terbangun dari tidurnya Rendra melihat sekitar kamarnya lalu dia keluar menuju dapur melihat sekitarnya sekali lagi , dia merasa ada yang agak aneh dengan apartemennya karena tidak biasanya bangunan yang ditempatinya terasa sepi .
dia sendiri tidak mengetahui kenapa dia merasakan hal seperti ini tapi yang pasti dia merasakan adanya perubahan dengan suasana sekitar apartemen miliknya , karena biasanya setiap pagi akan banyak sekali kegiatan yang sangat berisik di sekitar bangunan yang ditempatinya.
Rendra menyimpulkan kalau ada hal yang tidak beres dengan bangunan yang ditempatinya , bisa saja ada penjahat yang menyelinap ke bangunan ini .
dengan tekad yang kuat dia berjalan dengan mengendap-endap, Rendra mendengar ada suara aneh di belakang pintu apartemennya yang berjarak 20 meter dari dapurnya , Rendra dengan sigap mengambil pisau pajangan yang ada di dapurnya .
setelah suara itu menghilang Rendra berjalan menuju ke arah pintu apartemennya , dengan tangan yang gemetar Rendra membuka perlahan pintu apartemennya , saat pintunya terbuka Rendra melihat pemandangan yang bisa dikatakan sebagai 'neraka' , dengan lorong penuh darah yang masih bisa tercium bau amis yang menyeruak menusuk indra penciumannya membuat Rendra merasa mual dan memuntahkan cairan asam lambungnya.
"apa-apaan ini , apakah ada teroris yang menempati bangunan ini? , apakah para polisi dan tentara tidak bisa menangani mereka?" kata Rendra yang masih merasakan mual tanpa menjatuhkan pisau yang dibawanya.
**Ting*
*Tank*
*Teng**
dengan tiga suara benturan yang keras membuat Rendra sadar , dia mendengar ada banyak sekali suara kaki yang berlarian menuju ke arahnya dan Rendra merunduk untuk mengambil pisau yang dijatuhkan olehnya , tapi Rendra tidak menyadari kalau pisau tadi mengeluarkan cahaya saat menyentuh darah yang ada dilantai.
dengan pikiran yang bercampur aduk Rendra memilih untuk masuk kedalam apartemen miliknya dan mengunci pintunya berharap orang atau sesuatu yang datang ke arahnya tidak menyadari kalau dia ada di dalam apartemennya.
suara itu semakin dekat tiap detiknya , Rendra yang mengetahui kalau hidupnya bisa hilang kapan saja, Rendra berjalan kedalam kamarnya berniat untuk bersembunyi di sana.
dia tahu kalau itu sebenarnya tidak berguna karena sekalinya mereka masuk kedalam apartemen miliknya , maka hidupnya berakhir dalam hitungan menit bahkan detik , dia tidak tahu apakah semua pembunuhan itu disebabkan oleh teroris atau hal lainnya.
saat Rendra sampai di kamarnya dia membuka jendelanya dengan maksud membuat tempat melarikan diri jika dia sudah tidak memiliki jalan keluar lagi, tapi begitu kagetnya dia saat melihat keadaan sekitar .
banyak sekali bangunan dan kendaraan yang hancur , banyak sekali orang yang berjalan aneh , dia tidak bisa mengetahui apakah mereka itu masih manusia atau tidak karena dia sekarang ada di lantai 7 .
**Duak!*
*Duak!*
*Duak*!*
Rendra tersadar dari lamunannya , dia secara refleks melihat kearah pintu kamarnya yang sekarang berguna sebagai pertahanan terakhirnya , dengan badan yang gemetar Rendra mengencangkan pegangannya pada pisau miliknya .
walaupun Rendra tahu kalau pisau yang dipegangnya hanya bisa melindunginya sementara dan masih banyak senjata lainnya entah kenapa dia merasa aman dengan pisau yang dipegang olehnya.
karena pisau yang dipegangnya adalah pisau peninggalan kakeknya , kakeknya sendiri adalah seorang penjelajah yang sangat suka berpetualang di alam liar bahkan ke tempat yang bisa dibilang tidak masuk akal .
**kreak*
*kreak*
*bang*!*
dengan tekad yang bulat Rendra menggenggam pisaunya , menghiraukan ketakutannya Rendra mulai memasang ekspresi serius walaupun terlihat pucat, dia tahu kalau pintu apartemennya sudah rusak dan makhluk itu sudah ada di dalam apartemen miliknya.
Rendra mengintip dari balik lubang kunci , dia bisa melihat setidaknya beberapa makhluk itu , dengan ekspresi yang yang kaget Rendra secara refleks mundur beberapa langkah kebelakang.
'itu…makhluk itu , tidak mungkin . apakah hal ini bisa menjadi kenyataan? tidak mungkin… makhluk itu adalah zombie , aku…. apa yang harus aku lakukan?' ucap Rendra dalam hati , dia tidak ingin para zombie itu mengetahui keberadaannya.
*Raaaa*
salah satu zombie berteriak dan berlari menuju ke arah kamar Rendra , Rendra yang mendengar suara itu merasa hidupnya sedang ada di ujung tanduk , kesalahan kecil bisa merenggut nyawanya.
tiba-tiba saja dia mengingatkan perkataan kakeknya ,"seorang petualangan tidak akan pernah gentar walaupun ada malaikat maut didepan mata" , membulatkan tekadnya kembali Rendra mengingat masa lalu yang dialami olehnya, "kuda-kudamu kurang kuat , pegang senjata mu dalam posisi bertahan , bulatkan tekad ,dan jangan pernah gentar!" perkataan kakeknya selalu membekas dalam ingatannya.
walaupun kejadian itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu saat Rendra masih berumur 15 tahun , Rendra masih bisa mengingatnya dengan jelas , cara kakeknya melatihnya menggunakan pisau untuk bertarung , hanya kekurangannya sekarang adalah daya tahan tubuh karena sekali saja dia tergigit oleh zombie maka tamatlah riwayatnya , dan Rendra mengetahui kalau sekali saja dia tergigit tidak bisa terjamin kalau dia akan selamat.
dia banyak melihatnya di TV , film dan game , membuatnya tahu beberapa kelemahan para zombie itu , tapi permasalahannya adalah apakah zombie ini memiliki kekuatan dan kelemahan yang sama? , rendra tidak mengetahuinya.
**Drak!*
*kreek*
*Dak*!*
pertahanan terakhirnya telah ditembus dan para zombie itu berhasil masuk ke dalam kamar Rendra yang ukurannya bisa dibilang luas yaitu 7x6 Meter , Rendra menatap zombie didepannya dengan serius . melihat Rendra para zombie yang berhasil menghancurkan pintu kamarnya tadi sontak menjadi agresif dan berlari kearah Rendra.
dengan pengalamannya dalam memegang pisau , Rendra langsung masuk kedalam mode bertahan , menghindari serangan dari beberapa Zombie Rendra mengganti kuda-kuda menjadi menyerang .
dia mencoba menyerang kepala salah satu Zombie yang ada di depan matanya , dengan cepat kepala zombie itu jatuh kelantai menodai lantai kamar yang bersih, para Zombie yang jumlahnya mencapai 7 orang telah berkurang satu.
Rendra segera mengganti kuda-kudanya ke mode bertahan , kembali menghindari serangan zombie sampai dia menyadari kalau ada zombie yang berhasil melukainya menggunakan kuku yang tajam.
hal ini membuat Rendra kaget , apakah mereka sudah melakukan evolusi? sejak kapan? mungkinkah aku tertidur berhari-hari? . Rendra hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya , dia sendiri takut jika para zombie ini berevolusi menjadi seperti Hunter di Resident evil .
menghembuskan nafas panjang , Rendra memfokuskan perhatiannya kepada zombie yang sudah berevolusi. dengan gerakan yang lihai dia menebas tangan zombie itu tetapi baru saja pisaunya menebas tangan zombie itu Rendra merasa seperti ada yang menarik tubuhnya .
disitulah dia sadar kalau dia masih harus melawan 6 Zombie secara bersamaan , dan hasilnya adalah salah satu zombie berhasil menggigit bahu Rendra .
"Arggh ,sialan kau para zombie makan ini!!"dengan teriakan penuh rasa sakit Rendra menusukan pisaunya ke zombie yang menggigitnya.
"hah…hah….hah…hah…. kenapa zombie ini berevolusi dengan sangat cepat? , jika aku bisa kembali ke masa lalu , aku ingin belajar ilmu beladiri dengan kakek , sialan sekarang aku menyesalinya . aku hanya tahu gerakannya tapi tidak memiliki pengalaman dalam bertarung bahkan membunuh" kata Rendra dengan muka yang pucat dan mengeluarkan keringat dingin.
dengan senyum masam , Rendra menyerang salah satu zombie yang mendekatinya , dia tidak bisa menganggap remeh mereka lagi karena satu kesalahan saja dia bisa dimangsa .
dengan tangan yang memegang pisau Rendra menusukan pisaunya ke tenggorokan Zombie itu dan memutar pisaunya mendekatkan diri dan memperdalam tusukannya sampai ke otak.
.....