berdua sedang menunggu kedatangan Christop Gardos melalui lingkaran sihir yang sama.

Tugas Christop Gardos adalah untuk menyerang Hiko Seijuro menggunakan Nalakuvera. Sedangkan mereka berdua akan berhadapan dengan Touma yang adalah tujuan utama mereka untuk pergi ke pulau awan. Merebut kekuatan dari leluhur keempat yang merupakan vampire terkuat di kolong langit. Dimitrie sama sekali tidak mau peduli dengan apa yang terjadi dengan Chirstop Gardos ataupun the Zodiac yang memerintahkan Christop Gardos untuk menyerang pulau awan.

Karena tujuan utama dari dirinya adalah merebut kekuatan dari leluhur keempat agar ia bisa menguasai dunia, karena Dimitrie merasa sangat yakin kalau di dunia ini kekuatan dari leluhur keempat tidak akan bisa dikalahkan apapun yang terjadi.

Dan tepat di saat Dimitrie sedang berkhayal dimana ia akan menjadi vampire terkuat dan berkuasa sebagai penguasa dunia. Christop Gardos dan anak buahnya Christop yaitu Cammie muncul dari lingkaran sihir yang dibuat oleh Sebastian. Membuat Dimitrie yang sedang melamun menjadi amat terkejut dan terlepas dari lamunannya.

"Kau datang satu hari lebih cepat dari dugaanku, Christop Gardos," Kata Dimitrie yang merasa kesal karena lamunannya terganggu. "Padahal kukira, kau akan datang lusa."

"Semakin cepat aku datang, maka akan semakin cepat Hiko Seijuro XIII akan mati," Kata Christop yang memakai pakaian ala SWAT. "Dia adalah penghalang terbesar bagi bossku, Kagami-Sama dan juga para Demi-human untuk menjadi ras paling dominan di dunia ini. Jadi aku berencana untuk melakukan serangan kepada dirinya secara langsung besok dengan menggunakan Nalakuvera."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Nalakuvera? Tapi aku sama sekali tidak melihat senjata itu sama sekali? Bukankah kalau tidak salah Nalakuvera adalah senjata kuno yang berbentuk robot laba-laba? Tapi saat ini aku sama sekali tidak melihatnya?" Tanya Dimitrie yang dibuat bingung karena ia tidak menemukan Nalakuvera dimanapun. "Lagipula Nalakuvera adalah senjata kuno yang ukurannya cukup besar, jangan bilang kalau kalian sama sekali tidak membawanya sama sekali?"

"Aku dan anak buahku memiliki cara kami sendiri untuk membawa Nalakuvera ke pulau awan ini, kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mengetahuinya," Jawab Christop.

"Yah, kalau kau dan anak buahmu itu tidak mau memberitahu bagaimana caranya kau membawa Nalakuvera ke pulau awan aku tidak akan bertanya lagi. Yang penting kau dan anak buahmu itu tidak akan menggangguku ketika aku nanti menjalankan rencanaku," Kata Dimitrie sambil memanggil setengah bagian dari familiar yang ia miliki dari dalam bayangannya untuk mengintimidasi Christop dan Cammie. "Apa kalian berdua mengerti?"

Christop dan Cammie menelan ludah, mereka berdua bisa merasakan kalau saat ini Dimitrie mau. Sang vampire bangsawan bisa membunuh mereka berdua kalau mereka mau.

"Kami tidak akan menghalangimu untuk menangkap Kamijou Touma dan merebut kekuatan dari leluhur keempat dari dirinya," Kata Christop dengan keringat dingin yang mengalir di pipinya. "Kau harusnya berterima kasih kepada Kagami-Sama, karena beliaulah yang memberitahu dirimu. Mengenai kekuatan dari leluhur keempat yang ada pada Kamijou Touma."

"Ooh aku benar-benar berterima kasih kepada Kagami karena itu aku mengizinkan kalian berdua yang merupakan demi-human rendahan bekerja sama dengan diriku vampire kelas bangsawan tingkat tinggi. Yang secara derajat lebih tinggi dari mahluk apapun yang ada di dunia ini," Kata Dimitrie sambil membusungkan dadanya. "Karena kalau tidak mana mau aku bekerja sama dengan mahluk rendahan yang bau, menjijikkan dan tidak tahu diri untuk bekerja sama denganku."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ucapan dari Dimitrie yang sangat merendahkan dan menghina membuat Christop dan Cammie merasa sangat marah. Tapi mereka berdua memilih menahan amarah mereka, karena Christop dan Cammie tahu kalau mereka berdua tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan Dimitrie. Meskipun mereka berdua memiliki Nalakuvera, tapi saat ini mereka berdua belum bisa mengendalikan Nalakuvera karena program pengendalian Nalakuvera yang mereka kirimkan kepada Asagi sama sekali belum dikirim balik oleh Asagi. Jadi saat ini Nalakuvera masih disimpan di markas Black Death Emperor Front.

"Tcch meskipun aku tidak menyukai ucapanmu itu, Dimitrie Vatler, tapi karena kita berdua masih harus bekerja sama dan karena aku membutuhkan bantuan darimu. Aku tidak akan mempedulikan perkataanmu yang keluar dari mulutmu yang busuk itu," Kata Christop yang dalam sekejap mengganti pakaiannya ke setelan jas yang biasanya dipakai untuk acara resmi. Cammie juga merubah wujudnya ke wujud manusianya dan memakai seragam khusus dari pegawai di pulau awan. "Jadi sekarang aku dan Cammie akan pergi dari kamarmu yang bau dan pengap ini wahai tuan vampire kelas bangsawan yang menganggap dirinya dewa."

Cammie lalu membuka pintu kamarnya Dimitrie lalu keluar dari kamar itu bersama dengan Christop.

Untungnya di saat mereka berdua keluar dari kamar, Sayaka dan Yukina sedang pergi sebentar sehingga kedatangan mereka berdua tidak diketahui oleh Sayaka ataupun Yukina.

(Yang pastinya akan diketahui oleh Sayaka berkat shikigami yang ia pasang di dalam kamarnya Dimitrie. Tapi kita akan bahas hal itu nanti)

"Dimitrie-Sama mereka berdua jelas menghinamu tadi, tapi kenapa anda sama sekali tidak terlihat marah?" Tanya Sebastian.

"Untuk apa aku harus marah ketika yang aku dengar di telingaku hanyalah gonggongan dari anjing kampung," Jawab Dimitrie dengan santai. "Aku sama sekali tidak mau merendahkan diriku untuk marah kepada pecundang rendahan seperti Christop Gardos."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di dalam villa pribadi milik Hiko, di malam hari. Suasana di dalam villa masih terasa tegang, karena Shiina yang masih keras kepala dan tidak mau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh Yukiko kepadanya. Karena itu Shizuka, Kotori dan juga Touma memutuskan untuk menginap di hotel yang ada di kaki bukit dimana villa Hiko berdiri karena mereka bertiga merasa terganggu dengan suasana tegang yang ada di villanya Hiko.

Lalu di dalam hotel yang merupakan replika sempurna dari Yuragi Sou.

"Ya, ampun, kalau nenek Yukiko dan juga ibu masih juga belum berbaikan, kita bertiga harus terus tinggal di penginapan ala Jepang yang merupakan tiruan sempurna dari Yuragi Sou ini," Kata Touma yang kesal karena baru saja ia berubah menjadi wanita dan kembali lagi jadi pria karena mendadak kutukan jusenkyo tiba-tiba aktif. "Sigh, dendam ibu kepada nenek Yukiko terlalu besar dan dalam, sampai-sampai ibu lebih memilih mati bunuh diri daripada memaafkan kesalahan dari nenek Yukiko."

"Kita harus memikirkan cara untuk membuat nenek Yukiko dan ibu berbaikan," Kata Kotori yang sedang mengusap kepalanya yang basah karena ia baru saja selesai mandi. "Karena kalau tidak kita tidak akan punya kesempatan untuk mengelilingi villanya kakek, kalau aku harus disuruh menginap di hotel yang merupakan replika sempurna dari Yuragi Sou, itu akan sangat membosankan. Karena aku sudah tahu hafal isi dari Yuragi Sou."

"Tapi mendamaikan mereka berdua akan sangat sulit, lho. Mengingat Shiina-san adalah seseorang yang sangat keras kepala dan sulit untuk mengubah pendiriannya," Kata Shizuka yang saat ini melakukan hal yang sama dengan Kotori. "Tampaknya kita bertiga harus mengambil jalan yang extreme untuk membuat Shiina-san mau memaafkan Yukiko-san."