Kuroko merasa sangat kecewa ketika ia melihat Mikoto pergi begitu saja meninggalkan dirinya di Asrama Tokiwadai. Kuroko merasa kalau Mikoto sudah mengkhianati dirinya agar ia bisa bersama dengan Touma. Karena Kuroko tahu mengenai perasaan yang dimiliki oleh Mikoto terhadap Touma, sebab Mikoto selalu membicarakan soal kekalahannya melawan Touma dan kelak ia akan mengalahkan Touma setiap kali ia memiliki kesempatan. Dan ia selalu membicarakan semua hal itu dengan penuh semangat, ditambah lagi setiap kali Kuroko menanyakan kepada Mikoto apakah ia memiliki perasaan kepada Touma atau tidak.
Mikoto selalu menyangkalnya dengan tegas dengan wajah yang memerah. Sebagai seseorang yang sangat mengenali Mikoto, Kuroko tahu mengenai sifat tsunderenya Mikoto. Dan ia sadar betul ketika Mikoto menyangkal kalau ia menyangkal perasaannya terhadap Touma itu berarti sebenarnya Mikoto sangat amat menyukai Touma.
Kuroko tidak tahu kenapa Mikoto bisa jatuh cinta kepada Touma, tapi yang jelas keberadaan Touma adalah sesuatu yang tidak bisa ia terima saat ini. Karena Touma sudah merebut cinta dari orang yang sangat ia sukai.
Tapi Kuroko sendiri menyadari kalau ia mencoba melakukan sesuatu yang sangat buruk kepada Touma maka ia akan mendapatkan masalah, karena Touma adalah kakak lelaki dari atasannya yang sangat menakutkan di Judgement, Kotori.
Meskipun mereka berdua sama-sama Esper Level Empat, level penguasaan kekuatan dan daya hancur dari kekuatan Esper milik Kotori berada di Level yang jauh berbeda dari dirinya. Jadi mustahil bagi Kuroko untuk bisa menang melawan Kotori apapun yang terjadi.
Ditambah lagi, ketika ia dulu melakukan sparring melawan Touma di salah satu tempat pelatihan fisik untuk para Judgement. Touma mengalahkan Kuroko dengan sangat mudah hanya dengan ilmu beladiri yang ia miliki tanpa menggunakan kekuatan Esper sama sekali. Sampai-sampai Kuroko sempat menganggap kalau mustahil bagi Touma kalau dia adalah seorang Esper Level 0.
Jadi Kuroko memutuskan kalau ia harus mencoba mencari cara lain untuk menjauhkan Touma dari Mikoto, karena kekerasan bukanlah solusi yang baik untuk mencapai hal yang yang ia inginkan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di dalam taksi yang membawa Mikoto menuju ke Yuragi Sou. Mikoto merasa amat lega, karena akhirnya ia bisa pergi dari Asrama Tokiwadai dan pergi menuju ke tempat tinggalnya yang baru dimana ia bisa mendapatkan kebebasan lebih daripada ketika ia tinggal di Asrama Tokiwadai yang memiliki aturan yang sangat ketat.
Ia bukannya tidak suka tinggal di Asrama Tokiwadai, tapi aturan-aturan yang ada di Asrama Tokiwadai membuat dirinya mengalami banyak kesulitan ditambah lagi selama ia tinggal di Asrama Tokiwadai ia harus menjaga reputasinya sebagai Esper Level Lima. Dan semua hal itu membuat Mikoto merasa amat stress dan tidak bisa santai sama sekali.
Ketika Mikoto sibuk berpikir apa saja yang akan ia lakukan setelah ia tiba di Yuragi Sou. Ia sama sekali tidak menyadari kalau taksi yang ia tumpangi saat ini tidak membawanya ke arah Yuragi Sou, melainkan ke tempat lain dimana ada seseorang yang sudah menunggu Mikoto yaitu sang Esper Level Lima nomor satu, Accelerator.
***
Karena Accelerator merasa sudah sangat tidak sabar harus menunggu Misaka 10032 untuk keluar dari Yuragi Sou. Accelerator memutuskan kalau jalan terbaik bagi dirinya untuk mencapai Level Enam ialah dengan cara membunuh langsung Mikoto.
Sehingga ia tidak perlu lagi membuang waktunya untuk menunggu Misaka 10032 keluar dari Yuragi Sou. Sebuah tempat yang merupakan neraka bagi dirinya.
Tapi tentu saja Accelerator tidak bisa begitu saja membunuh Mikoto. Karena kalau ia melakukan hal itu ia akan mendapatkan masalah yang bahkan tidak dapat ia atasi meskipun ia adalah Esper terkuat di Kota Akademi sekalipun.
Untungnya Accelerator mendapatkan informasi kalau Mikoto akan pindah dari Asrama Tokiwadai ke tempat tinggal baru dengan cara meretas sistem telepon dan internet yang ada di Asrama Tokiwadai. Accelerator dengan segera memanfaatkan informasi yang ia dapatkan ini untuk keuntungannya sendiri. Ia menyuap supir taksi yang dipanggil oleh Mikoto agar supir taksi itu membawa Mikoto ke tempat dimana ia akan mengeksekusi Mikoto dengan kedua tangannya sendiri.
Tentu saja Accelerator tidak lupa menghack semua cctv yang ada di sekitar Tokiwadai dan juga yang ada di dalam Asrama Tokiwadai sehingga tidak ada yang bisa melacak dimana Mikoto berada ketika ia membunuhnya nanti.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Hei pak supir kenapa kau membawaku ke tempat sepi ini!" Teriak Mikoto yang baru menyadari kalau supir taksi itu tidak membawanya ke Yuragi Sou seperti yang ia suruh, melainkan ke tempat lain dimana tidak apa-apa selain besi tua dan jalur kereta api yang sudah tidak digunakan.
"Maaf nona, tapi aku dibayar oleh seseorang untuk menbawamu ke tempat ini," Kata si supir taksi yang dengan gerakan yang sangat cepat keluar dari dalam taksinya. "Dan apapun yang terjadi padamu selanjutnya bukanlah urusanku, karena saat ini aku sudah memiliki banyak uang untuk hidup senang seumur hidupku sampai aku mati."
Supir taksi itu berlari dengan sangat kencang meninggalkan taksinya ke arah dimana tadi ia membawa Mikoto ke tempat itu lalu ia pun menghilang dari pandangannya Mikoto yang saat ini merasa geram dengan si supir taksi.
Ketika Mikoto hendak keluar dari taksi itu, tiba-tiba saja pintu taksi itu dibuka paksa dari luar sampai-sampai pintu itu menjadi bengkok dan lepas dari engselnya.
Dan keringat dingin Mikoto mengalir dengan sangat deras ketika ia melihat siapa yang membuka pintu taksi itu. Karena orang yang membuka pintu itu adalah seseorang yang jauh lebih kuat dari dirinya dan memiliki kekuatan Esper yang sangat mengerikan. Seseorang yang sangat tidak ingin ia temui, sang Esper Level Lima nomor satu Accelerator.
"Yo, nomor tiga, apa kau sudah siap untuk mati di hadapanku!" Kata Accelerator dengan senyuman yang sangat mengerikan. "Agar aku bisa mencapai Level enam sesegera dan secepat mungkin dengan menjadikanmu sebagai pengorbanan yang diperlukan agar aku bisa menjadi lebih kuat lagi!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Hmm ini benar-benar aneh," Kata Kotori sambil memakan roti dengan selai kacang yang disiapkan oleh Chitose sebagai sarapan. "Seharusnya Mikoto-san sudah tiba sedari tadi, karena jarak dari Asrama Tokiwadai ke Yuragi Sou tidaklah sejauh itu. Dan hanya membutuhkan waktu sepuluh menit dengan menggunakan taksi."
"Apa ia mendapatkan sedikit masalah dalam perjalanannya ke Yuragi Sou," Kata Shizuka yang duduk di sebelah Kotori dengan seragam sekolah yang sudah ia pakai lengkap dengan celemek kesayangannya yang ia kenakan karena tadi ia membantu Chitose dalam membuat sarapan. "Tapi aku yakin kalau ia bisa mengatasi masalah apapun yang akan datang kepada dirinya mengingat di Kota Akademi ini ia adalah salah satu Esper paling kuat."
"Mikoto-Chii kuat sekali, sih," Kata Kirika yang mulutnya penuh dengan makanan. "Tapi tidak sekuat Touma-chii sih, yang adalah monster dalam artian sebenarnya. Mengingat semua skill dan kekuatan yang ia miliki sangatlah banyak, sampai ke level dimana tidak ada di satu orang Esper pun di Kota Akademi ini bisa mengalahkan Touma-chii."
"Aku mendapatkan firasat nggak enak, kalau saat ini Mikoto-san sedang mendapatkan masalah yang tidak dapat ia atasi," Kata Kotori dengan wajah yang terlihat kuatir. "Kurasa sekali lagi aku harus meminta bantuan dari Onii-chan untuk mencari dimana keberadaan Mikoto-san."