Di dalam kantor pribadi milik Hiko yang berada di dalam villa miliknya.
"Hiko-Sama, Dimitrie Vatler beserta dengan butlernya dan juga dua orang pengawalnya yang berasal dari Organisasi Raja Singa meminta izin kepada kita untuk masuk ke pulau awan. Apakah anda akan membiarkan mereka masuk, atau anda akan menolak mereka seperti biasa. Karena saat ini Dimitrie Vatler membawa pengawal dari pihak ketiga sebagai jaminan kalau ia tidak akan melakukan apapun yang mencurigakan."
Hiko Seijuro XIII, menghela nafasnya dalam-dalam, ketika ia mendengar dari ajudannya, kalau vampire kelas bangsawan dari hidden empire ingin masuk ke pulau pribadi miliknya. Hiko tidak pernah menyukai keberadaan dari vampire, terutama vampire yang berasal dari hidden empire. Yang sebagian besar adalah mahluk berdarah dingin yang murni jahat dan hanya peduli dengan diri mereka sendiri.
Dan saat ini salah satu vampire kelas bangsawan yang ada di blacklistnya, Dimitrie Vatler ingin memasuki pulaunya. Dalam keadaan normal, Hiko akan memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengusir Dimitrie Vatler. Tapi karena Dimitrie datang dengan membawa pihak ketiga untuk mengawasi dirinya agar tidak berbuat macam-macam, Hiko sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah Dimitrie untuk memasuki pulau awan.
Karena Dimitrie sudah memenuhi syarat yang ia buat agar mahluk undead seperti Dimitrie, bisa memasuki pulau awan.
"Sigh, biarkan saja dia masuk, tapi lakukan pengawasan yang super ketat terhadap dirinya," Kata Hiko dengan wajah yang terlihat kesal. "Dan jangan biarkan undead sialan itu untuk mendekati cucuku! Karena aku tahu kalau dia sangat ingin mendapatkan kekuatan dari Prigominetor keempat yang berada di dalam cucuku!"
"Aku akan melaksanakan perintah anda dengan segera, Hiko-Sama."
Setelah melihat ajudannya pergi, Hiko sekali lagi menghela nafasnya dalam-dalam. Yang ia inginkan hanyalah liburan yang menyenangkan selama seminggu bersama seluruh anggota keluarganya dengan damai. Tapi ketika ia baru tiba di pulau sudah ada dua masalah yang muncul, dan sekarang bertambah satu masalah baru lagi. Dan karena semua masalah itu, Hiko mengucapkan kalimat favorit yang ia wariskan kepada Touma sambil me:
"Arrrgh! Benar-benar sial!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Setelah obrolan tidak penting mengenai morphing, bersama dengan Shizuka, Shoukuhou dan Ayu. Touma memutuskan untuk pergi mengelilingi pulau milik kakeknya bersama dengan Shizuka. Karena Shokuhou dan juga Ayu belum melakukan check in sama sekali ke kamar hotel yang sudah mereka pesan. Touma dan Shizuka sama sekali tidak perlu melakukan check in atau apapun, karena mereka berdua tinggal di villanya Hiko dan semua barang yang mereka bawa dari Kota Akademi sudah dibawa oleh pegawainya Hiko.
Touma dan Shizuka berjalan bersamaan secara perlahan, karena mereka berdua ingin menikmati pemandangan indah yang ada di pulau itu. Mereka menghindari kota kecil yang ada di dekat pantai, karena Touma merasakan perasaan yang tidak enak kalau masalah akan muncul jika dia dan Shizuka pergi ke tempat itu. Begitu juga dengan desa kecil yang berada di kaki bukit tempat villa kakeknya berada. Touma merasakan perasaan tidak enak yang sama di villa itu.
"Berada di pulau dengan udara yang terasa jauh lebih bersih dari udara yang ada di Kota Akademi yang memiliki sistem pembersih udara terbaik di dunia benar-benar sesuatu yang sulit dipercaya," Kata Shizuka sambil menggandeng lengan Touma. "Dan bisa menggandeng lenganmu seperti ini tanpa adanya gangguan dari siapapun. Adalah sesuatu yang sangat menyenangkan."
"Menyenangkan, ya?" Kata Touma sambil tersenyum karena ia melihat wajah Shizuka yang terlihat bahagia. "Karena saat ini, kau bisa memilikiku seorang diri, tanpa adanya Shokuhou ataupun Ayu yang biasanya mengganggumu. Di saat kau ingin bermesraan denganku bukan, Shizuka-san?"
"Uggh, apa boleh buat bukan?" Kata Shizuka dengan wajah yang memerah. "Kau adalah seorang lelaki yang penuh pesona dan bisa membuat banyak wanita menyukaimu bahkan tanpa perlu melakukan apapun, Touma-san. Dan aku, Ayu-san dan Shokuhou-san adalah contoh wanita yang tidak memiliki pilihan kecuali untuk jatuh cinta kepada dirimu."
"Dan Shizuka-san saat ini hanya perasaan kalian bertigalah yang kuanggap serius, makanya aku sama sekali tidak merasa keberatan kita bermesraan seperti sekarang ini," Kata Touma sambil tertawa geli melihat reaksi dari Shizuka. "Poligami dilegalkan di Jepang karena tingkat kelahiran yang sangat rendah, makanya aku tidak akan mendapatkan masalah meskipun menikahi kalian bertiga sekalipun."
"Kau bahkan baru memiliki satu pacar resmi yaitu aku, tapi kau sudah membicarakan poligami seperti itu," Kata Shizuka dengan wajah yang terlihat agak marah. "Kau benar-benar mesum! Touma-san! Hmmph!"
"Maafkah aku Shizuka-san, kalau aku membuatmu marah," Kata Touma yang merasa sedikit bersalah karena sudah membuat Shizuka marah. "Aku yang salah karena sudah mengucapkan hal yang sama sekali tidak penting seperti itu. Soal hubungan kita ini apa kau masih mau merahasiakannya dari Ayu dan Shokuhou atau kau nanti mau memberitahukannya kepada mereka berdua?"
"Untuk saat ini lebih baik kalau kita merahasiakan hubungan kita sebagai sepasang kekasih," Kata Shizuka. "Karena aku masih ingin menikmati, menjadi satu-satunya pacarmu Touma-san."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Asagi Aiba merasa terkejut tepat setelah ia melihat isi dari program terenskripsi yang dikirim kepadanya oleh seseorang yang misterius. Karena isi dari program itu adalah sesuatu yang sangat maju bahkan melampaui teknologi yang ada di Kota Akademi.
Asagi mungkin bukanlah seorang ahli senjata, tapi dia adalah seorang technopath dan juga seseorang dengan otak jenius. Bukanlah hal yang sulit bagi Asagi untuk bisa memahami apa isi dan fungsi dari program yang terenkripsi itu.
Asagi tidak tahu siapa yang mengirimkan program terenskripsi itu kepada dirinya. Tapi ia tahu kalau ia mengirimkan balik program yang kuncinya sudah ia buka itu, maka akan ada masalah besar yang akan terjadi. Karena Asagi yakin seratus persen kalau si pengirim program pasti ingin menggunakan program itu untuk sesuatu yang buruk.
Dan tidak mungkin Asagi akan membiarkan hal semacam itu terjadi. Tidak dalam pengawasannya. Makanya saat ini Asagi sibuk untuk membuat program palsu berdasarkan program pengendalian senjata yang kode kuncinya baru saja ia pecahkan.
Membuat program palsu berdasarkan program komputer yang sangat maju bukanlah hal yang mudah, bahkan untuk seorang jenius seperti dirinya. Karena bahkan dengan semua kepandaian dan semua pengetahuan dan juga dengan technopaty yang ia miliki, Asagi hanya bisa mengerti sepuluh persen dari isi program itu.
Tapi sepuluh persen adalah angka yang cukup bagi Asagi untuk membuat program palsu yang ia butuhkan untuk menipu si pengirim program.
Asagi tidak ingin membantu pembunuh, makanya meskipun ia harus mengalami sedikit kesusahan sekalipun karena ia harus membuat program yang baru. Asagi tidak peduli, karena yang penting baginya ialah ia bisa menggagalkan rencana dari orang jahat yang mengirimkan program pengendalian senjata itu kepada dirinya.
***
"Sebastian, apakah Hiko Seijuro sudah mengizinkan kita untuk menjejakkan kaki kita ke pulau awan?" Tanya Dimitrie yang merasa penasaran dengan hasil negosiasi antara butlernya dengan salah satu anak buahnya Hiko.
"Semua masalah sudah beres, Dimitrie-Sama," Jawab Sebastian. "Memang ada banyak sekali masalah di waktu negosiasi, tapi akhirnya kita diizinkan untuk memasuki pulau."
"Baguslah kalau kita sudah bisa memasuki pulau," Kata Dimitrie dengan senyuman jahat di wajahnya. "Cepat kau hubungi Christop, karena aku ingin dia segera tiba di pulau awan secepat mungkin."
"Akan segera saya laksanakan, Dimitrie-Sama."